20

379 18 7
                                    

[Gimana hadiah dari gue? Seneng? Kalo gitu selamat ulang tahun dan selamat mengurangi masa hidup.]

Setelah membaca pesan tersebut, Nana segera membuka satu persatu hadiah yang dia terima. "Dimas, kado mana dulu yang harus gue buka?"

Dimas mendudukkan dirinya di hadapan Nana. Memilih acak kotak-kotak yang terbungkus kertas bergambar. Pilihan pertamanya jatuh pada kotak yang paling besar.

"Ini dari Dhidy." Nana menerimanya dan mulai membuka kado tersebut. Senyumnya mengembang begitu melihat sebuah boneka Hello Kitty dengan ukuran begitu besar.

Diraihnya kado yang lain. "Ini dari siapa?"

"Zico," jawab Dimas singkat.

Nana mengerucutkan bibirnya, dari semua kado. Justru kado dari Zico yang paling kecil. Begitu dia membukanya, sebuah kotak berudu yang dia lihat.

"Semoga kalung Hello Kitty, eh jangan, cincin Hello Kitty." Dengan perlahan Nana membuka kotak berudu tersebut. "Tuhkan, kata gue juga pasti cincin Hello Kitty."

Nana segera memakai cincin tersebut. Tangannya kembali mengacak kado, pilihannya jatuh pada kado yang dia ketahui pemberian dari Dimas. Baru saja akan membukanya, Dimas sudah lebih dulu merampasnya.

"Punya gue buka terakhir oke. Soalnya punya gue yang paling spesial."

Dimas menyembunyikan kadonya. Lalu menyerahkan kado yang lain kepada Nana, "Ini dari Shiren. Lo gak mau liat?"

Nana menerima kadonya, begitu dia buka yang dia dapat adalah sebuah kado lagi. Begitu dia buka, masih sebuah kado di dalamnya. "Anjirr, ini pasti dari Kak Ros, dikiranya gue Upin Ipin apa, mentang-mentang Upin Ipin udah punya rambut jadi disamain sama gue."

Nana membuka kotak terakhir, hadiah yang dia dapat adalah, sebuah Tupperware bergambar Hello Kitty. Membuat Nana terkekeh melihatnya. Diraihnya satu kotak yang tersisa di hadapannya. "Pasti dari Rere."

Dimas menggeleng. "Itu dari Rafa."

Nana tersenyum kecewa, tangannya dengan telaten membuka perekat yang berada di setiap ujung kertas kado yang membungkus kadonya.

Sebuah kardus cukup besar kini berada di tangannya, begitu dia buka, di dalamnya hanya ada sebuah buku kecil dan pulpen dengan motif Hello Kitty yang direkatkan ke sisi kardus.

"Sini kado dari lo."

Dimas menelan ludahnya, perlahan dia berikan kadonya kepada Nana.

Srek!

Nana merobek kertas kadonya. Begitu mendapatkan barang yang menjadi hadiahnya. Nana hanya diam saja, tidak menunjukkan adanya reaksi terkejut, kecewa, ataupun bahagia.

Tak! Tak!

Dimas memegang tangannya yang baru saja diketuk oleh kepala gayung, pelakunya sudah pasti Nana.

"Gak ada yang lebih berguna lagi, apa?"

Dimas cengengesan. "Gue itu nyarinya susah loh."

"Yaudah makasih."

"Yaudah makasih sama terimakasih, beda ya, Sayang."

Tak!

Lagi-lagi Dimas mendapat pukulan dari Nana, masih menggunakan gayung hadiahnya.

"Sayang, sayang, pale lo copot."

"Siying, siying, pili li cipit."

Nana menatap Dimas tajam, begitupun Dimas yang balas menatapnya tajam. "Jadi yang gak ngasih Rere dong, eh, Rere ke mana?" Nana kembali bangkit dan keluar dari kamarnya. Dilihatnya Zico dan Shiren yang sedang makan, di sampingnya ada Rafa dan juga Dhidy.

Kak, Aku Kecewa (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang