Tiga Belas

724 55 3
                                    

Aku sudah selesai menjelaskan pada Zoro mengenai aku yang salah menggandeng tangan Luffy. Zoro hanya tertawa mendengarkan ceritaku, katanya dia tidak masalah kalaupun aku dan Luffy berpacaran. Terserah si kapten asal itu tidak menganggu tujuan utama kita, menemukan one piece. Mengenai urusan pribadi dia tidak ingin terlalu mencampuri.

Kalau mengenai hubunganku dan Luffy, kita tetap di jalan kita masing masing. Tidak lagi kembali menjadi sepasang kekasih. Membingungkan bukan? Ku anggap kejadian kemarin malam memang luapan kerinduanku padanya. Dan kalian tau, ternyata saat itu Robin berada di kamar juga. Dia melihat semua yang kita lakukan. Ah malunya akuuuu ..

*flashback*
"Apakah aku harus keluar dari kamar dulu?"
Aku dan Luffy terkaget dan langsung menghentikan kegiatan kita. Jangan berpikir yang tidak tidak, kita hanya berciuman tidak lebih. Walaupun aku mengharapkan yang lebih hahahahahahaha :(
"R ro robin?????! Kau di sini? K ko kok bi bisa?" Kataku terbata bata.
"Bisalah. Aku di sini jauh sebelum kalian tiba tiba masuk dan .."
Aku berlari kearah Robin dan membungkam mulutnya sebelum dia mengatakan hal hal yang memalukan.
"Luffy, keluarlah. Kenapa hanya berdiri saja sih"
Luffy cekikikan dan keluar dari kamar. Bisa bisanya dia malah tertawa seperti itu.
"Aku hanya merindukannya. Jangan berpikir yang tidak tidak Robin"
"Hahaha iya Nami. Aku tidak memikirkan hal yang tidak tidak seperti katamu itu. Kenapa kamu mencurigaiku sih?" Goda Robin.
"Aku cukup kaget melihat Luffy bisa sedewasa itu hahaha" sambung Robin lagi.
"Kau melihat semuanya?" Tanyaku.
"Tidak" jawabnya.
Ah syukurlah dia tidak melihat aku yang mencium Luffy duluan.
"Aku tidak hanya melihat, tapi juga mendengar suara orang berciuman sangat lama hahaha" sambung Robin menggodaku habis habisan.
"Robiiiiiiiiin" teriakku.

Kuputuskan hari ini aku akan berkebun saja. Menghabiskan waktu, daripada aku terpuruk di kamar. Sudah sedih karena patah hati, masih harus menanggung malu pula.
"Nami, aku mau satu"
Aku menoleh kesumber suara. Ternyata sedari tadi Usop sudah duduk di kursi dekat kebun Jerukku. Aku melemparkan Jeruk ke arah Usop.
"Terima Kasih Nami".
Aku hanya mengangguk, kuakui ada sedikit kecanggunganku terhadap Usop. Setelah kejadian itu, aku tidak berbicara lagi dengannya. Bukan marah dengannya, tapi aku merasa tidak enak hati dengannya. Aku seperti wanita yang menggoda kaptenku sendiri.
"Nami, aku ingin bicara" Sambung Usop.
Aduuuh ada apalagi sih ??
"Bicaralah, kudengarkan dari sini saja" jawabku.
Seseorang bantu aku menghindar dari Usop saat ini juga.
"Cepat duduk di sampingku, Nami" teriaknya lagi. Dengan berat hati aku berjalan mendekati Usop. Boleh nggak sih masalahku dengan Luffy tidak usah dibahas lagi??
"Katakan apa perlumu kesini" kataku tanpa basa basi.
"Nami, aku merasa bersalah padamu".
Aku hanya diam tanpa merespon perkataan Usop.
"Maafkan aku, Nami"
Apakah dengan memaafkan Usop lantas Luffy kembali padaku?
"Kenapa meminta maaf, Usop? Kamu tidak salah kok" jawabku.
Ya memang bukan salah Usop juga sih, tapi kan Luffy seperti itu karena ada desakan salah satunya dari Usop.
"Pokoknya aku minta maaf. Kamu jangan membenciku, Nami"
"Hahaha sudahlaaaah. Sana sana pergilah, aku tidak marah padamu sama sekali".
Setelah selesai berbicara dan tertawa denganku, Usop berpamitan padaku. Dia akan memancing bersama Franky untuk makan malam nanti. Benar juga ya, ternyata memang sudah sore. Baiklah, aku harus mandi sekarang.

Aku sudah selesai mandi & tiba tiba saja terpikirkan untuk melewati tempat persembunyianku dengan Luffy ketika masih sering bertemu diam diam. Kenapa aku merindukan gudang kecil ini ya hahaha tidak tidak, aku merindukan penghuninya.
Aku terkaget saat membuka pintu dan mendapati Luffy yang tengah tidur dengan posisi duduk yg kurasa sangat tidak nyaman. Aku berjongkok, mensejajarkan badanku dengan posisi tidurnya. Kenapa dia tertidur di tempat seperti ini? Apa dia sedang bermain petak umpet dan tertidur disini?
"Nami?" Luffy kaget melihatku yang tengah mengamati tidurnya.
"Kenapa disini?" Tanyanya lagi.
"Hanya lewat. Aku ingin mengambil sesuatu dan malah menemukanmu tertidur disini. Kau sendiri apa yang kau lakukan?"
Luffy mengulurkan tangan & dia membantuku berdiri.
"Seperti yg kau lihat. Aku hanya tidur" jawabnya. Aku melihat wajah Luffy yang masih setengah mengantuk.
"Aku akan pergi tidur lagi. Daaa Nami"
Luffy berjalan menjauh dariku.
Bertemu dengannya seperti ini selalu saja membuat memoriku tentangnya terputar kembali. Luffy, tidak bisakah kita bersama lagi? Aku mau kamu lagi ..

Semuanya sudah selesai makan. Kita akan mengundi siapa yang akan jaga malam ini. Ini usulan Franky, katanya biar adil kalau dengan kocokan. Terserahlah, bagiku mau jaga dengan siapapun tidak masalah. Tapi ternyata menjadi masalah, karena undian yang keluar adalah aku, Luffy, dan Sanji. Dua oknum yang sedang bermesraan terciduk temannya sendiri. Sudah pasti sangat canggung kaaaan?

Sanji meninggalkanku dengan Luffy, katanya dia akan membuatkan minuman dan makanan ringan untuk berjaga. Kita berdua hanya saling berdiam diri, sama sama bingung untuk memulai pembicaraan, dan lagipula apa yang harus dibicarakan juga. Kenapa Sanji juga lama sekali sih?
"Kau tidak kedinginan memakai baju seperti itu?"
Aku melihat apa yang kukenakan sekarang, kurasa memang biasanya aku memakai baju seperti ini.
"Tidak. Kenapa?"
Luffy berjalan meninggalkanku entah kemana. Dia ini kenapa mendadak menjadi aneh sih ?
Lagi lagi aku terkaget, tiba tiba saja dia memberikanku selimut bulu entah diambilnya dari mana.
"Pakailah. Bajumu itu terbuka, kau bisa masuk angin kalau kena angin laut di malam hari".
Gaiiiisss, mantanku ini perhatian sekali bukan?
"Terima kasih, Luffy".
Ditengah situasi hening yang tidak tau berakhir sampai kapan ini, tiba tiba Sanji datang dengan sedikit cemas. Katanya perutnya mendadak sakit, dia memberikan minum & makanan lalu meminta ijin untuk ke toilet. Terima kasih Sanji atas sakitmu, paling tidak aku bisa berduaan dengan Luffy.
"Apa kata Robin kemarin, Nami?" Tanya Luffy tiba tiba yang membuatku salah tingkah.
"Ah katanya dia melihat semuanya" jawabku malu malu.
"Maksudku bukan itu, apa komentarnya melihat kita melakukan kesalahan kemarin?"
Aduuuuh malunya akuuuu ..
"Maksudmu itu hahaha aku kira apa hahaha. Robin tidak berkomentar apa apa" aku sedikit membuat suasana menjadi cair lagi. Tapi tunggu, katanya kemarin itu kesalahan??? Dia menahanku dan membalas ciumanku itu dianggapnya kesalahan???
"Kemarin itu benar benar kesalahanku. Aku janji Nami, aku tidak akan mengulangi kejadian seperti kemarin lagi. Maafkan aku".
Kenapa mendengarnya mengatakan seperti itu sangat menyakitkanku? Kenapa dia tidak ingin mengulangi lagi? Dia sudah tidak mau bersamaku lagi???
"Kenapa kau bicara seperti itu?" Tanyaku.
Kalau kalian pikir aku menangis, kalian salah besar. Aku tidak menangis, aku sudah sangat terbiasa untuk menahan segala emosiku sekarang.
"Entahlah. Aku selalu berbuat tidak adil padamu"
Luffy menggeser duduknya untuk lebih dekat denganku.
"Kenapa kau berpikiran seperti itu?"
Aku mendengaran Luffy membuang nafasnya perlahan lahan, kupikir dia sendiri sedang menenangkan emosinya.
"Aku mengajakmu untuk menyudahi semua ini. Tapi kemarin aku malah menciummu. Aku selalu membuatmu kesusahan" katanya lirih.
"Aku yang menginginkan, jadi tidak usah merasa bersalah seperti itu"jawabku.
"Kenapa sangat susah melupakanmu, Nami? Kau pakai jimat apa sih sampai membuatku seperti ini?" Katanya sedikit bercanda. Aku hanya menanggapinya dengan tertawa kecil.
"Aku boleh minta sesuatu padamu?" Tanya Luffy.
"Apa ?"
Tiba tiba jantungku berdetak sedikit cepat, jangan jangan dia ingin memintaku menciumnya lagi? Atau sebuah pelukan untuk menghangatkan badannya? Ataauuuu ... aaaaa Nami jernihkan pikiranmu itu?!!
"Jangan pakai baju yang terbuka".
Setelah sekian lama, aku bisa memukul kepala Luffy lagi.
"Sakiiiiittttt. Aku kan tidak ingin badanmu dilihat semua orang. Kau ini kejam sekaliiiiii".
Dan juga rengekan Luffy seperti sudah sangat lama sekali tidak kudengar.
"Apa bayarannya untukku?" Tanyaku menantangnya. Tidak serius kok, aku hanya main main saja.
"Setelah menjadi raja bajak laut, aku akan menikahimu" kata Luffy dengan senyuman khasnya.
Aku tertawa menanggapi perkataannya itu. Bagiku ini sangat membahagiakan kalaupun ini hanya lelucon dimalam hari.
"Aku serius, Namiiiiiii" rengkek Luffy.
"Benarkah? Hahahaha tapi bukankah itu masih sangat lama? Bagaimana kalau di tengah laut nanti aku bertemu dengan lelaki tampan dan kaya raya?" Godaku.
"Tidak kuijinkan"
"Tidak tidak, aku akan membatalkan perjanjian kita ini & menikah dengan lelaki itu".
"Akan kuhajar laki laki itu biar dia takut dengan siapa dia berhadapan. Enak saja kekasihku direbut"
Jawaban Luffy benar benar membuatku sedikit bahagia. Ah bukan sedikit, tapi sangat banyak.
"Aku kan sudah pernah membahas denganmu, kamu itu milikku. Oke?!!!" Luffy menarik tanganku, dan digenggamnya erat.
"Walaupun semua teman temanmu tidak menyetujui hubungan kita?" Tanyaku sedikit takut.
"Kau ini temanku, Nami. Tapi kau juga milikku. Pokoknya teman tapi tidak ada yang boleh memilikimu!?!" Katanya dengan suara lantang.
"Egois sekali sih"
"Aku ini kaptennya. Kau harus menurut dong"
"Baiklah, sampai ada laki laki tampan & kaya saja oke?" Godaku lagi.
"Aaaaa Namiiii, tidak ya tidak" rengek Luffy.
"Baiklah kaptenku" kataku sambil mencubit pipinya yang sangat melar ini. Dasar manusia karet memang.
"Jadi kita teman lagi ya?" Kata Luffy sambil mengacungkan kelingkingnya.
"Baiklah". Aku menautkan kelingkingku pada kelingkingnya.
"Dan kau juga milikku". Tiba tiba Luffy memajukan wajahnya, dan mencium bibirku kilat. Aku hanya tersenyum sambil menganggukan kepala.
"Sampai laki laki tampan & kaya tentunya" Godaku. Hahaha ...

My Captain ! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang