The General's Wife Part 9 : Masa Lalu

157K 8.2K 534
                                    


Part 1-10 Free Publish untuk umum. Part 11 ke atas Privat Publish hanya untuk follower    

The General's Wife Part 9 : Masa Lalu

Kau tampak sehat dan baik, sepertinya menyenangkan bertugas di perbatasan barat?" Akira mempersilahkan Athena duduk, dan memulai percakapan.

"Sangat menyenangkan Jenderal, wilayah perbatasan barat adalah wilayah yang hanya sedikit terkena imbas musim salju, sehingga udara di sana cukup hangat, tidak sebeku di sini." Athena tersenyum, duduk dengan cukup nyaman sambil menatap sang Jenderal yang nampak begitu tampan di balik meja besarnya. "Omong-omong, ayah saya mengirim salam."

"Oh ya?" Akira mengangkat sebelah alisnya, "Sampaikan salamku untuk Jenderal Zayed, aku harap beliau menikmati masa pensiunnya dengan nyaman."

Ayah Athena adalah salah seorang Jenderal yang menjadi orang kepercayaan sang Jenderal besar, ayah Akira. Karena kedua orang tua mereka bersahabat, Akira dan Athena hampir bisa dibilang tumbuh bersama sejak kecil. Tetapi ketika Akira muda mulai terlibat cinta dengan Athena, Akira mulai merasakan keanehan karena ayahnya, sang Jenderal besar, tidak pernah memberikan restu atas hubungan mereka.

Selama bertahun-tahun Akira dibuat bertanya-tanya, hingga akhirnya setelah ayahnya meninggal dia mengetahui alasan yang sebenarnya : Athena bukanlah perempuan yang ditakdirkan untuk melahirkan penerus bagi Akira. Dan ketika diberikan pilihan antara Athena - yang saat itu sudah menjadi tunangannya- dan Asia, yang menjanjikan penerus untuknya, maka Akira menjatuhkan pilihannya kepada Asia.

Keputusan itu sempat menyebabkan hubungannya dengan Athena memburuk, sampai Athena, yang kala itu juga menjadi salah satu letnan terbaik di benteng Marakesh City mengajukan diri untuk dipindahkan ke perbatasan barat yang merupakan lokasi terjauh dari tempat Akira berada.

Lama kedua sosok manusia itu bertatapan dalam keheningan yang penuh arti, sampai akhirnya Akira memecahkannya,

"Apa yang membuatmu kembali, Athena?" Senyuman Akira menghilang, berganti dengan tatapan dingin menelisik.

Ekspresi wajah Athena tidak berubah ketika menjawab, "Ayah saya sudah tua, Jenderal. Saya kembali kemari untuk merawatnya."

"Begitu." Akira bergumam, datar dan tanpa ekspresi, "Aku yakin kemampuanmu akan sangat berguna bagi benteng kami. Selamat bekerja kembali kalau begitu."

Athena mengangguk, menyadari bahwa percakapannya dengan sang Jenderal sudah selesai. Perempuan itu bangkit dari duduknya dan membungkuk memberi hormat, "Kalau begitu saya permisi, Jenderal."

Akira mengangguk tipis, lalu tanpa menunggu Athena keluar dari ruangan, lelaki itu kembali memusatkan perhatiannya pada peta strategi di atas mejanya.

Sementara Athena, yang sudah memegang handel pintu untuk keluar, mendadak menghentikan langkahnya meragu,

"Saya melihatnya di pengumuman siaran resmi, anda akhirnya mengumumkan kehamilan isteri anda."

Kepala Akira terangkat kembali, menatap Athena yang berdiri di pintu, dengan ekspresi muram.

"Ya, Isteriku akan melahirkan beberapa bulan lagi, Aku memutuskan untuk mengumumkan kehamilannya sebelum kandungannya terlalu besar dan menjadi riskan untuknya jika dibawa keluar."

"Dia.... isteri anda... dia begitu muda...." Athena menatap Akira tajam, "Apakah anda bahagia bersamanya, Jenderal?"

Akira melipat tangannya sambil duduk tegak di kursinya, matanya menyipit,

"Apakah engkau sedang mencoba memberi selamat atas perkawinanku, Athena?"

Bibir Athena langsung menipis, seolah pertanyaan itu menganggunya, tetapi ekspresi itu hanya berlangsung sekejap, terhapuskan oleh senyuman manis yang tampak benar-benar tulus.

The General's WifeWhere stories live. Discover now