Lima

951 70 4
                                    

Semua kru berkumpul di bar kapal. Franky mengundang kita semua untuk minum, katanya hari ini keberuntungannya karena Robin masih mau memaafkannya. Lumayan juga untukku, mungkin sedikit alkohol membuatku merasa lebih baik. Jangan paksa aku untuk bercerita tentang Luffy. Aku ingin melupakannya sementara waktu. Paling tidak untuk hari ini saja.
"Hentikan Nami. Kamu sudah minum terlalu banyak". Robin menghentikan lamunanku.
Robin mengambil gelas digenggamanku.
"Ini sudah gelasmu yang ke7. Berhentilah kumohon" sambungnya lagi.
Robin tau apa tentang kondisiku yang sedang mengenaskan ini?
"Kemarikan Robin. Aku ini jagonya minum". Aku merebut kembali gelasku.
"Hey hey Nami, temani aku minum sampai mabuk. Kamu berani?" Sambung Zoro tiba tiba duduk di sampingku.
Aku tidak mengubris ucapan Zoro.
"Dasar cemen" ejek Zoro lagi.
Aku melihat kearah Zoro, dia tampak asik dengan botol sake di tangannya. Karena aku sangat tidak suka direndahkan oleh siapapun, kurebut botol sake dari tangan Zoro & langsung ku minum dengan sekali teguk.
"Superrrr Namiiiiii" teriak Franky.
Aku meletakkan botol yang sudah kosong ini dihadapan Zoro. Kuusap bibirku, menandakan sake sudah aman di perutku.
"Kau lupa dengan siapa orang yang kamu tantang ini?" Banggaku di depan Zoro.
"Nami sudah ya. Kamu sudah mabuk" kata Chopper.
Kuakui kepalaku sedikit pusing tapi aku masih dengan jelas melihat teman temanku di sini. Ya apalagi sang penjahat hatiku yang sekarang sedang makan tanpa memperdulikan kondisiku sama sekali. Bolehkah aku menghajar Luffy sampai babak belur?
Aku mengambil sake dan menuangkannya lagi ke gelasku.
"Sudah Nami" Zoro mengambil gelasku & kemudian meminumnya langsung tanpa permisi.
"Sialan kau Zoro" kataku.
Aku mengambil botol sake milik Zoro lagi & kuminum tanpa kusisakan. Oke yang kali ini kurasa sedikit berbeda, membuatku sedikit melayang. Ya kurasa aku sudah mabuk berat.

Aku membuka mataku. Kepalaku serasa pecah. Kurasa aku sangat mabuk kemarin malam.
"Akhirnya kau bangun juga, Nami".
Aku juga baru sadar kalau aku tidak tidur di kamarku & sekarang malah sudah di kliniknya Chopper.
"Masih pusing Nami?" Tanya Chopper lagi.
"Begitulah" kataku lemas.
Kepalaku benar benar ingin meledak. Badanku juga sangat lemas sekali.
"Kau ini jangan meminum sakeku lagi" saut Zoro yang ternyata juga ada di sini.
"Hmmm" jawabku sambil memijat mijat kepalaku.
Chopper memberiku termometer agar kuletakan dalam mulutku. Benar juga badanku juga sedikit demam kurasa.
"Kemarin kamu pingsan setelah minum sakenya Zoro" kata Chopper sembari mengambil termometer dari mulutku.
"Zoro yang menggendongmu kemari, Nami"sambungnya lagi.
"Terima kasih Zoro" kataku.
Zoro hanya mengacungkan jempolnya.
"Kalau begitu aku akan kembali ke tempatku" kata Zoro melangkah keluar dari klinik Chopper.
Aku mencoba memejamkan mataku lagi. Ada yang ingin kutanyakan pada Chopper, tapi tidak usahlah. Ini hanya menambah sakit hatiku saja.
"Nami, ini minumlah obatmu dulu"
Chopper memberiku obat obatan dan segelas minuman.
Ceklek.
"Namiii swaaan, kata Zoro kau sudah bangun. Syukurlah. Aku mencemaskanmu"
Sanji tiba tiba masuk dengan rombongannya. Brook, Usop, Robin, Franky, dan Luffy. Iya Luffy. Dan entah kenapa tidak ada gurat kecemasan melihatku terbaring lemah seperti sekarang ini. 
"Terima kasih Sanji" jawabku.
Robin meletakkan tangannya di dahiku.
"Kemarin badanmu jauh lebih panas dari ini. Syukurlah sudah menurun" kata Robin.
"Nami chaaaan, aku membawakanmu jeruk. Sengaja kupetik dari kebunmu" sambung Sanji lagi.
Aku hanya tersenyum melihat teman temanku bertingkah seperti ini.
Lagi lagi aku hanya bisa melihat kearah satu orang, yang bahkan sekarang dia malah asik sendiri dengan kegiatannya melihat buku buku Chopper.
"Besok lagi jangan meminum sake Zoro, Nami" sambung Usop.
"Iya baiklah. Maafkan aku teman teman membuat kalian tidak menikmati pesta kemarin".
"Sudahlah Nami. Cepatlah sembuh, setelah itu kita berpesta lagi". Sambung Franky.
"Setuju sekaliiii" kata Brook.
Aku tersenyum lagi melihat mereka. Mereka, kecuali Luffy yang sedaritadi tidak menanyaiku apa apa.
"Kalian boleh keluar kalau sudah selesai. Biarkan Nami istirahat" kata Chopper.
Mereka semua ribut karena Chopper menyuruh mereka keluar. Untuk saat ini memang kurasa mereka harus keluar, sakit kepalaku semakin menjadi jadi mendengar mereka ribut seperti ini.
"Baiklah baiklah Chopper. Kita akan keluar, kau harus menjaga Nami sampai sembuh. Biar kuhajar si marimo kenapa bisa membawa sake sialan ke kapal ini" kata Sanji.
Lagi lagi aku hanya tersenyum dengan candaan Sanji.
Akhirnya mereka semua keluar dari klinik Choper. Termasuk Luffy juga keluar tanpa mengucapkan apa apa padaku. Mungkin memang harus aku yang melupakan perasaanku padanya. Baiklah setelah aku bangun dari tidurku ini, aku harus benar benar menghapus semua perasaanku pada Luffy. Ya harus.

Aku sudah bangun dari tidur panjangku. Kulihat jam ternyata masih jam 11 malam. Sedari siang aku memang belum makan. Membuka mata saja sudah keliyengan, apalagi harus bangun untuk makan. Tapi sekarang sudah jauh lebih baik. Aku harus mandi dulu, baru makan. Aku juga harus kembali ke kamarku sendiri. Ku lihat Chopper tertidur di ranjang kecil di samping rak bukunya. Sebaiknya tidak usah kubangunkan, dia pasti lelah setelah merawatku.
Setelah kurapikan kasur yang kutiduri seharian, aku melangkah keluar dari klinik dengan hati hati. Jangan sampai Chopper terbangun, bisa bisa aku disuruhnya tidur di kliniknya lagi.
Sebelum masuk ke kamar, aku tidak sengaja melihat Luffy sedang berada di kursi tempat kemarin kita berbincang. Ah sudahlah, aku sedang tidak ingin menyakiti diriku sendiri. Lebih baik memang harus menjaga jarak sementara, sampai aku benar benar sembuh dari lukaku kemarin.

Setelah mandi, aku harus ke dapur untuk mengambil beberapa makanan. Aku benar benar lapar, semoga ada roti untukku malam ini. Kalau harus memasak, pasti akan memakan banyak waktu.
"Sudah sembuh?"
Aku menoleh ke sumber suara. Kenapa harus bertemu disini dengan Luffy sih.
"Hmm" jawabku.
Aku harus cepat cepat mencari roti, dimana sih Sanji menyimpannya.
"Mencari apa?" Tanyanya lagi.
Si bodoh ini, untuk apa aku pergi ke dapur kalau tidak mencari makanan.
"Makanan" jawabku singkat.
Aku harus bersikap sebiasa mungkin. Ayolah Nami kamu itu harus move on. Yok bisa yok!

Luffy menghampiri tempatku mencari makan. Tiba tiba tangannya menyentuh dahiku. Aku mematung untuk sepersekian detik, sampai akhirnya aku menyingkirkan tangannya.
"Apa yang kamu lakukan?" Kataku dingin.
Luffy hanya diam.
"Minggir, aku sangat lapar" sambungku.
Aku melanjutkan kegiatanku mencari makanan di lemari dapur. Aku memang sangat gugup sekarang ini, tapi aku juga tidak ingin dibuat Luffy bingung terus. Kadang dia sangat cuek denganku seperti tadi siang, kadang dia sangat perhatian seperti sekarang ini.
Karena tidak juga menemukan makanan, akhirnya aku hanya mengambil susu dari lemari pendingin dan segera kembali ke kamar. Biarlah aku tidak profesional untuk saat ini, yang lain juga tidak tau. Luffy pasti juga tidak menyadari dengan sikapku sekarang. Hah mana sadar, dia itu orang paling cuek seantero lautan. Sangat tidak peka.
"Tunggu Nami"
Aku berhenti tepat di depan pintu dapur.
"Nih"
Luffy melemparkan sekotak makanan kearahku, untunglah aku bisa menangkapnya.
"Tadinya mau aku antar ke kamar. Tapi kamu udah nggak ada" sambungnya lagi.
Aku melihat isi kotaknya. Nasi kepala telur kesukaanku.
"Aku membuatnya sendiri jadi memang berantakan hahaha tapi enak kok. Aku sendiri sudah mencobanya" kata Luffy dengan cengiran khasnya.
Luffy melangkah menghampiriku.
"Jangan sakit lagi" katanya sambil mengacak acak rambutku lalu pergi keluar mendahuluiku.
Jantungkuuuuu..
Aku tersenyum melihat isi kotak makanan dari Luffy. Ku rasa steak buatan Sanji kalah dengan makanan ayam buatan Luffy ini. Hahahahaha
Oke, sepertinya aku tidak ingin move on dulu.

My Captain ! Where stories live. Discover now