Lima Belas

761 54 7
                                    

Aku berlindung di balik selimutku lagi. Luffy juga hanya diam tak bersuara. Aku memang harus menghentikan hubungan ini. Semakin aku menyukainya semakin aku tersiksa batin. Aku tidak bisa melihat para fans wanita dadakan Luffy. Ini semua salahku. Aku terlalu berlebihan menaruh rasaku.

"Kau tak ingin menanyakan sesuatu padaku, Nami?"
Akhirnya Luffy bersuara memecah keheningan situasi ini.
"Tidak, Luffy. Sebaiknya kau keluarlah" jawabku.
"Bangunlah. Ayo kita selesaikan ini" katanya lagi.
"Selesaikan? Bukankah kita memang sudah selesai?" Jawabku.
Aku menyingkap selimutku, kulihat Luffy yang tampak serius dengan kondisi sekarang ini.
"Kenapa kau menghindariku?"
Aku membuang nafasku dengan kasar.
"Sudahlah Luffy. Aku hanya mencoba untuk melupakanmu. Lalu bagaimana caranya kalau bukan seperti ini?? Jelaskan padaku?!" Kataku sedikit berteriak.
"Apakah ini semua karena aku menolong Rebecca?"
Aku hanya diam tidak menjawab.
"Kau tak percaya padaku???" Tanya Luffy lagi.
Aku masih dengan diamku.
"Oke baiklah. Kalau kau sudah tak percaya padaku, aku tidak akan pernah memaksamu lagi. Aku akan membantumu melupakanku" kata Luffy sambil melangkah pergi. Dengan mudahnya dia menghancurkan pintu kamarku. Persetan, aku tidak peduli. Hancurnya pintu kamarku, tidak sebanding dengan hancurnya hatiku sekarang ini.
Aku sama sekali tidak menangis. Malahan sekarang ini aku sangat bingung, aku tidak tau apa yang aku pikirkan sekarang. Mungkin air mataku memang sudah kering juga.

Semua melihat kearahku ketika aku bergabung untuk makan bersama. Tapi memang ada yang kurang, sang kapten tidak ikut bergabung. Terima kasih karena sudah membantuku untuk lebih mudah melupakanmu, Kapten.

"Sudahlah jangan menatapku seperti ini" kataku.
Seketika semuanya tampak salah tingkah.
"Setelah makan aku akan memperbaiki pintu kamarmu, Nami" sambung Usop.
Aku hanya menganggukan kepala.
"Ck hanya masalah cinta membuat semuanya jadi seperti ini" Celetuk Zoro.
"Diamlah Zoro. Kau malah memperkeruh semuanya" kata Chopper.
Aku pura pura tidak memperhatikan mereka. Aku makan tanpa menoleh pandangan mataku dari makanan. Aku sedang berusaha untuk tenang dan tidak terpengaruh emosiku.
"Ini yang ku takutkan. Kalian jadi tidak profesional" Sambung Sanji.
Ku akui memang aku dan Luffy sangat kekanak kanakan. Aku memang yang salah, kalau saja aku tidak menyukainya lebih dulu.
"Cukup Sanji" kata Chopper.
"Kenapa Chopper?? Benar kan?" Saut Zoro.
"Sudah sudah. Aku benar benar minta maaf, maafkan aku teman teman" kataku.
Seketika suasana menjadi hening. Hanya ada suara aduan sendok dengan piring.
Aku memang yang salah, aku juga tidak tau apa yang harus kulakukan sekarang.

Aku memutar balik arah jalanku ketika melihat Luffy. Tidak, aku tidak ingin kembali. Aku harus melupakan dia. Kita memang sudah selesai.
"Kenapa menghindarinya?"
Aku hampir mati karena jantungan.
"Law kau ini mengagetkanku ?!!!"
Law hanya tertawa remeh.
"Jadi kalian bertengkar?" Tanya Law lagi.
"Diamlah. Aku tidak mau meladenimu. Kenapa kau lama sekali menumpang kapal kita sih???"
Law kembali tertawa. Law ini 11-12 dengan Zoro, sok cool padahal tidak keren sama sekali.

Aku mempercepat langkahku untuk menghindari Law. Menghindari segala pertanyaan yang membuatku sakit lagi tapi jadi bahan leluconnya. Menyebalkan bukan?
"Sekarang kau menghindariku juga?"
Law berjalan cepat menyamakan langkahnya denganku.
Aku tidak menjawabnya.
Aku masih tetap berjalan setengah berlari hingga akhirnya terhenti ketika laki laki bertopi jerami berdiri di depanku.
"Law, berhenti menggangu Nami", kata Luffy serius.
Aku hanya diam, tak berani melihat kearah Law. Apalagi ke arah Luffy.
"Aku tidak mengganggunya. Aku menemaninya" jawab Law dengan nada santainya.
Tiba tiba tangan Law merangkul pundakku & menarik tubuhku agar mendekat padanya.
"Aku ingin mendekatinya. Bolehkan?" Kata Law lagi.
Aku benar benar kaget dengan kata kata Law. Aku melotot padanya & Law hanya tersenyum. Ini seperti bukan tersenyum tapi mengejekku.
"Oh begitu. Baiklah, terserah padamu dan Nami saja" jawab Luffy lalu berjalan melewati kita berdua.

Aku melepaskan tangan Law dan berakhir dengan pukulan kepala untuknya. Seenaknya saja mengambil kesempatan dalam kesempitan. Dia kira aku ini gampangan ???!
Dan kalian tau bagaimana respon Law? Dia tertawa seperti melihat tontonan menyenangkan baginya!!! Menyebalkan sekali. Kalau bukan teman Luffy, sudah kubuang dia ke laut.

Keadaanku berangsur membaik setelah sebulan ini aku menghindari Luffy. Semua kru juga memaklumi keadaan kita berdua. Kemarin sudah lumayan ada kemajuan, kita berdua sudah berani makan bersama yang lain. Sudah mulai mengobrol sih, tapi memang masih saling canggung. Yang paling penting aku sudah tidak begitu berharap padanya lagi. Sudah bisa tidur nyenyak & makan banyak, tapi kadang masih merindukan tingkah bodohnya. Bisa kooook .. lama lama juga akan seperti biasanya lagi. Semuanya butuh proses bukan ?

"Luffy, kau akan pergi sendiri?" Tanya Usop pada Luffy.
Hari ini Luffy memang akan "mampir" ke pulau terdekat. Katanya mau mengunjungi temannya sebentar. Entah teman yang mana lagi, jangan membuatku jadi overthinking lagi ya kalian ? Sudahlah, biarkan saja dia. Mau temannya laki laki atau perempuan, aku tidak ingin memikirkannya lagi.
"Memang ada yang ingin ikut?" Jawabnya sambil bertanya balik.
Semuanya tampak diam & saling lihat satu sama lain.
"Hahaha ya sudah. Aku sendiri saja" kata Luffy sambil bersiap turun dari kapal.
"Kau yakin tidak ikut?" Chopper berbisik pelan menggodaku.
Aku mencubit perut Chopper seketik sampai dia menjerit. Rasakan kau Chopper !?

Aku melihat Luffy yang sudah sedikit menghilang dibalik hutan.
Tidak tidak, aku tidak penasaran dia akan menemui siapa. Biarkan saja.

Hah !! Oke baiklah, aku memang sangat ingin tau dia ingin menemui siapa kali ini :(

Kita menunggu Luffy dari kemarin yang belum juga muncul. Chopper yang sudah mulai cemas, Usop yang sudah mondar mandir tidak jelas, dan aku? Aku hanya diam saja duduk di meja makan sambil melihat kearah pintu. Siapa tau kan ya dia tiba tiba datang? Aduuuuh kenapa sih aku ini ..

"Sanjiiii, apa sebaiknya kita menyusul Luffy?" Tanya Chopper dengan rengekannya.
"Benar Sanji. Aku takut Luffy kenapa kenapa" sambung Usop.
Sanji terlihat tenang dengan sesekali menyesap rokoknya.
"Sanjiiiiii kau mendengarku tidak???!" Tanya Usop lagi.
Aku masih dengan diamku melihat kearah pintu.
"Kalian ini berisik sekali! Memangnya Luffy lemah seperti kalian???" Jawab Sanji.
Ah iya benar juga, Luffy ini orang terkuat di kapal kita. Kenapa aku begitu mengkhawatirkannya sih??
"Kalau dia tersesat lalu tidak menemukan kapal kita bagaimana?" Sambung Chopper.
"Dia itu Luffy, bukan marimo ?!" Jawab Sanji.
"Sialan kau, alis kriting!!" Saut Zoro.

Ini hari kedua Luffy belum pulang.
Semuanya sudah sedikit gelisah, ya kecuali Robin & Zoro karena raut wajah mereka yang tidak bisa ditebak.
Dan masih belum ada tanda tanda dia akan kembali. Kita memutuskan untuk menunggunya sampai malam ini, kalau besok siang Luffy belum kembali juga kita akan turun dan mencarinya. Ya harus kita lihat sendiri, sebenarnya apa yang Luffy lakukan. Sebenarnya lebih ke aku pribadi sih, aku benar benar penasaran apa yang dilakukan dia di pulau ini. Atau dia menemui teman wanitanya dan lalu tidak ingin melanjutkan perjalanan??? Ah Nami jangan berpikir yang tidak tidak. Kau ini harus melupakan dia ?!!

"Kau mencemaskan dia?"
Sanji menghampirku yang sedang duduk di deck kapal. Malam ini aku memang menunggu Luffy, siapa tau dia pulang. Aku akan lega melihat dia pulang sendiri tanpa ada yang memberitauku.
"Tidak. Aku mencari angin saja"
Sanji mengeluarkan rokoknya, menghidupkan lalu menyesapnya.
"Kau masih saja berbohong. Kau terlihat paling menunggunya dibanding Chopper dan Usop".
Aku hanya diam.
"Aku minta maaf ya Nami chan" sambung Sanji lagi.
"Hahaha sudahlah kenapa dibahas lagi sih?" Kataku mencoba mencairkan suasana.

Aku berdiri dan berpamitan pada Sanji, lalu berjalan menuju kamarku. Sampai tiba tiba aku melihat ada siluet laki laki yang sudah sangat kuhafal. Siapa lagi kalau bukan kesayanganku ?? Ah ku ralat, siapa lagi kalau bukan Luffy ??!! Dia terlihat tersenyum lebar kearahku dan melambaikan tangannya. Aku hanya diam tak membalas. Dia berlari kearahku.
"Oi Nami!!"
Iya, wajahnya masih sama dengan senyuman khasnya.

My Captain ! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang