Bab 41 : Lanjut aja

1.1K 123 1
                                    

"Ayo masuk ah, dingin" ujar Zion sambil berdiri lalu menarik tangan Ella

Namun yang ditarik hanya diam dan tetap duduk di kursinya. Zion pun menolehkan kepalanya ke arah istrinya dengan tatapan bertanya.

"Hehe… gendong" Ella menyengir sambil mengulurkan kedua tangannya

Zion mengerutkan dahinya, "Tumben manja" katanya sambil mulai menggendong Ella

"Emang nggak boleh gitu?!"

"Kata-katanya mulai ketus" batin Zion

"Bukannya nggak boleh, tap--"

"Omongan kamu aja udah bilang secara tersirat kalau kamu nggak suka aku manja ke kamu!" potong Ella judes

"Bukan gitu ih! Dengerin dulu" ujar Zion gemas

"Nggak mau! Aku mau turun aja" ketus Ella sambil memalingkan wajahnya

Zion pun kembali mendudukkan Ella di kursi tadi.

"Tuh kan! Akh kesel banget deh!" pekik Ella kesal

Dia tadi kan hanya mengetes apakah Zion akan menurunkannya karena tidak ingin dia bersikap manja pada suaminya itu, dan ternyata laki-laki itu benar-benar menurunkannya.

"Dengerin dulu, dengerin dulu" ucap Zion gemas sambil berjongkok di depan Ella dan menangkup wajahnya

"Maksud aku tumben kamu manja tuh kenapa baru manja sekarang? Kenapa nggak dari dulu? Soalnya aku suka kalau kamu manja sama aku" terangnya

"Kalau mau senyum salting, senyum aja kali" Zion menampar pipi Ella pelan sambil menahan tawa

"Apa sih?" balas Ella dengan senyum yang tidak lagi mampu ia tahan

Cup...
Cup...

"Udah ah, ayo masuk!" ajak Zion lagi setelah mencium kedua pipi istrinya dengan gemas

"Apaan sih cium-cium?" kesal Ella dengan bibir mengerucut

"Kamu ngegemesin, aku jadi gemes terus pengen nyium kamu" ungkap Zion

"Aku emang selalu ngegemesin tau?" Ella menyombong dirinya

"Kamu ngegemesin cuma gara-gara nih pipi" kata Zion sambil menusuk-nusuk pipi istrinya yang dia rasa semakin chubby ketika hamil

"Yang penting tetep ngegemesin"

"Ya ya ya terserah" kata Zion

Laki-laki itu langsung menggendong Ella tanpa aba-aba, membuat istrinya itu terkejut bukan main.

"Ih! Ngagetin tau nggak?!"

"Nggak tau" jawab Zion acuh

*#*

"Zi" panggil Ella pada Zion yang baru keluar dari kamar mandi setelah mengganti pakaian santainya menjadi piyama tidur

"Kenapa?" tanya Zion sambil berjalan ke arah ranjang

"Aku pengen nanya sesuatu deh" kata Ella

Zion yang sudah duduk di atas kasur pun meletakkan handphone yang baru saja dilihatnya untuk memastikan apakah ada notifikasi penting atau tidak, ke atas meja samping tempat tidur karena ternyata tidak ada notifikasi penting.

"Tanyain aja kali"

"Kamu abis ini mau lanjut dimana?" tanya Ella

"Lanjut apaan?" tanya Zion tidak mengerti

"Lanjut kuliah lah. Soalnya aku kayaknya nggak pernah liat kamu ngeliat-liat kampus gitu deh" kata Ella sambil memiringkan tubuhnya agar bisa menghadap ke arah Zion yang juga sudah berbaring di sampingnya, namun laki-laki itu melihat ke langit-langit, bukan ke arahnya

"Tahun depan aja" balas Zion sambil menolehkan kepalanya ke arah Ella

"Kenapa tahun depan? Kan kita lulusnya tahun ini" ujar Ella

"Aku kan nunggu--"

"Nunggu aku lahiran dulu?" sela Ella yang diangguki oleh Zion

"Kita lulus bareng, kita kuliah bareng" kata Zion

"Mana bisa gitu? Kalau aku kan emang karena aku hamil jadi nggak bisa kuliah tahun ini, tapi kamu kan nggak ada halangan apapun, ya kamu kuliah tahun ini lah"

Zion berbaring menyamping sambil menyentuh sebelah pipi istrinya, "Zel, dengerin ak--"

"Nggak! Kali ini kamu yang harus dengerin aku" ujar Ella tegas

"Tap--"

"Kamu harus kuliah tahun ini, Zi. Kamu nggak akan sukses kalau menunda sesuatu yang sebenarnya bisa nggak ditunda. Papa juga pernah bilang kalau kamu yang bakalan jadi penerusnya kan? Jadi kamu harus secepatnya kuliah biar nantinya bisa megang perusahaannya Papa. Karena setauku juga, Aldi sama sekali nggak punya minat di bisnis. Jadi kamu tau kan apa yang harusnya kamu lakuin? Kamu harus lanjut kuliah tahun ini, Zi. Lanjut aja walau tanpa aku, aku bakal kuliah tahun depan dan jadi Adek tingkat kamu"

"Kenapa kamu harus sebaik ini sih, Zel? Kenapa kamu keliatan rela banget aku ngelangkah satu langkah di depan kamu?" tanya Zion tak habis pikir

Dia sama sekali tidak keberatan jika harus menunda satu tahun untuk menunggu istrinya, dia ingin mereka selalu bersama untuk meraih kesuksesan. Tapi dengan mudahnya istrinya itu malah menyuruhnya untuk berada satu langkah di depan dalam meraih kesuksesan.

"Karena kamu imam aku, dan imam selalu berada di depan makmumnya kan?" balas Ella sambil mengelus pipi suaminya

"Kalau kamu nggak mau lakuin ini demi Papa, lakuin ini demi aku. Aku mau kamu lanjut kuliah tahun ini, bukan tahun depan" lanjutnya sambil menatap Zion penuh permohonan

Zion memejamkan matanya lalu menghembuskannya perlahan, "Tapi nanti siapa yang bakal jagain kamu waktu aku kuliah?"

"Ada Farrel, ada Mama, ada Aldi, mereka bisa jagain aku kan? Kamu nggak perlu mikirin hal itu"

Zion kembali membuka matanya, dan seketika itu pandangannya terkunci pada mata Ella.

"Kamu yakin ngizinin aku kuliah tahun ini?" tanyanya

"Yakin 100 persen" jawab Ella yakin

Zion mengelus pipi Ella sebentar lalu memeluknya, "Oke, aku bakal kuliah demi kamu. Tapi kamu harus janji, kalau ada apa-apa waktu aku nggak di rumah, kamu harus nelpon aku"

"Iya, aku janji" jawab Ella sambil membalas pelukan Zion

*#*

Zion baru saja keluar dari kamar mandi setelah selesai mandi dan memakai seragam batik khas sekolahnya.

"Kata Mama, Farrel pulang kapan, Zel?" tanya Zion pada Ella yang tengah berkaca

"Nanti sore" jawab Ella tanpa menoleh

"Zi, aku gendutan nggak sih?" tanya Ella sambil memutar-mutar tubuhnya di depan cermin

Zion berjalan mendekat lalu melipat kedua tangannya di dada sambil memandangi tubuh Ella dari atas sampai bawah.

"Gendutan dikit sih kayaknya, tapi kan wajar aja, kamu lagi hamil" komentarnya

Ella pun mengerucutkan bibirnya saat mendengar jawaban suaminya itu.

"Seumur-umur, aku belum pernah gendut loh" ucap Ella

"Masa' sih?" tanya Zion tak percaya

Ella mengangguk, "Iya beneran. Aku gendut cuma waktu masih bayi aja, abis itu aku ya biasa-biasa aja kayak gini, nggak pernah gendut"

"Aku nggak percaya sih, pipi kamu aja bulet gitu, pasti bekas dulu gendut kan?"

Bugh...

"Aduh" ringis Zion saat Ella memukul lengannya cukup keras

"Dibilangin nggak pernah ya nggak pernah! Ini pipi aku bulet tuh karena keturunan, aku kan udah pernah bilang!" ujar Ella ketus

"Iya-iya, sensi banget sih, masih pagi loh" ucap Zion

"Mau aku pukul lagi hah?"

"Nggak, makasih" jawab Zion cepat

*#*#*#*

My RapunzelDonde viven las historias. Descúbrelo ahora