50| Im Number Seven!

233 23 4
                                    

Kacau. Hari ini benar-benar kacau menurut Fatim, bagaimana bisa ia bertemu dengan tidak sengaja oleh sang Mommy saat dirinya sedang berada disebuah konser.

Entahlah Fatim nanti akan bercerita dengan kakak dan abangnya atau memilih untuk menyembunyikan hal ini.

"Shit... Gua benci ini" umpatnya dan terus melaju kencang entah menuju kemana

Tadi Mommy nya sempat menarik dirinya keluar dari konser tersebut namun dengan cepat Fatim menolak dan pergi dari hadapan sang Mommy.

Fatim sedikit menimang-nimang sebuah keputusan akan kemana ia habis ini. Dan satu titik terang pun memintanya agar berkunjung kesana.

Sebelum berkunjung kesana, ia terlebih dahulu mampir ke toko bunga dan memutuskan untuk membeli 1 buket bunga mawar merah.

"Durinya mau di buang apa engga?" tanya penjual bunga tersebut

Fatim menganggukkan kepalanya, "Dia ga suka ada benda yg tajem, jadi potong aja"

Penjual itu memberikan 2 jempolnya kearah Fatim.

Tidak membutuhkan waktu lama untuk membersihkan duri tersebut dan kini tangkai bunga mawar yg ia beli sudah bersih dari duri.

"Thanks bang" ucap Fatim lalu meletakan beberapa lembar uang kertas dimeja kasir.

Ia menyelipkan buket bunga itu diantara tangki motor dan kaca depan motornya.

"Jangan jatoh yaa... Tar dia ngamuk" ucap Fatim menepuk pelan buket tersebut.

Mungkin kalau ada orang didekatnya ia akan dibilang gila karena berbicara dengan bunga.

Fatim kembali melaju ke tempat tujuannya, semoga dia tidak marah karena dirinya sudah jarang sekali untuk menemuinya, terakhir ia berkunjung 3 atau 4 tahun yg lalu.

Sesampainya di lokasi, Fatim pun memarkirkan motornya ditempat biasa. Tempat yg adem.

"Hai..."

Fatim berjongkok dan mengusap pelan keramik di hadapannya.

"Sorry gua baru ke sini lagi sekarang hehe"

Ia menaruh buket bunga tadi dan tersenyum setelahnya.

Fatim sedikit mengamati objek didepannya dan mengerutkan dahinya bingung.

"Kok rumput lu pendek kaya abis ada yg motong? Kan gua jarang ke sini" ucapnya sambil meraba rerumputan dihadapannya.

Setelahnya ia tidak memperdulikan itu, tatapannya kini menghadap kearah langit cerah dengan sedikit awan.

"Lu tau ga si.. Gua ngerasa hidup gua bakal lebih menantang lagi kedepannya, lu pasti tau kalo tadi gua ketemu Mommy. Lu punya solusi buat ngehindar ga? Kenapa mereka kaya intel sih?! Mereka tau keberadaan gua dimana tapi semoga aja mereka ga ciduk gua disini" ucap Fatim seakan-akan ada orang didepannya yg sedang ia ajak bercerita.

"Lu enak yaa... Lu udah pergi duluan tanpa nyapa dunia. Sombong bener. Asli lu tuh curang, seharusnya lu yg ada diposisi gua sekarang dan gua ga ada di dunia ini. Tapi mau gimana lagi, Allah percaya sama gua karena gua mampu, masih banyak urusan yg belom gua selesaiin disini. Dan inget kata-kata gua, gua bakal nyusul lu kalo urusan itu udah selesai. Gua janji"

Setelah mengucapkan itu dari belakang ada yg menepuk pundaknya.

"Ga boleh ngomong kaya gitu, pamali"

Fatim menoleh dan terkejut saat seseorang datang menemuinya ditempat ini, pasalnya ia tidak pernah memberitahu lokasi ini kepada siapapun. Ia hanya bercerita sedikit namun tidak menyebutkan lokasinya.

Broken HomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang