Sembilan

849 65 2
                                    

Hubunganku dengan Luffy sudah berjalan hampir satu bulan. Tanpa ada yang tau ataupun curiga. Semua berjalan wajar wajar saja. Bagaimana tidak, setelah kejadian pencurian ciuman pertamaku itu Luffy disibukkan dengan berbagai kegiatan aliansi. Tidak ada tuh waktunya buat berpacaran denganku. Ya tetap ketemu tapi untuk berduaan layaknya orang berkencan masih belum. Hey Nami, bukankah memang ini resikonya ? Kaptenku ini orang yang akan menjadi raja bajak laut, jadi sangat wajar kalau yang dia pikirkan hanya mengalahkan musuh musuhnya.

"Luffy belum kembali ya?" Tanyaku pada Zoro.
Aku mendatangi Zoro yang sedang sibuk dengan barbelnya di deck kapal.
"Belum. Dia ditemani Robin, tenang saja dia tidak akan tersesat" jawab Zoro tanpa menghentikan kegiatannya.
"Memangnya Luffy itu kamuuuu!! Ya sudah tidak ada menariknya aku melihatmu latihan".
"Tunggu, Nami" cegah Zoro.
"Ada apa lagi ? Kau mau membayar hutangmu?"
"Haiissssh aku tidak punya hutang padamu. Jangan seenaknya sendiri"
Zoro meletakan barbelnya, kemudian mengambil handuk untuk mengelap badannya yang cukup okelah ya dan menghampiri tempatku duduk.
"Ada yang ingin ku tanyakan padamu".
Zoro menjeda ucapannya.
"Aku melihat Luffy keluar dari ruanganmu. Kau ada hubungan dengannya?"
OH MY GOD.
Aku mencoba menenangkan jantungku. Jangan sampai aku gegabah dan membuat Zoro curiga.
"Waktu itu cukup lama dia tidak keluar keluar, awalnya aku tidak curiga tapi hampir sejam aku menunggunya dia masih belum keluar. Agak aneh melihat tingkahnya ketika kamu keluar dari ruangan untuk pamit tidur" sambungnya lagi.
"Ha ? Apa maksudmu ?" Kataku pura pura tidak tau.
"Entahlah. Walaupun aku sendiri tidak peduli dengan urusan kalian berdua" jawabnya lagi.
Pletak!
Aku memukul kepala Zoro, kurasa daripada aku harus menjawabnya ini lebih baik daripada aku salah merangkai kata kata.
"Sakit, Nami sialan!"
"Salah sendiri pertanyaanmu itu tidak masuk akal. Sudah aku akan pergi"
Aku bangkit dari dudukku, dan ketika akan melangkah untuk pergi tanpa sengaja aku menginjak handuk Zoro yang membuatku kehilangan keseimbangan. Untunglah Zoro dengan sigap mencegah badanku untuk berbenturan dengan lantai.
"Siang siang sudah pelukan saja".
Secara reflek aku mendorong tubuh Zoro menjauh. Aku melihat kearah suara Robin dan ternyata ada Luffy di sampingnya. Wajahnya tampak biasa saja, tidak ada kecemburuan sama sekali. Untunglah ..
"Aku terpeleset, Robin. Jangan berlebihan".
Robin hanya tersenyum manis dengan mata tertutupnya.
Aku berjalan melewati Luffy & Robin, hah tentu saja dia akan diam saja. Memang apa yang kau harapkan, Nami??? Inilah resiko hubungan rahasiamu.

Aku mendinginkan kepalaku dengan segelas jus buatan Sanji. Gara gara Zoro sialan !
"Kau mau kubuatkan makanan, Nami?" Tanya Sanji.
"Aku sedang tidak lapar".
Sanji terus menerus mengajakku berbicara, moodku sedikit membaik dengan candaannya. Sanji memang penghibur yang baik kalau sifat mesumnya tidak keluar.
"Hahahahahaha sudah Sanji perutku sakit. Hentikan candaanmu itu hahahahaha" kataku sambil tertawa.
"Hahaha nami chan kau sampai menangis" kata Sanji sambil menyekai air mataku dengan tisue. Aku tidak keberatan, sampai akhrinya tiba tiba seseorang datang dan duduk diantara kita.
"Kalian tampak bahagia. Apa ada yang menyenangkan?" Tanyanya menghentikan tawaku.
"Ini hanya kuceritakan pada Nami chan saja, Luffy. Kau tak perlu tau" jawab Sanji.
"Padahal aku ingin tau juga" rengek Luffy seperti biasanya.
Aku melihat kearahnya, tersenyum kecil saat mata kita bertemu sebentar. Ah rasanya seperti sudah lama sekali tidak bertemu. Padahal masih sering bertemu hanya saja dia sangat sibuk akhir akhir ini.
"Bagaimana urusanmu? Sudah selesai?" Tanyaku pada Luffy.
Luffy hanya tersenyum lebar dan kemudian menyambar jusku untuk diminumnya.
Plaaaakkkk!
"Sanji sakiiiitttt! Apa yang kau lakukan ??!" Luffy memegang kepalanya karena pukulan Sanji.
"Itu minuman Nami. Jangan diminum, itu sama saja kalian berciuman tidak langsung ?!! Sebentar akan ku buatkan untukmu" omel Sanji sembari meninggalkan kita berdua.
"Huhuhu Sanji kejam. Padahal kan aku sudah pernah melakukan langsung" gerutu Luffy pelan yang masih bisa kudengar.
Plak!
"Namiiiiiii". Sekali lagi Luffy merengek kesakitan karena kali ini aku yang memukul kepalanya.
"Sanji bisa saja mendengarnyaaaa".
Aku tersenyum melihat tingkahnya yang seperti anak kecil. Bocah ini, rasanya ingin sekali aku memeluknya.
"Bagaimana kabarmu, Nami? Tapi tampaknya kau baik melihatmu tertawa dengan Zoro & Sanji".
"Diamlah. Mereka hanya menghiburku ketika kekasihku sibuk dengan urusannya" jawabku.
Luffy menarik tanganku kebawah meja, dia menggenggam tanganku dan tersenyum sangat manis.
"Hehehehe maafkan aku".
Aku mengeratkan genggamanku padanya.
"Minumanmu sudah siap kapteeeeen"
Tiba tiba suara Sanji membuat kita berdua seperti cacing kepanasan. Reflek tangan kita saling menjauh dan sama sama saling membuang muka.
"Ada apa dengan kalian? Nami, apa Luffy mengganggu?" Tanya Sanji.
"Enak saja Sanji. Apa wajahku terlihat seperti pengganggu????" Protes Luffy.
"Haaaaa sudah habis. Enak sekali, Sanji. Terima kasih" sambung Luffy.
"Dasar manusia karet. Sekali sedot langsung habis!!" Kata Sanji.
"Hihihi aku akan pergi".
Luffy meninggalkan aku dan Sanji di pantri bar berdua. Padahal aku masih ingin mengobrol banyak dengan dia.
"Pergilah. Jangan kembali !!! " teriak Sanji.
"Aku juga akan pergi, aku ingin mandi Sanji".
"Perlu kutemani, Nami?" Kata Sanji dengan tingkah mesumnya.
Plakkk!!
Aku hanya memukul kepalanya lalu pergi tanpa kata kata.

Aku berjalan melewati koridor kapal belakang. Aku ingin mandi saja daripada meladeni Sanji si gila itu. Tiba tiba ada sebuah tangan menarikku dan tangannya yang lain membungkam mulutku.
LUFFY !
Luffy mengisyaratkan agar aku tetap diam.
"Ssstttttt". Tangannya masih membungkam mulutku, hampir saja jantungku copot karena kupikir ada penyusup di kapal ini.
Tu tungguuuu ..
Tapi sepertinya aku memang diculik.
"Aku merindukanmuuuuu" kata Luffy dengan suara berbisik sambil memelukku seperti anak kecil.
Kalian tau aku sedang dimana? Diruangan tempat menyimpan sapu & pel. Kotor dan sangat sempit.
"Kenapa membawaku ketempat seperti ini?" Kataku. Ruangan ini sangat sempit, tubuhku nyaris menyatu dengan tubuh Luffy.
"Aku mendengar kau akan mandi. Jadi yang terlintas dikepalaku hanya ruangan ini hehehe" katanya cekikikan.
"Dasar bodoh" kataku sambil memeluknya lagi. Aku tidak ingin melepaskan, seperti ini saja lebih menyenangkan dan aku tidak keberatan walopun di ruangan sekecil ini.
"Tidak ingin melepaskan pelukanmu, Nona Navigator?" Katanya menggodaku.
Bukan melepaskan aku malah mempererat pelukanku. Luffy hanya tertawa.
"Nami, aku benar benar tidak bisa bernafas. Dan juga aku tidak enak memelukmu dengan bajumu yang seperti ini".
Aku sejenak melihat apa yang aku pakai hari ini. Bra kebanggaan dipadukan dengan celana jeans panjang. Kalau dipikir pikir apa yang kulakukan ke Luffy ini memang sedikit mesum. Buru buru kulepas pelukanku dan menjitak kepalanya lagi.
"Bersihkan pikiranmu!!!" 
Luffy hanya tertawa cekikikan.
"Kau tidak kangen ya?" Sambung Luffy.
Aku menautkan jari jariku pada jemarinya.
"Hari ini aku cemburu lagi dengan Zoro & Sanji. Huh menyebalkan".
Entah apa yang merasuki pikiranku, tiba tiba aku menarik kerah bajunya dan melahap bibirnya yang sedang cemberut itu. Aku tau Luffy pasti kaget dengan seranganku ini, tapi kurasa dia menikmatinya. Dia mengalungkan tangannya kepinggangku & menikmati apa yang sedang kulakukan padanya. Luffy sedikit membuka mulutnya kurasa dia memperbolehkanku untuk memperdalam ciumanku. Kurasa aku memang sudah gila, ya aku gila karena bocah gila ini.
Aku melepaskan ciuman yang sudah berjalan cukup lama karena kita sama sama sudah kehabisan nafas. Luffy menarikku kepelukannya lagi.
Ceklek ..
Tiba tiba pintu terbuka, dan yang terjadi ..
"Apa yang kalian berdua lakukan disini????!"
Luffy melepaskan pelukannya. Kita berdua benar benar kaget.

"Jadi begitu, Chopper ceritanya" kataku menjelaskan pada Chopper panjang lebar.
Terlihat dari ekspresinya, Chopper masih syok & kaget dengan apa yang dilihat dan didengarnya barusan. Luffy hanya tertawa, dia ini tidak tau aku hampir jantungan karena tertangkap basah dengannya.
"Namiiiii, kau serius ?"
Aku tersenyum dan mengangguk mantap.
"Jadi kumohon rahasiakan ya, Chopper" pintaku sambil memegang tangan Chopper.
"Ya kalau kamu tidak mau merahasiakan, akan ku makan kau Chopper. Hahahaha" sambung Luffy.
Chopper menyilangkan tangannya. Melihat bergantian kearahku dan Luffy.
"Baiklah. Ku kira Luffy tidak tertarik dengan perempuan. Kau tau kan Nami, pikirannya hanya makan".
Aku membuang nafas panjangku. Hiuuuffh akhirnya Chopper menyetujui.
"Terima kasih Chopper" aku menarik Chopper dan memeluknya gemas.
"Nami aku juga maauuuuu" rengek Luffy.
"LUFFYYYYYYY" teriakku dan Chopper bersamaan.
"Hahahahahahahaha"
Tiba tiba Luffy mencium pucuk kepalaku dan pergi begitu saja dengan ketawa khasnya.
"LUFFYYYYYYY!!!!!" Teriak Chopper yang tidak percaya dengan kelakuan kaptennya.
"Luffy kau sudah dewasa ternyata" sambungnya lagi dengan mata berkaca kaca.

My Captain ! Where stories live. Discover now