Tiga

1.1K 79 4
                                    

Aku terbangun dari tidurku, ah ya aku baru ingat kemarin tertidur digendongan luffy. Rasanya menyebalkan sekali mendengarkan cerita pertemanannya dengan Hancock itu. Apanya yang teman, mereka lebih seperti sepasang kekasih yang sedang LDR saja. Memang Luffy bodoh.
Tunggu, aku rasa ini bukan kamarku. Benar, kamarku dengan Chopper setauku bergorden warna biru laut, kenapa ini menjadi merah marun? Oke pasti ini aku masih bermimpi. Iya ini mimpi, mana mungkin kasur di samping kiriku Usop , Brook yang ada di sebelah kananku & aku menemukan Luffy tertidur di sofa ?
"Aw!" Aku mencubit tanganku untuk memastikan apakah aku bermimpi atau tidak. Jadi semalam aku tertidur di kamar Luffy ??
"Nami kenapa kau berteriak pagi pagi" gerutu Usop sambil membalikan badannya membelakangiku.
"Usop bangunlaaaah. Kenapa aku bisa tertidur disini? Apa yang terjadi".
Usop bangun dari tidurnya dengan mata setengah tertutup.
"Ketika aku pulang kamu sudah tertidur di kasur Luffy & Luffy juga sudah tidur di sofa. Jadi tanyalah pada Luffy. Aku mengantuk Namiiiii kumohon diamlah".
Aku melihat kearah Luffy yang masih tidur. Ini bukan waktunya aku besar kepala hanya karena dia meminjamkan kasurnya untukku. Sebelum yang lain bangun aku harus kembali ke kamarku.

Aku sudah kembali ke kamarku. Cukup aman dari pertanyaan Robin ataupun Chopper. Chopper sudah pergi entah kemana, dan Robin mungkin masih tertidur.
Tok tok tok !
Aku mengikat rambutku dan segera membuka pintu kamarku.
"Nami, aku butuh bantuanmu", kata si rambut hijau di balik pintu.
"Ada apa zoro?"
Zoro menarik tanganku untuk keluar dari kamar.
"Sesuatu yang penting. Ayo cepat".
Zoro menarik tanganku, menggeretku ke kamarnya. Ini lebih tepatnya dia berusaha membuat tanganku terlepas.
Ceklek.
Tiba tiba pintu kamar yang kita lewati terbuka membuat aku dan Zoro berhenti.
"Apa yang kalian lakukan?" Tanyanya keheranan.
Aku dan Zoro masih mematung.
"Nami Zoro? Kenapa kalian bergandengan?" Tanyanya sekali lagi.
Cepat cepat aku menangkis tangan Zoro.
"Ah Brook, Zoro memintaku membantunya. Dia menarikku, katanya ada sesuatu yg penting. Jadi aku jg nggak paham kenapa dia harus menggandengku. Iya kan Zoro?" Kataku menjelaskan panjang lebar.
Brook melihat kearah kita berdua keheranan. Luffy yang berada di belakang Brook juga hanya melihat kita berdua tanpa ekspresi apa apa.
"Benar kan Zoro?" Aku mencubit perut Zoro.
"Nami sakit. Kenapa harus menjelaskan pada Brook sih? Tidak penting. Ayo cepatlah".
Zoro menarik tanganku lagi. Sekilas aku melihat kearah Luffy. Dia hanya diam, baiklah lebih tepatnya dia tidak peduli. Namiiiii apa yang kamu pikirkan? Luffy tidak akan cemburu melihat Zoro menggandeng tanganmu .. Apa ??? cemburu?? Bahkan Luffy hanya menganggapmu sebagai teman saja, ayolah Nami jangan memikirkan yang tidak tidak.

Setelah tragedi Zoro, aku sedikit canggung dengan Luffy. Seperti sekarang ini, kita semua sedang makan bersama di salah satu bar dekat dengan hotel kita menginap. Biasanya Luffy akan sangat berisik di sampingku mengambil makanan yang tidak kuhabiskan. Bahkan sekarang, dia memilih duduk agak jauh dariku. Kenapa hanya perkara duduk saat makan saja membuat moodku hancur begini ?
"Apa yang mengganggu pikiranmu?" Kata Robin pelan. Kebetulan dia duduk di sebelahku. Kakakku yang satu ini memang sangat peka dengan segala kondisi moodku.
"Ha? Kenapa berpikiran seperti itu?"
"Biasanya kalian duduk bersampingan & sangat berisik. Kenapa hari ini tidak dan kalian juga hanya diam saja?" Tanyanya lagi.
Aku tak menjawabnya dan hanya mengaduk aduk makananku.
"Kalian bertengkar?" Sambungnya lagi.
"Maksudmu Luffy? Tidak Robin. Aku hanya sedang tidak nafsu makan. Mungkin karena aku tidak begitu menyukai makanannya" jawabku.
Robin hanya menganggukan kepalanya. Aku yakin dia tidak percaya dengan jawabanku.
"Woy Nami, kalau tidak dimakan sini kasih ke aku" sambung Zoro yang tiba tiba mengambil piringku.
"Ambillah"
Zoro yang ada di sampingku mencubit pipiku.
"Kenapa hari ini kamu manis sekali. Jadilah seperti ini terus" sambungnya lagi.
Aku memukul kepalanya saat itu juga.
"Nami swaaaan, kamu harus makan. Apa perlu aku pesankan lagi untukmu?" Kata Sanji.
Aku menggeleng ke arah Sanji yang di sampingnya ada Luffy yang masih asik dengan makanannya. Kenapa hanya aku yang seperti ini?
"Kapan kita berlayar lagi Luffy?" Tanya Franky.
Luffy menghentikan kegiatan makannya.
"Kalian sudah puas dengan liburannya?" Jawab Luffy.
"Malahan aku lebih menyukai menghajar musuh daripada harus sekamar dengan alis kriting" saut Zoro.
"Diamlah kau kepala lumut" saut Sanji tak mau kalah.
"Kemarin aku melihat kondisi Sunny Go dan sedikit memperbaiki kerusakan. Kalau mau berlayar kapan saja, Sunny Go sudah siap!" Tegas Franky lagi.
"Tapi Luffy, aku masih ingin berbelanja buku buku lagiiii" sambung Chopper si kesayangan Luffy.
"Selesaikan hari ini, besok kita berangkat. Bagaimana Chopper?" Tanya Luffy.
Chopper tersenyum bahagia pada Luffy.
"Nami, bagaimana kondisi cuacanya?" Tanyanya lagi.
Aku tersenyum dan mengangkat jempolku.
"Baiklah besok kita berangkat. Jadi selesaikan urusan kalian hari ini" kata Luffy bersemangat.
"Nami chaaaan, ayo hari ini kita berbelanja~" Kata Sanji.
"Aku sebenarnya memang ingin berbelanja. Jadi baiklah" jawabku. Ladies, bukankah menyembuhkan badmood sangat manjur dengan berbelanja?
"Aku juga akan ikut" saut Zoro.
"Marimo kenapa selalu menggangu kencanku dengan Nami chan siiiiih" protes Sanji.
Aku hanya tertawa melihat mereka berdua bertengkar seperti ini.
"Aku juga mau ikuuuut" saut Chopper.
"Baiklah Chopper" jawabku.
"Usop, Luffy kalian mau ikut?" Ajak Chopper.
Aku tidak mau melihat kearah Luffy, aku tidak mau merusak mood shoppingku.
"Aku di hotel saja" jawab Luffy.
Sejujurnya aku sedikit berharap Luffy mau ikut berbelanja, tapi ya sudahlah.
"Aku juga tidak. Aku mau melihat Sunny Go bersama Franky" saut Usop.
"Robin? Brook?" Tanya Chopper.
"Oke dokter Chopper" jawab Robin dengan senyum khasnya.
"Berangkaaaaattttt" kata Brook paling bersemangat.

Aku sudah di kamar lagi, sendirian. Chopper pergi setelah berbelanja tadi. Aku mulai memasukan barang barangku ke tas yang kubeli tadi. Lumayan ada diskon 70%. Aku juga membeli satu kaos laki laki entah kenapa kubeli. Diskon juga sih, tapi nggak tau bakal kepakai enggak. Bisa sih buat Usop atau ke Luffy juga. Ah iya memang aku memikirkan Luffy ketika membelinya.
"Chopperrrrr"
Tiba tiba Luffy membuka pintuk kamarku.
"Tidak ada ya? Maaf ya Nami"
Cepat cepat Luffy menutup pintu kamarku lagi tanpa ada jawabanku.
Dia tidak ingin berbasa basi padaku dulu ya?
"Ah Nami, kalau Chopper kembali suruh dia ke kamarku oke?" Luffy membuka pintunya lagi. Dia ini memang spesialis membuatku jantungan.
Sebelum menutup pintunya, aku melempar kaos yang kubeli tadi kewajahnya.
"Untukmu, ucapan terima kasih kemarin" kataku sedingin mungkin.
Aku tidak berani melihat kearahnya & masih menyibukan diri memasukan barang barangku ke tas. Aku mendengar langkah kaki Luffy mendekat ke arahku. Dia duduk di dekat tumpukan baju bajuku.
"Pergilah. Aku menerima ucapan terima kasihmu" sambungku masih menyibukan diri.
Luffy memegang tanganku untuk menghentikan kegiatanku. Aku menoleh ke arahnya. Dia tersenyum sangat hangat.
"Terima kasih karena mau melihat mataku lagi" katanya singkat dan langsung pergi.
Aku terdiam. Tubuhku mematung. Dan lagi lagi air mataku menetes tanpa sebab.

My Captain ! Kde žijí příběhy. Začni objevovat