Tujuh

890 66 4
                                    

Hanya tersisa aku, Luffy & genggamannya. Ini seperti bayaran untukku karena harus mencari bahan makanan. Kenapa tidak setiap hari saja seperti ini? Hahaha dasar aku ini si serakah.
"Luffy, apakah masih jauh?kurasa sebentar lagi akan turun hujan" Tanyaku. Benar saja, kita berjalan sudah sangat jauh dari tempat kita berpisah dengan Franky.
"Benarkah? Hahaha tidak terasa sudah jauh ya?hahaha" Jawab Luffy. Dia ini bodoh atau bagaimana sih, atau dia terlalu fokus mengandeng tanganku? Kenapa mendadak aku menjadi sangat narsis seperti ini ?
"Luffy, cepat carilah. Ku tunggu disini sebelum turun hujan".
"Baiklah".
Aku menunggu Luffy dibawah pohon besar. Kuharap Luffy tidak lama, aku sedikit takut sendirian disini. Bukan karena langit sudah mulai gelap karena akan turun hujan, tapi kalian tau kan hewan buas tidak memandang gender santapannya ?
Setelah menunggu beberapa saat, Luffy datang membawa begitu banyak tangkapan. Tapi kita harus tertahan sejenak untuk menunggu hujan reda. Ini semua gara gara Luffy yang berjalan begitu jauh. Dia sempat kumarahi dulu sampai akhirnya kita menunggu hujan berdua dibawah pohon seperti ini.
"Aku lapar Nami" rengeknya.
"Ini salahmu kenapa harus sejauh ini".
Kalau sudah menyangkut perutnya, Luffy akan bersikap seperti anak kecil. Menurutnya, perutnya yang utama.
"Atau kita nekat saja, Nami?" Usulnya.
Aku memukul kepalanya.
"Sakiiiiiit" rengek Luffy lagi.
Bisa bisanya dia mengajakku hujan hujan dengan bajuku yang seperti ini ??
"Luffy aku kedinginan. Kamu tidak ingin meminjamkan kaosmu lagi?" Pintaku.
Benar benar Luffy ini tidak peka.
"Tidak" katanya acuh.
Sialan Luffy, kalau tau akan turun hujan aku tidak akan memakai baju seperti ini. Ditambah angin semakin kencang, semoga cepat reda kalau seperti ini terus bisa bisa aku terkena flu.
Hatchiiiing !
Iya itu aku. Aku bersin, karena badanku mendadak kedinginan.
"Kamu benar benar kedinginan?" Tanyanya lagi.
Aku hanya melihat malas kearahnya tanpa menjawab pertanyaan bodohnya. Sudah jelas jelas aku bersin.
"Aku tidak bisa meminjamkan bajuku, Nami.." kata Luffy sambil mendekat kearahku.
"Bajuku basah. Sebelum kamu memukulku lagi, ini satu satunya cara agar kamu tidak kedinginan" sambungnya lagi sambil memanjangkan tangannya agar bisa menjangkau badanku. Agar kujelaskan kepada kalian, ini bukan dipeluk. Lebih tepatnya seperti dililit tangannya. Sangat tidak romantis sekali bukan? Tapi memang cukup hangat.
"Terima kasih, Luffy".
Tangannya memang benar benar hangat. Walaupun aku lebih memilih tubuhnya yang bahas kuyup itu hahaha ..
"Lagian kenapa juga harus berpakaian mini seperti itu sih? Mau menggoda siapa? Sanji? Zoro?" Sambungnya.
Wah benar benar mulut Luffy ini. Aku kembali memukul kepala Luffy. Dasar mulutnya itu !!
"Sudah, jangan membantuku! Aku tidak kedinginan lagi" kataku marah.
Luffy yang tadinya mengelus elus kepalanya, menghentikan kegiatannya setelah mendengarkan ucapanku.
"Namiiiii aku kan hanya bercanda" katanya.
Aku tidak benar benar marah sebenarnya, tapi sedikit tersinggung kenapa dia harus mengucapkan kata kata itu. Apakah aku terlihat ingin menggoda mereka ?
"Aku minta maaf, Nami" sambungnya lagi.
Jarak duduk kita semakin berdekatan. Luffy semakin merengek rengek minta dimaafkan, aku yang semakin risih akhirnya mengiyakan apa yang dimintanya.
Hujan semakin deras.
Sudahlah, aku dan Luffy juga sudah menyerah untuk meminta hujan cepat reda.
Tiba tiba Luffy menyandarkan kepalanya dipundakku. Ah sial aku tidak bisa mengatur detak jantungku lagi. Kuharap dia tidak mendengar bagaimana jantungku bekerja saat ini.
"Nami, kamu benar benar tidak ingat yang kamu katakan saat tertidur di kamarku?" Tanya Luffy dengan nada ala anak kecilnya itu.
Deg deg deg..
Tiba tiba suasana menjadi mencekam. Aku rasa sebentar lagi Luffy akan menerkamku atau memakanku karena dari tadi dia hanya merengek kelaparan.
"Luffy ceritakan padaku apa yang kamu maksud. Aku memang punya kebiasaan mengigau kalau tidur" jawabku.
Luffy membuang nafas panjang. Dia menegakkan tubuhnya dan melihatku sejenak. Lalu kembali menyandarkan kepalanya pada pundakku.
"Padahal yang kamu katakan saat itu kamu menyukaiku, bukan menyukaiku karena aku ini kapten. Lebih seperti wanita kepada pria.  Tapi ternyata cuma mengigau ya?" Jawabnya lagi.
DEG!
Jantungku berhenti berdetak. Rasanya aku seperti disambar petir.
"Ha ha ha jangan membuat lelucon. Ini tidak lucu Luffy". Oke aku tidak tau harus bereaksi seperti apa.
Luffy hanya menganggukan kepalanya. Aku takut melihat bagaimana ekspresi wajahnya sekarang.
"Yasudah kalau begitu" katanya dengan nada anak kecilnya.
Bagaimanapun aku belum ingin Luffy tau perasaanku yang sesungguhnya.
Aku memberanikan diri untuk menyandarkan kepalaku kekepalanya. Seperti ini saja dulu.

Aku mendengar dengkuran halus dari mulutnya. Dia tertidur rupanya. Hai lelakiku, kenapa bisa kamu sepolos dan semenggemaskan ini kalau sedang tertidur? Pasti sangat lelah ya harus menjadi kapten diusianmu yang masih sangat muda ini?

Aku raih tangannya. Sedikit colongan, kugenggam tangannya yang kecil tapi nampak kekar ini. Aku sedikit terkejut ketika tangan Luffy merespon genggamanku. Dia tidak benar benar tidur rupanya. Aku yang sedikit malu, kuberanikan diri menggenggamnya lebih erat.
Luffy tidak merubah posisi tidurnya, ah mungkin dia tidak sadar & masih tertidur.
Aku membawa tangannya menuju pipiku. Memang agak sedikit berlebihan aku ini, tapi aku ingin merasakan pipiku disentuh tangannya. Ayolaaaah, kapan lagi aku merasakan seperti ini kan?
Salah siapa tidur seperti orang mati??? Hahaha
Aku mengelus elus pipiku dengan tangannya, coba saja dia sendiri yang melakukannya. Aaaaaakkk memang aku sudah gila..

"Jangan lakukan ini dengan Zoro, Sanji atau laki laki lain"
Jedeeerrrrrrrr!!
Seketika tubuhku menjadi kaku. Aku melepaskan tangan Luffy dari genggamanku. Tidaaakkkkk !! Aku malu sekali. Benar benar maluuuu. Ingin rasanya saat ini aku dimakan hewan buas sampai tidak bersisa, sampai benar benar aku hilang dari bumi ini.
"Hahahahaha. Baiklah baiklah, aku akan diam Nami". Sambung Luffy lagi sambil tertawa terpingkal pingkal.
Aku memukul kepala Luffy lagi, entah ini yang keberapa. Aku harus menjaga imageku. Dasar Nami bodoh, apa yang barusan terjadiiiiii ???
"Kamu suka sekali memukul kepalaku, Namiiii" kata Luffy merengek.
"Ini pantas untukmu. Salah siapa berpikiran yang macam macam" jawabku ketus.
Astaga aku malu sekali. Apa yang Luffy pikirkan sekarang ??? Bagaimana ini ?? Aaiiisshhhh ...
"Ah ya Nami, ini. Kau mau membacanya?" Tiba tiba Luffy mengambil sesuatu disaku celananya, surat dari Shirahoshi.
"Apa maksudmu? Kenapa dengan surat Shirahoshi?" Tanyaku.
"Tadi sebelum kesini, Robin memberitauku kalau Nami ingin tau isi suratnya. Jadi ini kamu baca sendiri" jawabnya dengan nada polos.
Robiiiiiiinnn, awas kauuuu !!
"Ha?? Hahaha Robin hanya bercanda. Kau seperti tidak tau Robin saja, Luffy. Hahaha" jawabku.
"Robin bercanda? Dia punya waktu untuk bercanda? Biasanya dia lebih suka membaca bukunya" sambung Luffy sambul menggaruk2 kepalanya.
"Iya. Robin sudah berubah, kau harus lebih memahami teman temanmu Luffy. Hahaha" aku masih menjawab pertanyaannya dengan garing.
Robin kau harus bertanggungjawab dengan perbuatanmuuuu.
"Jadi kamu tidak ingin mengetahuinya?" Tanyanya lagi.
"Tidak bodoh. Lagian untuk apa sih?" Kataku sambil berdiri membersihkan celanaku yang kotor karena duduk ditanah.
Luffy mengikutiku untuk berdiri, lalu tiba tiba saja dia memeluku dadi belakang. Lagi lagi aku mematung, tubuhku serasa lemas. Jantungku sudah jangan ditanyakan lagi.
"Dia hanya berterima kasih kok" katanya sedikit berbisik di telingaku.
Aku tidak bisa bergerak. Untuk membalas pelukannya saja aku tidak mampu.
"Dia juga bilang, katanya menyukaiku. Aku disuruh mampir kalau melewati kerajaannya lagi". Sambungnya sambil meletakan dagunya dipundakku.
"Aku tidak kesana, kalau kamu tidak mengijinkan kok" sambungnya lagi.
Aku tersenyum, ku kira kamu orang paling tidak peka. Ternyata selama ini aku salah.
Aku meraih tangannya yang berada di perutku. Kalau aku harus berbalik dan membalas pelukannya, sudah kupastikan aku akan meninggal di tempat saat ini juga.
"Jangan kesana tanpaku" jawabku singkat.
Luffy hanya menganggukan kepala tanpa melepaskan pelukannya. Sedangkan aku? Hanya bisa tersenyum dengan perlakuan manisnya seperti ini.
"Jadi kamu benar menyukaiku kan, Nami?hahaha" Tanyanya tiba tiba merusak suasana romantis ini.
Aku reflek, mengambil tangannya yang masih melingkar di perutku dan kemudian membantingnya.
"Jangan bermimpi, Luffy" tegasku.
"Nami kejaaaam".
Luffy tampak kesakitan & aku hanya bisa tertawa terpingkal pingkal. Dia ini apa tidak tau kalau aku sudah hampir mati dengan perlakuannya seperti tadi ?

Jadi hujan, terima kasih. Sudah menahan dia untuk tetap tinggal bersamaku disini.

My Captain ! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang