🌹Tiga Puluh Satu🌹

15.5K 1.3K 66
                                    

Hallo selamat pagiii....

Yuks langsung baca aja. Eeitts tapi jangan lupa pencet bintangnya dulu yaahh🤗🤗

Sakti terpaksa pulang bersama Eca tanpa Alea. Istrinya itu harus melanjutkan perjalananan tour nya bersama rekan kerja yang lain.

Sakti harus berdebat panjang dulu bersama istrinya dan membiarkan sang istri tidak pulang bersamanya. Bahkan, Sakti sudah menawarkan akan mengganti rugi jika Alea mau pulang. Namun, Alea bersikeras tidak mau.

Sakti dengan keterpaksaan mengizinkan istrinya. Mau bagaimana lagi. Alea sangat keras kepala. Dirinya juga tidak mau kalah.

Masih ingat di pikiran Sakti percakapan mereka semalam.

"Abang, ayolah jangan gini ah." Alea kembali membujuk Sakti yang sedang merajuk.

Sakti menyilangkan tangan di dada dan duduk di sofa dengan menyilangkan kedua kakinya. Dengan pose begini saja sudah membuat Alea hilang fokus karena tertarik memperhatikan Sakti. Ingin rasanya Alea kembali bermanja kepada sang suami. Namun, ia harus menyelesaikan masalah ini dulu.

" Pulang sama Abang ke jakarta!"

Alea mendesah. Alea kemudian duduk di samping Sakti. Alea memberanikan diri. Semoga saja Sakti luluh dan tidak memaksa nya lagi.

" Abang kan Alea udah jelasin. Alea terikat kontrak Abang! Nggak bisa mangkir gitu aja. Alea harus profesional dong."

" Biar Abang ganti kerugian nya." Sakti masih keukeh. Begitupun dengan Alea.

" Bukan masalah ganti rugi dan semacamnya. Ini masalah keprofesionalan kerja. Kalau Alea nggak menghadiri acara ini, orang-orang akan bilang kalau Alea nggak profesional. Abang ngertiin dong!"

Sakti mendelik. Alea mengatup bibirnya.

" Jadi kamu lebih mentingin pekerjaan itu dari pada Abang sma Eca?" Nada suara Sakti mulai menajam.

" Abang kenapa sih, hm?" Alea memegang tangan Sakti lembut. Kalau Sakti keras, Alea akan melembut. Jika mereka sama-sama keras. Alea takut jatuhnya mereka akan berantem dan masalah tidak akan selesai.

" Alea bukan mentingan kerja. Kalau bisa milih sekarang. Alea lebih memilih ikut sama Abang dan Eca. Jujur aja, dalam hati Alea yang terdalam. Alea mau menghabiskan waktu sama Abang dan Eca dalam jangka waktu yang lama. Alea mau Abang sama Eca buat Alea saja. Tapi itu tidak mungkin kan?" Alea berucap lirih sambil menampilkan senyum seolah ia tidak apa-apa.

Sakti terdiam mendengar ucapan sarat luka istrinya.

" Maafkan Abang sayang," bisik Sakti balik menggenggam tangan Alea.

" Nggak papa. Alea udah biasa. Jadi, Abang izinkan ya?" Alea kembali membahas topik di awal. Ia tidak akan membiarkan mereka berlarut-larut sedih memikirkan kehidupan ini. Biarlah seperti ini. Alea sudah bahagia walau hanya sementara.

Sakti memberikan tatapan bersalahnya kemudian kembali mendesah tidak menjawab.

" Coba jelaskan Abang kenapa ngotot pengen kita pulang bersama?"

Sakti menatap mata Alea.

" Abang nggak suka kamu dekat-dekat sama lelaki itu," jawab Sakti cepat. Saking cepatnya Alea harus mencerna ucapan Sakti barusan.

" Maksudnya gimana? Nggak ngerti atuh. Laki-laki? Laki-laki yang mana?" Alea seolah berpikir.

" Nggak usah pura-pura nggak tahu," sahut Sakti kesal dan ketus.

Alea benar-benar tidak mengerti.

" Memang nggak tahu, Abang. Siapa sih?"

" Itu yang menari sama kamu di acara kamu itu. Abang ngga suka!!! Abang marah ya kalau ingat itu lagi." Wajah Sakti memerah menahan emosinya. Giginya bergemeletuk.

Alea kicep cukup takut dengan perubahan Sakti. Alea bisa merasakan kalau suasana juga mulai berubah. Untung Eca sudah tidur karena kelelahan bermain seharian ini.

" Maksud Abang Ares?" tanya Alea hati-hati. Sakti diam dan memalingkan mukanya.

" Abang jawab dong!" Sakti malah mendengus. Urat-urat lehernya masih tegang. Ia berusaha agar tidak kelepasan.

" Jangan lupa kamu juga tidak mengindahkan peringatanku. Aku pernah bilang kan kalau aku tidak suka melihat kamu memakai baju terbuka seperti itu. Atau jangan-jangan kamu memang sengaja memamerkan body mu sama penonton di luar sana?"

Deg

Dada Alea perih seketika mendengar tuduha Sakti. Memang ia salah. Sakti memang pernah mengingatkannya. Tapi, percayalah kala Alea benar-benar lupa kemaren itu.

Sakti tersenyum miring melihat keterdiaman Alea. Sakti merasa dada nya panas.

Sakti hendak bangkit namun kalah cepat dengan gerakan spontan Alea. Sakti mematung ketika Alea tiba-tiba sudah duduk di pangkuannya.

Alea menangis. Ia mengalungkan tangannya ke leher Sakti. Alea terisak. Bukan panas yang sakti rasakan . Namun Sakti ikut merasa sedih melihat dan mendengar tangisan Alea.

" Maaf..., Hiks..., Maaf Abang."

Alea menyembunyikan wajah basahnya di dada Sakti.

Sakti menarik nafas dan mengeluarkanya pelan. Sakti mengelus rambut Alea dengan sayang. Kemarahannya hilang tidak berbekas.

" Jangan nangis. Abang nggak suka!" ucap Sakti lembut. Sakti meletakkan pipinya di atas kepala Alea. Sesekali di kecup nya kepala sang istri.

" Maaf Abang. Alea waktu itu lupa dengan peringatan Abang. Alea menurut saja ketika di suruh pakai itu."

Sakti mengangguk.

"Mas Ares itu bukan siapa-siapa Alea Abang." Alea mendongak kemudian mensejajarkan wajah mereka. Sakti menghapus air mata Alea.

" Ares itu senior Alea waktu di awal masuk dunia entertain. Alea udah anggap Mas Ares sebagai kakak Alea sendiri, begitu pun dengan dia. Kita nggak ada hubungan apa-apa, Abang. Murni sebatas rekan kerja."

Telinga Sakti gatal mendengar panggilan untuk Ares-Ares itu.

" Nggak usah panggil Mas."

Alea melongo.

Apakah suaminya sedang cemburu berat?

Alea tersenyum bahagia dalam hati.

" Kan Mas Ares memang lebih tua dari Alea. Wajar kan dipanggil Mas."

Sakti mendengus. Jelas sekali ia tidak suka.

" Alea suka Abang cemburu. Itu tandanya Abang menyayangi Alea kan?"

Sakti tidak menjawab. Alea gemas dibuatnya.

" Jadi, Alea dapat izin kan Sayang?" tanya Alea lembut dan merubah panggilannya.

Sakti menatap tajam Alea.

" Ulangi lagi!"

" Apanya?" Alea tersenyum menggoda

" Panggilannya!"

" Yang mana?"

" Alea," geram Sakti. Alea tertawa.

" Iya Abang Sayang!" jawab Alea nurut.

" Awas kamu ya, mulai nakal." Alea tertawa. Sakti mulai menjahili Alea yang berujung percintaan semalam suntuk. Dimana Alea harus melayani Sakti sampai subuh jika ingin dapat izin dari suaminya. Namun, dibalik itu Alea sangat senang hati melakukannya. Karena sebenarnya ia juga mau.

Tbc!

31/05/21

Ahhh kann, Sakti cemburuu jugaaa. But lemah banget sih iman sakti

Di goda dikit aja, langsung goyahh tuhh.

Wkwkwkwk🤣🤣

Baper nggak sihhh???

Pasti baper dong

Ayok VOTE DAN KOMENTAR YANG BANYAK.

INGETTTINNN UP DOUBLE NANTI SORE YAAAHHH.

🤣🤣🤣

Istri KeduaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang