The General's Wife Part 17 [ Flashback 2 ] : Asia, Akira dan Percikan Bagian 2

106K 8.1K 1.1K
                                    


Jadwal Posting berikutnya : Emperor Consort jam 1.30 dini hari

Playlist : What Have You Done by Within Temptation

Saya repeat nonstop lagu tsb, ketika menulis part ini, untuk membangun chemistry antara Jenderal Akira dan Asia. Dan lagu ini sangat mewakili. Jadi kalau sempat, dengarkan, pasang earphonemu kencang-kencang sambil membaca :)

Part ini mungkin sedikit membosankan penuh dengan narasi tanpa konflik. Karena seharusnya hanya satu part tapi saya pecah menjadi dua, apa boleh buat, ada 11.000 huruf sehingga terasa membosankan. 

Percikan sesungguhnya baru akan terasa di part Flashback 2 Asia, Akira dan Percikan bagian 3 ( Part flashback yang terakhir )


The General's Wife Part 17 [ Flashback 2 ] : Asia, Akira dan Percikan - Bagian 2

By A


Jenderal Akira menemukan tubuh Asia yang sudah tak sadarkan diri di kamarnya di loteng atas. Dirinya tadi memanjat ke loteng setelah berhasil membuka penutup tangga yang menghubungkan lantai bawah ke kamar Asia. 

Disentuhnya tubuh Asia yang lemah kekurangan oksigen, dahinya berkerut menemukan bahwa bibir dan ujung jemarinya memerah, menunjukkan tanda-tanda karbondioksida sudah mulai meracuni. 

Suasana di sekeliling mereka sungguh genting. Api membakar di mana-mana sampai pada tingkat yang mengerikan. Seluruh bagian panti asuhan itu dibuat dari kayu yang sekarang pasrah dilalap api. Belum lagi bahan pelapis dinding dan karpet yang menambah besarnya kobaran api yang membakar dan mengamuk seolah ingin melahap rumah ini dalam sekali serang.

Jenderal Akira melepaskan jubah militernya yang basah kuyup, hawa panas membuat air yang membasahi jubahnya menguap, menciptakan jejak asap berwarna putih yang menguar dari jaketnya. 

Bau terbakar mulai menyengat dan menyesakkan dada, membuat paru-paru seakan tercekik dan berteriak mencari oksigen. Hati-hati dibungkusnya tubuh Asia yang tak sadarkan diri dengan jubah itu, membuat Asia mengerang setengah sadar.

Jenderal Akira lalu mengangkat tubuh mungil Asia yang sekarang aman terbungkus selimut basah, merapatkannya ke dada dan memeluknya erat-erat sambil berdiri. Matanya memindai seluruh ruangan dengan ahli. 

Turun kembali ke dalam rumah tempat ia masuk sama saja dengan bunuh diri, karena api di sana sudah terbangun sempurna dan mengamuk tanpa ampun. Sementara kamar ini juga hampir-hampir tidak ada harapan. Tinggal sedikit lagi, dan lantai kayu rapuh yang terbakar serta terasa panas di kakinya ini akan rubuh, melemparkan tubuh mereka berdua ke kobaran api yang telah menanti di bawah.

Jenderal Akira menoleh ke arah jendela besar di kamar itu, kusen-kusennya terbakar hebat. Pun dengan kaca jendela yang sekarang tampak memuai, menguarkan panas membakar yang mengerikan.

Hanya itu satu-satunya jalan keluar. 

Jendela itu adalah satu-satunya tempat yang membuka jalan ke udara bebas, meskipun sekelilingnya diselubungi api panas nan membakar.

Telinganya yang tajam menangkap suara hiruk pikuk di luar. Mobil paramedis sudah datang dan dari suara semprotan-semprotan air yang menggelegak laksana hujan, menunjukkan bahwa Paris juga sudah berhasil mendatangkan mobil pemadam api milik militer ke lokasi ini.

Tetapi dia dan Asia tidak bisa menunggu. Memadamkan api sebesar ini membutuhkan waktu lama. Sementara dari napas Asia yang kering dan berat, perempuan ini membutuhkan oksigen untuk menyelamatkan paru-parunya yang kekeringan. 

The General's WifeWhere stories live. Discover now