Prolog : Suami Tak Dikenal

215K 10.9K 261
                                    

Part 1-10 Free Publish untuk umum. Part 11 ke atas Privat Publish hanya untuk follower  

Ruangan itu putih, semuanya serba putih....

Asia mengerjap-ngerjapkan matanya yang terasa pedih karena cahaya lampu yang langsung menusuk ke matanya. Dia memejamkan matanya, dan kemudian membukanya lagi, menemukan kembali dinding yang serba putih melingkupi seluruh pandangan matanya.

Putih pucat steril yang menakutkan....

Pandangannya masih remang-remang, tetapi setelah mengerjap-ngerjapkan matanya kembali, semuanya berangsur jelas. Dia sedang berbaring di atas sebuah ranjang yang lagi-lagi berseprei putih dengan selimut yang senada, di tangan kirinya ada perban dan jarum infus yang ditutup plester tampak menusuk di sana.

Asia mengerutkan keningnya

Dia berada di rumah sakit? Dia sakit apa?

 "Akhirnya kau bangun juga."

Suara yang dalam dengan aksen diseret dan terdengar sedikit mengancam itu membuat Asia langsung menolehkan kepalanya ke arah suara itu, matanya langsung menangkap sosok lelaki berwajah keras dan kaku, mengenakan pakaian serba hitam sedang menatapnya dengan pandangan menusuk dari bola matanya yang cokelat muda. Lelaki itu duduk sambil bersedekap dan menyilangkan kaki di atas sofa besar yang juga berwarna putih tak jauh dari tempat tidurnya.

Siapa lelaki ini? Kenapa menungguinya di rumah sakit?

Lelaki itu bangkit berdiri dari duduknya, dan melangkah mendekati ranjang. Asia mengamati lelaki itu dan menyadari bahwa sosoknya begitu tinggi dan tegap dengan tubuh ramping tetapi kekar dan berotot.

Dan lelaki itu.... Asia memandang pakaian hitamnya sambil mengerutkan kening, pakaian itu bukan pakaian biasa..... lelaki itu mengenakan mantel hitam panjang berpotongan tegas dengan pangkat-pangkat di pundaknya dan beberapa tanda bintang di dadanya.....

Seketika itu juga wajah Asia pucat pasi, dan dia terkesiap, berusaha berjingkat dari posisinya di ranjang.

Lelaki ini adalah seseorang dari kaum militer!

Jantung Asia berdegup kencang oleh rasa takut dan antisipasi. Kaum militer, terutama yang berseragam hitam, adalah kaum pemimpin yang paling ditakuti diseluruh penjuru After Earth, meskipun dipuja sebagai pemimpin mereka dan penjaga keselamatan mereka, para penduduk sipil biasanya menghindari untuk berhubungan dengan kaum militer karena mereka takut terlibat masalah.

Siapapun yang terlibat masalah dengan kaum militer biasanya akan berakhir terbunuh dengan kejam, teronggok sebagai mayat yang dibuang begitu saja tanpa ada belas kasihan atasnya....

Asia menatap dirinya dengan panik, lalu menatap infus di tangannya, dan menatap sosok lelaki itu yang perlahan mendekat bagaikan macan kumbang yang memutuskan untuk bermain-main sebentar sebelum menyantap korbannya.

Dia sedang terlibat masalah apa? Kenapa dia ada di sini?Kenapa ada orang militer di sini?

Lelaki berpakaian militer itu menyipitkan matanya, mengamati ekspresi Asia yang ketakutan sambil berdiri di tepi ranjang, matanya melihat wajah ketakutan Asia dan tubuh yang beringsut paling jauh di sisi ranjang, seolah ingin sejauh mungkin dari dirinya.

Ada senyum di sana, senyum ironi yang sedikit sinis ketika lelaki itu berkata,

"Aku tidak ingin kau mengulangi ini lagi, Asia." Suaranya masih sama, dengan aksen dingin yang diseret dan penuh ancaman.

Asia mengerutkan keningnya semakin dalam, semakin bingung. Lelaki ini mengetahui namanya?

"Anda siapa? Ini di mana?" pada akhirnya Asia berhasil mengeluarkan suaranya

Pertanyaannya mungkin adalah pertanyaan biasa, tetapi efeknya sepertinya benar-benar mengejutkan untuk lelaki di depannya yang tampak tersentak dan menatapnya dengan pupil mata melebar,

Lelaki itu menipiskan bibirnya, kemudian matanya sedikit menyipit seolah-olah ingin membaca Asia sampai ke kedalaman hatinya,

"Apakah kau sedang bercanda?" suaranya rendah, mengancam dan membuat bulu kuduk berdiri.

Asia menelan ludahnya, sedikit takut,

"Saya tidak bercanda, sungguh.... Anda siapa?"

Mata cokelat itu tampak menakutkan, masih menatapnya tajam dan tak bergeming,

"Aku akan memanggil dokter untuk memeriksamu." Tiba-tiba ada secercah senyum tipis di bibirnya, "Aku adalah Akira, suamimu." Jemari lelaki itu tanpa izin bergerak, lalu menyapu perut Asia yang tak terlindungi, membuat Asia terkesiap kaget karena informasi dan sentuhan yang tak terduga itu,

"Dan kau isteriku, sedang mengandung anakku." Sambung lelaki itu dengan suara setengah berbisik.

The General's WifeWhere stories live. Discover now