BAGIAN DUA PULUH EMPAT

5.3K 437 26
                                    

HAPPY READING


"Naya" Teriak Bima memasuki rumah.

Naya yang mendengar teriakan Ayah-nya takut. Ya dia takut kejadian semalam terulang, padahal itu bukan salah nya tapi mau bagaimana lagi.

"Sini kamu" Teriak Bima dari lantai bawah.

Naya membuka pintu kamar nya dan berlari menuruni anak tangga satu persatu.

"Ada apa Yah?" Tanya Naya deg deg an karena melihat wajah Bima yang memerah.

Bruk

Bima mendorong tubuh Naya membuatnya terjatuh di lantai.

"Awhhh" Ringis Naya.

"Apa salah Nisa hah?! Kenapa kamu tega melakukan kekerasan sama dia! Dasar anak sialan!" Bentak Bima dan menendang tubuh kecil Naya.

Bugh

Bugh

"Ampun Yah" Mohon Naya pada Bima.

Memohon ampun agar tidak ditendang oleh Ayah kandungnya sendiri.

"Sa sakit yah hiks, naya mohon hiks hiks" Isak nya memohon ampun.

Bima sudah kalang kabut memukul mukul Naya tanpa rasa kasihan sedikit pun.

"Gara gara kamu Nisa sakit!" Bentak Bima membuat Naya menangis.

"Benar kata istri saya dan anak-anak saya! Kamu ini Anak sialan! Pembunuh!" Bentak Bima lagi.

Naya hanya diam dan menangis sambil memeluk tubuhnya sendiri. Seandainya dia bisa memilih, dia tidak ingin di lahirkan di dunia ini.

Dibenci oleh keluarga nya sendiri. Di pukul, di caci maki, makanan sehari hari Naya.

"Ayah" Isak Naya kecil sambil sesegukan

Plak

"Jangan panggil saya Ayah! Saya bukan Ayah kamu!" Sentak Bima setelah menampar Naya.

"Jauh jauh kamu dari saya! Jangan perlihatkan wajahmu didepan saya!" Usir Bima.

Naya bangkit kemudian berjalan dengan pelan menuju kamarnya, dengan air mata yang bercucuran.

Semuanya sakit.

"Hiks kenapa sih hidup gue begini Tuhan" Isak Naya menangis dengan sangat kuat didalam kamarnya.

***

"Kamu ga papa kan?" Tanya Ayu khawatir melihat kondisi Nisa.

Nisa tersenyum manis dan memeluk Ayu.

"Nisa ga papa kok Ndaa, malahan Nisa berterima kasih karena Bunda dan Ayah datangnya cepat. Coba kalo lama palingan Nisa udah di bunuh oleh Naya" Jawabnya dengan nada yang di buat buat.

Ayu memeluk kemudian mengecup kening Nisa berkali kali.

"Hei gak boleh ngomong gitu nak, Bunda sama Ayah gamau kehilangan kamu. Kalo kehilangan Anak sialan itu ga papa! Bunda malah bersyukur dan membuat syukuran" Ketus Ayu menggepalkan kedua tangannya. Pulang dari rumah sakit dia bakalan memberikan pelajaran ke anak sialan itu

KANAYA [TAMAT]Where stories live. Discover now