Lisya dan Vero

2.7K 141 5
                                    

Seperti biasa.. hari ini Grisel berangkat sekolah dengan rasa lemah lesu dan tak bersemangat karena tiada orang tuanya yang menyapa. Grisel membuka helmnya dan kemudian turun dari motor, sebelum ia berjalan menuju kelas, Grisel membenarkan dahulu rambutnya yang terkena helm tadi.

Berjalan tanpa alunan, dan hanya mendengar suara bising, itu yang sudah biasa terjadi. Suasana ricuh dari kelas lain memang terlihat menyenangkan, sedangkan kelasnya sendiri, ia harus bingung mengatakan apa? Tiada cerminan.

Grisel duduk di bangkunya kemudian menenggelamkan wajahnya pada lipatan tangan yang berada dimeja. Rasanya nyaman melakukan hal seperti ini beberapa waktu. Mungkin ia berharap jika hari ini jam kos, mungkin ia akan tidur sepanjang jam pelajaran pertama ini.

Grisel menegakkan kembali tubuhnya, dan menghadap ke arah cewek yang baru saja datang, dengan raut senyum yang begitu memuaskan bahkan berlebih. Lisya ia kelihatannya sedang dihujani keberuntungan, terlihat dari raut wajahnya. Grisel menatap heran sang temannya itu, dengan raut wajah yang sulit untuk dicerminkan, perpaduan dari raut cengoh dengan dahi yang terlipat lipat itu.

"Kenapa lo?" Ucap Grisel yang masih memandangi Lisya.

"Gue lagi seneng banget.. kayak mimpi sumpah" jawab Lisya memandangi atap atap plafon kelas.

"Seneng kenapa Lo?"  Tanya Grisel kembali.

Lisya duduk ditempat duduk kemudian menghadap ke arah Grisel dengan serius, "gue ditembak sama Vero, OMG banget nggak sih.." ucapnya heboh.

Mendengar ucapan Lisya, sontak Grisel tertawa kencang, ia mengira jika Lisya hanya menghalu gara gara terlalu menyukai Vero. Grisel tertawa layaknya orang tanpa dosa dengan memukul mukul meja sedikit keras.

"Gimpi lo?" Grisel mencoba menahan tawa.

"Nggk, beneran tau..  ada buktinya" Lisya menekuk wajahnya, karena Grisel tak mau mempercayainya.

"Apa buktinya"

"Nih" Lisya menyodorkan ponselnya.

Yaa.. walaupun Lisya terlihat serius, ia masih tak percaya jika Vero adalah sang kekasihnya, jika dilihat lihat Vero termasuk dalam kategori cowok ganteng disekolah ini, apalagi waktu itu Grisel mengetahui jika banyak sekali cewek yang mengejar Vero, padalah setau Grisel, ia pernah mendengar berita jika Vero disukai oleh Sely seorang anggota OSIS yang pandai itu.

Grisel membaca chat yang ditunjukkan oleh Lisya. Saat sedang berada pada kata 'dari sekian banyak cewek, aku lebih suka kamu, mau nggak kamu jadi pacar ku' wow Grisel terkejut betul. Vero sebucin itu kah? Dan ia nggak salah pilih? Ini bener pa nggak sih? Grisel masih tak mempercayainya ia hanya salfok sama kata kata yang digunakan oleh Vero.

"Ilih ini setingan kali.. gue tau otak lu, mesti ngehalu doang" Grisel melanjutkan tertawanya.

Sedangkan Lisya ia semakin sebel dengan temannya, mengapa tak mau percaya dengan dirinya, "serah lu kalo nggak mau percaya ya udh, nanti kalo Lo tau faktanya lu pasti bakal kaget dengan aura gue yang menarik perhatian Vero." Ucapnya sinis.

Grisel menatapnya penuh tak percaya, ia menggelengkan kepalanya pelan berulang kali. Entah mengapa temannya ini selalu saja menghalu, padalah itu tak baik.

☘☘☘☘☘

Jam istirahat telah berbunyi saatnya Grisel menyantap para makanan yang sedang menunggu untuk masuk kedalam perutnya itu. Grisel menggegeri Lisya untuk segera menyelesaikan pekerjaannya. Mereka berdua pun segera pergi menuju kantin, menerpa siswa lain yang sedang berjalan di lorong lorong kelas.

Aroma khas dari setiap makanan membuat perutnya bergetar, tak sabar untuk menikmati para kuliner yang ada dikantin. Mereka berdua sudah melihat si trio lainnya yang sedang duduk di meja deretan belakang. Grisel dan Lisya menghampiri para temannya itu.

XAVIERWhere stories live. Discover now