The General's Wife Part 6 : Ingkar Janji

155K 8.9K 420
                                    

Part 1-10 Free Publish untuk umum. Part 11 ke atas Privat Publish hanya untuk follower    

(Flashback)

Burung merpati itu hinggap di balkon, lalu mematuk-matuk jendela kaca berbingkai putih yang berembun karena dinginnya hujan salju di luar.

Asia, yang masih duduk merenung di atas ranjangnya mengerutkan keningnya bingung,

Kenapa ada burung merpati di tengah salju yang dingin seperti ini?

Asia menyingkapkan selimut tebal yang membungkus tubuhnya sampai ke pinggang, dia mencoba bangkit dari ranjang dan mengernyit ketika merasakan rasa nyeri menyengat di tubuhnya.

Kondisinya yang lemah dan jejak Jenderal Akira yang ditinggalkan di tubuhnya seolah merantai hasratnya untuk memberontak dan melarikan diri dari kuasa jenderal Akira yang kejam.

Air mata Asia menetes turun dari bola matanya yang bening, mengalir membasahi pipinya dan terus turun hingga menggantung putus asa di dagunya.

Suara ketukan di jendela mengalihkan perhatian Asia dari lamunannya yang menyesakkan dada. Perhatiannya terpusat pada burung putih yang menyaru serupa salju itu dan sejenak kemudian Asia menyadari bahwa ada sesuatu yang aneh di kaki burung itu.

Ada sesuatu yang diikat di sana.

Asia mengarahkan pandangannya ke bawah, kamarnya terletak tinggi di menara ujung rumah Jenderal Akira yang megah dan tertutup serupa benteng besar.

Beruntung posisi kamarnya ada di tempat tinggi sehingga dia memiliki kesempatan untuk membuka jendelanya. Di rumah ini, seluruh jendela di ruang bawah dilapisi kaca anti peluru nan tebal yang tidak bisa ditembus, dan karena kamarnya ada di menara atas, kaca anti peluru itu ditiadakan.

Yah... Meskipun tetap saja jendela ini ditutup dengan teralis baja yang rapat serupa teralis penjara.

Setidaknya Asia bisa mengulurkan tangannya yang mungil keluar jendela dan mencoba mengambil benda terikat di kaki burung merpati itu yang membuatnya penasaran.

Untungnya burung itu cukup terlatih sehingga Asia cukup mudah mengambil bungkusan kecil yang terikat di kaki burung itu. Dan begitu bungkusan itu diambil dari kakinya, burung itu langsung mengepakkan sayapnya lalu pergi.

Asia menggenggam bungkusan itu di tangannya dan membukanya dengan hati-hati.

Di dalamnya ada secarik kertas tipis yang terlipat dengan rapi, ada tulisan singkat di sana.

Air mancur taman belakang jam 7 malam. Hati-hati. -C-

Cesar!

Cesar pasti sudah tahu bahwa jam tujuh cukup aman, karena Jenderal Akira baru ada di rumah setelah jam sembilan malam.

Asia meremas kertas itu di tangannya, memikirkan untuk memusnahkan kertas itu nanti demi keamanan. Detak jantung dan nafasnya saling berkejaran tak beraturan.

***

Cesar menunggu.

Sudah lebih tiga puluh menit dari waktu yang dijanjikan.

Dengan waspada Cesar menjaga dirinya tetap berada di bawah bayang-bayang pohon besar di samping air mancur. Matanya nanar menatap rumah besar serupa benteng milik Jenderal Akira.

Dia mengggigil. Pakaiannya hangatnya yang berwarna hitam pekat - didesain untuk menyaru dengan gelapnya malam - rupanya tak cukup mampu untuk menjaga temperatur tubuhnya di tengah hujan salju yang semakin menggila.

The General's WifeWhere stories live. Discover now