37| Back To School

218 24 9
                                    

Hari pertama masuk sekolah dengan suasana baru, yg awalnya masih menjadi adik kelas kini sudah naik menjadi kakak kelas. XI-MIPA 2 adalah kelas Fatim saat ini.

Kelas itu bukanlah kelas unggulan, sebenarnya Fatim bisa saja masuk kelas unggulan tapi dirinya yg meminta agar ditempatkan dikelas biasa dengan Emil yg tetap menjadi teman sekelasnya.

"Kepsek kalo udah ngoceh ga berenti-berenti heran, padahal udah ada yg pingsan" oceh Emil yg dari tadi sudah tidak diam karena pegal

"Nunggu ada yg mati dulu baru tar selesai" sahut Fatim

"Sumpahhhh ga aus apa dia ngomong mulu??! Kesel bat gua, kuping gua udah nolak suara dia dari awal!" kesal Emil sambil menghentakkan kakinya.

Untung saja mereka berada dibarisan paling belakang jadi santai aja mau ngomong atau tengak-tengok, toh ga terlalu keliatan juga.

"Haii"

Fatim dan Emil menengok kearah sampingnya, terdapat seorang pemuda yg tengah tersenyum kearah mereka.

"Nael? Kok lu disini si?" tanya Fatim bingung, pasalnya barisan anak IPA dan IPS sangatlah jauh, apa anak itu menyelinap diantara barisan anak IPA?

"Ga boleh?" tanyanya

"Ga ngelarang sii... Tapi ntar kalo ketauan gimana?? Ini kamu pake almet siapa?" tanya Fatim sambil memegang almamater yg Nathan pakai.

"Pinjem punya Peter hehe" kekehnya berasa tak memiliki dosa

Fatim melongokan kepalanya kearah barisan anak IPS, disana terdapat Peter yg memakai almamater milik Nathan. Almamater mereka memang sengaja dibedakan dengan tujuan agar gampang untuk membedakan dari jurusan mana mereka asal.

Jurusan IPA dengan almamater berwarna merah marron, jurusan IPS dengan almamater berwarna navy, dan Jurusan Bahasa dengan almamater berwarna hijau army.

"Ngapain kesini?" tanya Fatim lagi

"Jagain kamu lahhh" jawab Nathan sambil menampilkan senyum bodohnya

"Emang aku anak kecil!" sungut Fatim tak terima

"Kamu tuh harus dijaga biar ga diambil sama orang... Liat tuh, mata cowo pada jelalatan ke kamu" tunjuk Nathan dengan dagunya

"Ohh cemburuuuu ceritanyaa..... Emang cuma kamu doang yg bisa cemburu, aku juga bisaaaa...." ucap Fatim

"Bisa apaaa?" tanya Nathan dengan kekehannya

"Bisaa kok bisaaaa"

Nathan menyamakan tingginya dengan tinggi Fatim saat ini. Fatim baru menyadari kalau Nathan akhir-akhir ini sedikit lebih tinggi dibanding saat ia masih kelas 10 kemarin.

"Iyaaa bisa apa?" ujar Nathan lagi dengan nada meledek

"Anak bahasa ngeliatin kamu mulu tuh, ga mau say hai?" ucap Fatim sedikit cemberut

Nathan menolehkan kepalanya kearah barisan anak jurusan Bahasa, sebagian dari mereka langsung mengalihkan pandangannya ketika dirinya menengok.

"Samperin gih..."

Ucapan Fatim mampu membuat dirinya terkikik geli.

"Lucu kalo lagi ngambek" ucap Nathan sambil mencubit pipi Fatim pelan

"Mantap jadi nyamuk guaaa" sindir Emil yg sejak tadi hanya menyimak percakapan antara Fatim dan Nathan.

Fatim dan Nathan kompak menatap Emil yg sedang menatapnya juga.

"Apa! Lanjut aja, gua mah ngontrak" ujar Emil tidak peduli

"Hehee sorryyy" kekeh Fatim

***

Broken HomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang