XXXIII

53 7 6
                                    

Davina berjalan beriringan dengan hakan . suasana menjadi sunyi sepi antara mereka . Davina masih memikirkan kata hakan mengenai diagnosis diri nya dengan penyakit cinta. dirinya merasakan tidak yakin dengan kata kata hakan . sejak bila putra raja tuh jadi doktor sambilan cinta pon dia tak tahu menahu.

" kau " Davina dan hakan berkata serentak.

"kau cakap dulu" sekali lagi mereka berkata serentak .

"Bwahahahaahah. " hakan bantai gelak kemudian begitu jugak dengan Davina . mereka tertawa riang. dalam pada mereka tak sedar aiden yang dari jalan yang bertentangan menangkap teletah mereka berdua .

" kau dah kenapa? hahah tak leh terima diagnosis aku sampai cakap pon tak terurus? hahaha" kata hakan.

" tak lah. aku rasa macam kekok sangat bila senyap tapi ada betul juga aku masih fikir pasal tuh . macam tak percaya aku ada perasaan macam tuh dengan aiden. " kata Davina.

" kau mesti percaya , sebab aku selalu nampak riaksi aiden pada kau. kalau kau tengok hubungan korang dari perspektif orang ketiga macam aku nih mesti kau percaya punya . risau tak bertempat, marah tak tentu pasal kesian pakcik yang bawak kereta kuda harituh kena marah dengan aiden siap tambah pakej ugutan tahu tak. kecut jiwa pakcik tuh dengan perangai boyfriend kau tuh" kata hakan sambil tersenyum senyum.

aiden yang tadi berjalan sambil tersenyum, terhenti di arah bertentangan hanya melihat mereka berdua bersembang. dan senyuman di bibir tiba tiba melurut jatuh dan hilang.

dia tersentak pabila mendengar ketawa meletus diantara mereka. walaupun ianya hanyalah ketawa tapi sesuatu dalam jiwanya seperti terbakar? dan dia terasa geram apabila hakan mampu buat Davina ketawa sebegitu riang.

'bila fikir balik, aku tak pernah buat dia ketawa sampai macam tuh . rasanya aku tak pernah buat dia ketawa. yang selalu aku buat hanya sindir dia dan aku cari gaduh. ' bisik hati aiden.

" eiihh ! tak lawaklah !" kata Davina dan tangan nya diangkat ke atas sedia untuk memukul hakan yang bengek tuh . tapi hakan sempat mengelak.

" hakan ! sini kau! merepek je!" kata davina lalu dia mengejar hakan yang terus menerus mengelak serangan balas darinya.

" heh... nak serang aku? hahaha.... alah ngaku jelah. tak payah dalih dalih lagi lah yang terhormat oiii" kata hakan sambil berlari mengelakkan diri dan mentertawakan davina yang susah payah mengejarnya denga dress labuhnya itu.

" jangan sakat aku lah!" marah davina lagi.

gedebuk!

hakan yang berlari tidak melihat hadapan akhirnya melanggar tiang istana yang berwarna putih itu. davina apalagi? bantai gelak lah dia.

" bwahahahahaha . padan muka . hahah karma phuahahah " kata davina dan dia ketawa besar.

" sakit tahu tak, rasa macam dahi aku benjol je. " kata hakan sambil mengosok dahinya.

" alah sian tapi padan muka! hahahaha tak pelah pergi rawat dahi kau. aku tak pe sensorang pergi dewan makan. " kata davina.

" bagus pon sensorang nanti kau jumpa aiden je.. tak akan aku nak ikut , buat rosak mood romatik je." kata hakan perlahan .

" kau kata apa? tak dengar lah" kata davina.

"ha? tak de pape . pergilah " kata hakan.

" ha... okey jumpa nanti " kata davina

" yelah" kata hakan sambil melambai perlahan.

🌼🌻🌼

sedang davina berjalan dia bertembung dengan aiden di tengahnya.

" aiden " davina sebut perlahan sambil mata terkunci pada wajah aiden yang sudah lama tidak ketemu.

😑3 hari je .
🤬author diam !

" davina " panggil aiden.

" ah. selamat bertemu Raja Tinggi Aiden." sapa davina penuh hormat.

" kenapa kau panggil aku macam tuh? " tanya aiden terpinga.

" saya memang sepatutnya dari dulu panggil yang tinggi sebegitu. ah! maaf kan saya atas segala perbuatan yang biadap kepada yang tinggi selama ini. " kata davina kepada aiden seolah orang asing.

aiden dengan tak semena mena mendekati davina dan mengenggam kedua belah bahu davina lalu menatap kedua bola mata perempuan itu.

" davina, kalau sebab aku tak terangkan latar belakang aku . aku minta maaf . tolong jangan buat aku macam nih? " kata aiden . muka jelas membuat muka kasihan.

" hm? buat macam apa ? saya tak faham? " kata davina .

" jangan buat aku macam orang asing please...  aku ngaku aku salah pada kau. apa kata kau suruh aku apa apa je. aku akan tunaikan. apa je... kau maafkan aku ye davina?  " kata aiden seperti terdesak.

" heh.. " davina tergelak kecil. aiden tersentap.

" maaf atas sikap kurang adab saya. tapi, saya rasa yang tinggi tak ada salah apa pon dengan saya sehingga perlu terdesak sebegini rupa meminta kemaafan dari saya. tindakan Yang Tinggi memang wajar . yelah saya cuma tolong untuk bebaskan Yang Tinggi Aidene sahaja dari penduduk alpha.

secara jujurnya kita memang orang asing dan Yang Tinggi memang ada hak untuk tak beritahu saya. saya bukan ada apa apa hubungan dengan seorang raja omega. " kata davina panjang.

" tak davina... tak... " kata aiden sedih mendengar kata davina yang dingin kepada dirinya.

" jadi, apa hubungan kita ? rakan? pengikut setia? pasukan ? hm? atau apa sebenarnya !? sampai Yang Tinggi menahan diri dan menunda memberitahu latar belakang anda?! " kata davina dengan suara nya yang tinggi seoktaf.

" ak-aku... " aiden tersekat hendak membalas kata davina.

" tak boleh jawab kan? " kata davina sinis .
aiden tertunduk .

" jadi, boleh angkat tangan Yang Tinggi dari bahu saya? sakit rasanya bahu saya tak tambah lagi sakit di hati. " kata davina serentak itu aiden mengangkat tangannya dari bahu davina dan menjatuhkannya ke sisi badannya.

aiden speechless.

" ouh.. jangan salah faham, macam saya kata tadi, Yang Tinggi tak ada salah dengan saya. mungkin ini salah saya sebab mengharapkan yang saya menjadi orang yang penting pada Yang Tinggi. lawakkan? kita akan jumpa lagi, tapi sebagai wakil negara untuk penyatuan. " kata davina .

davina membalikkan badannya membelakangi aiden .

" saya minta izin tak sertai makan malam kali nih, tiba tiba terasa penat. saya pergi dulu " kata davina dingin dan berjalan dari situ.

" tunggu davina,....  davina! " panggil aiden setelah davina melangkah beberapa tapak dari situ . davina terhenti dari melangkah.

" aku cinta kau! " luah aiden pada davina. davina tersentak serta terkejut dengan luahan perasaan aiden yang mendadak kepadanya.

" jadi, hubungan antara kita adalah cinta. jadi aku bersalah sekarang, boleh kau maaf kan aku? " kata aiden lagi.

davina menoleh sedikit dan berkata .

" Yang Tinggi nak permainkan perasaan saya ke sekarang nih? tak semudah tuh "

kemudian dia teruskan langkahnya dan tanpa diundang air mata berguguran setitik demi setitik lalu dia mengelap kasar air mata yang jatuh.

' aku nak dengar kau luah cinta kau pada aku. tapi bukan macam nih. sebab aku nampak macam mendesak kau untuk cakap macam tuh pada aku , dan aku tak nak macam nih. aku rasa terhina ' bisik hati davina.

aiden melihat dari jauh figura davina yang melangkah pergi darinya sambil mengelap pipinya.

" hah... " melepaskan nafas berat.

" gagal" kata aiden dengan mata bergenang.

" kau gagal aiden! tak guna kau aiden! sekarang dia tambah sakit hati dengan kau ! apa kena dengan kau nih! " bentak aiden sendiri sambil menghentam dinding istana bertalu talu.

THE LAST LEADER OF WEREWOLF✔️Where stories live. Discover now