🌹 Dua Puluh Tiga 🌹

14.9K 1.1K 51
                                    

Pencet bintangnya sebekum baca ya gengss...

"Ratu,"

Alea berbalik melihat siapa yang memanggil nya. Alea tersenyum.

" Mas Ares? Mak? Kok kalian berdua---,"

Alea tidak sempat melanjutkan ucapan saat tiba-tiba Renggas memotong ucapannya.

" Nggak sengaja ketemu di depan."

Alea memicing mata melihat pasangan di depannya. Renggas tampak gugup sedangkan Ares nampak biasa saja dan tenang.

" Janjian juga nggak masalah, kok." sahut Alea menggoda. Ares terkekeh. Renggas memutar bola matanya jengah.

" Lo baru nyampe juga?" Renggas yang bertanya. Alea mengangguk.

Alea menatap Ares.

" Kita hari ini ada seleksi ya, Mas?"

" Iyaa betul. Dua minggu ke depan kita akan tour ke luar kota untuk penyeleksian ini." Alea terkejut. Alea menatap Renggas menuntut penjelasan.

Ares mengangkat alisnya menyadari situasi di antara mereka.

" Gue lupa ngasih tahu lo kemaren. Jadwalnya baru kemaren keluar." Jawab Renggas cengengesan.

" Kok lo bisa lupa sih, Mak?" Alea geregetan sekali. Renggas mengangkat alisnya bingung.

" Emang kenapa? Lo juga nggak ada jadwal apapun buat dua minggu ke depan. Kok nggak terima gitu, sih?" Renggas bingung menatap Alea.

Alea gugup kemudian berusaha santai.

" Sok tahu lo. Mana tahu gue mau pergi liburan atau gue udah punya rencana kemana gitu," jawab Alea cepat.

"Nggak percaya gue." Cibir Renggas. Alea mendesah pelan tidak bisa berkata lagi.

Ares mengacak rambut Alea.

" Udahh. Jangan ngomong di sini. Kita ke ruang make up . Udah di tungguin!"

Alea mengangguk kemudian berjalan beriringan menuju ruang make up.

***

Sarah memasuki hotel dengan siang hari begini dengan seorang laki-laki. Mereka jalan saling berangkulan dan tampak mesra. Mereka menganggap kalau dunia ini hanya milik mereka berdua. Mereka tidak sadar kalau ada seseorang yang membidikkan kamera ke arah mereka berdua.

Sarah dan laki-laki itu memasuki kamar yang sudah mereka pesan. Sarah langsung duduk di pangkuan sang lelaki ketika sudah berada di sofa yang tersedia dalam kamar hotel.

" Sabar dong sayang," ujar lelaki itu sembari terkekeh melihat keagresifan Sarah.

" Aku mau ngomong penting." Sarah menatap serius.

" Oke. Mau ngomong apa?"

Laki-laki itu memainkan rambut Sarah dan menghirupnya dengan rakus.

" Aku mau kamu cari tahu siapa istri kedua Sakti. Kalau perlu kamu cari orang suruhan sekalian." ucap Sarah menggebu-gebu.

" Oo ow santai Sayang. Kenapa kamu ingin mencari tahu istri kedua suamimu itu?" tanya lelaki itu selengekan.

" Karena aku berpikir kalau Sakti sudah mulai sering bertemu dengan perempuan itu. Sakti berubah. Dan itu nggak boleh di biarkan." Jelas Sarah kesal.

Lelaki itu mendesah pelan. Kemudian menatap Sarah dengan tatapan lembut.

" Aku udah sering minta kamu buat pisah sama suamimu kan? Aku mau kita nggak perlu sembunyi-sembunyi gini lagi."

" Aku nggak bisa."

Lelaki itu menggeram kesal. Ia sudah menahan-nahan marah setiap mereka membahas ini. Sarah selalu saja menolak dirinya.

" Aku bisa biayain kamu sayang. Uangku banyak. Kamu mau apa, mau kemana. Kamu bebas. Kita bisa pergi sama-sama. Janga lupakan kalau aku ini juga orang kaya," desis Lelaki itu marah.

Sarah mengerjap. Ia kembali membuat sang kekasih yang sudah menemani hari nya selama dua tahun ini kesal dan marah. Sarah mengusap dada laki-laki itu berniat meredakan amarahnya.

" Aku nggak tahu. Aku cuma merasa aku nggak bisa pisah sama Sakti, Ben."

Ben. Nama lelaki itu. Ben memalingkan wajahnya. Ben benar-benar merasa harga dirinya di pertaruhkan disini.

" Jadi mau sampai kapan kita seperti ini. Aku nggak bisa jika harus begini terus. Aku nggak mau kalau kekasih ku masih jadi istri orang."

Sarah terdiam. Sarah memeluk leher Ben. Sarah menempelkan badan mereka.

" Sayang," panggil Sarah lembut dan menggoda. Ben mendesah keras. Ia tidak bisa marah lama-lama kalau Sarah sudah begini. Ben tidak kuat melihat mata Sarah berkaca-kaca. Ben  diam. Emosi masih berkecamuk di hati dan pikiranya.

" Oke. Aku akan bantu dan cari siapa perempuan itu."

Sarah tersenyum mendengar perkataan kekasihnya. Sarah memang sudah yakin kalau Ben tidak akan bisa menolak permintaannya.

Sarah meraba dada Ben dengan nada menggoda.

" Makasih Sayang," ujar Sarah mendesah. Ben memejamkan matanya saat bibir Sarah meniup telinga nya. Ben menggeram.

" Kamu benar-benar nakal," desis Ben.

Ben menyerang bibir Sarah debgan brutal. Sarah tersenyum. Bibir keduanya saling bertautan menyecap rasa masing-masing. Sarah tak mau kalah ia membalas tak kalah panas dan bergairahnya.

Tangan Ben sudah merayap kemana-mana pakaian mereka sudah berhamburan di lantai. Ben menggendong tubuh Sarah dan melemparkan nya ke atas ranjang

Sarah terpekik kemudian kembali menggoda Ben dengan mengangkang lebar. Mata Ben sudah berkabut. Tanpa aba-aba Ben menerjang tubuh Sarah. Mereka bergumul dan memadu gairah di atas ranjang. Mereka tidak menyadari kalau perbuatan yang mereka lakukan sudah salah. Namun, apa mau dikata. Gairah dan nafsu mengambil alih pikiran dan tubuh mereka berdua.

Tbc!

25/05/21

Hayok siapa yang tidak menyangka kalau Sarah akan seberani ini gaes??

Dua tahun. Lama juga ya Sakti di selingkuhin. Wkwkwk

Ngakak kakci gaes.. . Kasihan Sakti.

Voteee dan komentarr beribuu gaesss!!!

Istri KeduaWhere stories live. Discover now