Hesty dijemput

474 29 7
                                    

Keesokan harinya saat hari libur grisel sedang bermalas malasan diranjang kesayangannya, entahlah tak banyak hal yang ingin ia lakukan pada hari hari libur seperti ini. Mungkin seharian dirinya hanya akan  bermain ponsel, tidur, makan, dan tidur lagi.

Dari arah luar kamar grisel terdengar langkah kaki seseorang, dan munculah Ajun. Dirinya muncul dengan keadaan segar setelah mandi dengan rambut basah yang ia usap dengan handuknya.
"Woyy mandi..!" Teriak Ajun

"Jadi cewe jan jorok jorok amat Napa! Pantesan ga punya ayang" sindirnya

"Ngapain mandi? Lagian gw juga ga ada rencana.. paling disini sini aja" balas grisel.

"Fiks sih jomblo seumur hidup, dah garang jorok pula"

"Wahh kurang ajar !"

"Mandi gihh.. nanti om sama Tante kesini mau jemput Hesty"

Grisel langsung bangkit dengan wajah terpelongo selama beberapa menit, hingga sadar dan menggelengkan kepalanya cepat dengan ketidak percayaan dalam hatinya.

"Beneran? Yakin? Serius?" Grisel masih terkejut dan tidak percaya.

"Iya.. tadi gw denger ayah telfonan sama om, kenapa?"

"Gapapa, ternyata cepet banget" ujar grisel.

"Kenapa? Biasanya Lo seneng kalo ga sama dia" heran Ajun

"Gimana ya? Gw bilang ayo nggak?" Tanya grisel dengan raut yang kecewa.

"Ada apa? Bilang apa?" Ajun merasa penasaran.

Menarik nafas dalam dalam grisel akhirnya menceritakan semua yang ia  ketahui pada Ajun. Dirinya bercerita karena memang merasa jika Ajun memang kakak yang bisa memberinya solusi saat dirinya merasa ditekan oleh masalah. Grisel menceritakan dari mulai dirinya menemukan tespek sampai menanyai semuanya kepada Hesty.

"HAHHH..!! Yakin? Lo ga Ngada Ngada kan?" Ajun berteriak kaget dengan cerita grisel.

"Seburuk buruknya Hesty, dia ga mungkin bikin kesalahan sefatal itu!"

"Lo pikir! Cuman lo aja yang ga percaya? Bahkan sampe sekarang pun gw masih ga percayaaaa!" Balas grisel dengan berteriak

"Tapi kalo ini bener! Gw ga bisa biarin gitu aja" Raut wajah Ajun mulai berubah (marah)

"Gw bakal bilang sama om dan tante, apapun itu yg akan terjadi" Lanjutnya.

"Apa Lo ga mikirin perasaannya juga? Mungkin aja dia emang ga mau lakuin hal itu, tapi dia dipaksa!"

"Lo pikir semua cewe bisa ngehindarin hal itu? Mereka orang orang bodoh yg ngelakuin hal itu! Tapi apa? Kita yang cewe selalu jadi korbankan? ORANG BODOHH ITU YANG NGGAK MIKIRRR! TAPI BISA LOLOS GITU AJAAA! BRENGSEKKK...!!" Grisel tersulut emosi.

Dalam hati grisel dirinya ingin menangis namun ia harus tetap tegar, dirinya bahkan bukan korbannya namun dia bisa merasakan bagaimana rasanya diposisi itu. Dirinya semakin bertekat mencari orang yang telah memperkosa saudaranya, ingin memukul sampai orang tersebut merasakan bagaimana rasanya diperlakukan seperti itu, jika bisa dirinya ingin memukuli lelaki sialan itu sampai mati.

"Gw pengen bilang tapi dilain sisi gw ga tega sama Hesty" lirih grisel.

Setalah mengepalkan tangannya kuat kuat, Ajun kemudian melepaskan kepalan tangannya dan tertawa lepas begitu saja.

"Hahah... Apa ini gw ngimpi? Apa Lo cuma ngeprank? Lo ga bicara serius kan?"  Ucapnya yang masih dengan tertawa.

"Lo pikir gw ada waktu buat bercanda sama Lo?" Balas grisel kemudian ia pergi ke kamar mandi meninggalkan Ajun yang tertawa tidak jelas.

Has llegado al final de las partes publicadas.

⏰ Última actualización: Mar 30, 2022 ⏰

¡Añade esta historia a tu biblioteca para recibir notificaciones sobre nuevas partes!

XAVIERDonde viven las historias. Descúbrelo ahora