Tespek

1.1K 82 2
                                    

Pintu gerbang terbuka lebar seperti biasanya, para murid terlihat bersemangat memasuki sekolah. Berjalan dengan aura positif, mencoba ramah dan memberikan sapaan kepada teman teman yang ia lewati. Dua orang berlari menghampiri grisel, siapa lagi jika tidak dua mantan temannya.

"Hallo.. sel" sapa lisya dengan amat semangat.

"Heh Jan kabur lagi kali ah, kita kan cuma mau minta maaf" ucap zea dengan merangkul grisel.

"Kalian siapa? Gw ga kenal deh" gurau grisel seolah olah lupa ingatan.

"Ishh.. Jan gitu lah, kita kan bespren" sahut lisya.

"Maapin ya sell" ucap zea sedikit memohon.

"Sebenernya gw sih udah maafin kalian sejak dulu kala, tapi gw pen ngeprank aja" jawab grisel.

Tabokan mendarat ke lengan tangan grisel, "dih jahat banget lo! Gw gibeng mampus" kesal zea.

"Jadi- Kita- dah baikan nih?" Ucap lisya dengan ragu yang dijawab grisel dengan anggukan perlahan.

Mereka berdua senang bukan main, hingga berteriak kegirangan bak anak kecil yang mendapat mainan dari orang tuanya. Grisel hanya memandangi kedua temannya itu dengan senyum sambil menggelengkan kepala pelan.

Mereka bertiga berjalan memotong lapangan tak hanya cepat mereka tak perlu capek untuk berjalan dengan jarak yg sedikit jauh jika lewat lorong kelas. Grisel melihat seorang lelaki yg duduk ditepi lapangan bersama para temannya, entahlah.. dirinya amat semangat jika melihat temannya yang satu itu. Tak lama berselang, lelaki itu juga menengok ke arah Grisel sehingga tatapan bertemu.

Vier berjalan menuju seorang gadis yang tengah menatapnya saat ini, seorang gadis manis yang tampak biasa saja namun ternyata menyimpan banyak rahasia. Tiba tiba seseorang berlari dan menabrak Vier dengan keras, namun mereka berdua tak ada yang jatuh.

"Ma- maaf" ucap Hesty dengan napas tersengal.

"Lo gapapa?" Ucap Vier peduli.

"Gapapa kok, maaf banget. Gw harus cepet pergi" ujarnya sambil tergesa gesa.

"Lo mau kemana? Bukannya bentar lagi jam masuk?" Bingung Vier.

"G-gue a-ada janjian" jawab Hesty dengan gugup namun cepat.

"Y-ya udh ya, maaf banget" ucap Hesty kemudian ia kembali berlari menuju luar gerbang sekolah.

Vier menengok kearah gadis tadi berdiri namun sudah tak ada dirinya, menghela napas dirinya pun berjalan berbalik arah kembali kepada para temannya. Padahal dirinya ingin sekali menemui dan berbicara pada gadis tersebut, entahlah ada apa dengan hatinya namun ini seperti rasa ingin bertemu untuk sekedar melihat senyumnya.

"Mau ngapain lu tadi?" Ucap Reo.

"Engga tdi mau ambil barang gajadi entar aja" bohong Vier.

☘☘☘☘☘

Bel istirahat berbunyi. Siswa bersorak menantikannya, keluar kelas dengan bersemangat, tak terkecuali grisel dan para temannya. Mereka berjalan pergi menuju kantin untuk memberi makan para cacing cacing yang kelaparan pada perutnya.

"Heh kalian tau ga si? Ella anak 10 IPS 3 masa hamil duluan coi" celetuk Joy.

"Uhk.. uhkk.." Hesty tiba tiba saja batuk.

"Knp hes?" Tanya Lisya.

"Gapapa" sahut Hesty dengan raut wajah yg panik.

"G-gw m-mau ke kamar mandi dulu ya" ucapnya kemudian ia pergi begitu saja sambil berjalan cepat.

XAVIERWhere stories live. Discover now