The General's Wife Part 4 : Pengkhianatan Palsu

174K 8.9K 487
                                    

Part 1-10 Free Publish untuk umum. Part 11 ke atas Privat Publish hanya untuk follower  

The General's Wife Part 4 : Pengkhianatan Palsu

"Apakah kau berhasil menemukan jejak-jejak pelarian Cesar yang terbaru?"

Akira mengajukan pertanyaannya itu kepada Paris sambil menyenderkan punggungnya di kursi kulit besar di ruang kerjanya.

Paris menganggukkan kepalanya pelan,

"Ada laporan bahwa Cesar muncul di pinggiran selatan kota di daerah Valixia, tetapi ketika kami menelisik ke sana, dia sudah melarikan diri menjauh. Untuk saat ini kami sedang melakukan penelusuran kembali terhadap jejak-jejak yang tertinggal."

Akira menipiskan bibirnya,

"Cesar orang yang cerdik, sudah beberapa kali dia berhasil mengecoh prajurit kita, apalagi dia sudah berhasil mempengaruhi orang-orang untuk mengikutinya sejak peristiwa pembakaran panti asuhan itu."

Paris menghela napas panjang,

"Peristiwa pembakaran panti asuhan saat itu memang menjadi propaganda buruk bagi tentara kita. Di mata rakyat kita menjadi semakin menakutkan dan beraura kejam."

"Bukankah kita memang harus seperti itu?" Akira menyela dengan ekspresi tidak senang. "Ayahku tidak akan mungkin berhasil membangun After Earth kalau dia bersikap lunak. Percayalah Paris, rakyat kita itu kebanyakan adalah mahluk tidak tahu diri, sekali kita memberikan mereka kelonggaran, mereka akan meminta lebih dan pada akhirnya meminta kebebasan. Dan jika mereka memperoleh kebebasan, mereka akan menghancurkan satu sama lain, menciptakan perang dan saling membunuh."

Akira berdiri, melangkah ke jendela besar di luar kantornya yang menghamparkan pemandangan After Earth nan seragam.

"Tidak akan ada ampun bagi siapapun yang membantu Cesar dan kelompok separatisnya. Jalankan perintah bunuh di tempat bagi siapapun yang terbukti bersalah, kalau perlu lakukan di depan orang banyak agar mereka tahu bahwa melawan kita akan menanggung konsekuensi yang mengerikan."

Paris menganggukkan kepalanya dengan sikap resmi, dan ketika berkata kemudian, dia tampak sedikit meragu,

"Kenapa anda tidak memanfaatkan isteri anda? Bukankah Cesar akan selalu mudah terpancing jika menyangkut Asia?"

Akira mengetatkan gerahamnya,

"Asia sedang mengandung anakku, Paris. Bukan ide bagus menjadikannya umpan."

"Kehamilan itulah yang akan menjadi senjata. Jikalau anda mengumumkan kehamilan Asia dan memanfaatkan kondisi Asia yang amnesia, Cesar akan mengira Asia mengkhianatinya dan dia akan menelan umpan itu mentah-mentah."

Tatapan mata Akira menajam, tampak bengis dan mengerikan,

"Aku tidak sabar menunggu saat aku bisa berhadapan dengan Cesar dan membunuhnya dengan tanganku sendiri."

***

Tangannya terikat....

Itulah yang pertama kali disadari oleh Asia ketika dia membuka matanya. Dia berada di sebuah kamar dengan nuansa putih pekat. Kedua tangannya disatukan dengan sebuah borgol dan diikatkan di kepala ranjang. Lengannya terasa pegal akibat posisi tak nyaman yang dipaksakan itu.

Asia menggerak-gerakkan tangannya dengan panik, merasakan dorongan keras untuk melepaskan diri. Tetapi usahanya itu malah menyakitinya. Pinggiran borgol besi yang dingin itu menggores pergelangan tangannya, membuatnya meringis perih.

Dan ketika langkah-langkah kaki itu mendekat, Asia merasakan jantungnya berdegup kencang. Rasa takutnya bercampur aduk dengan antisipasi.

Pintu itu terbuka, dan Asia langsung bertatapan dengan mata cokelat nyaris transparan yang menelusuri seluruh dirinya dengan tatapan menilai. Di depannya, berdiri seorang lelaki bertubuh tinggi dengan aura menakutkan, mengenakan turtle neck hitam dan celana legam.

The General's WifeWhere stories live. Discover now