6. mimpi panjang (2)

101 71 133
                                    

SELAMAT MEMBACA CERITA AKSARA

BAGIAN ENAM
•••

Setelah kegiatan barbeque yang sangat melelahkan semalam. Sekarang ke tujuh remaja itu sudah berada di depan villa. Pagi ini mereka akan pergi ke danau di dekat villa. Menikmati hembusan angin pagi di sana.

"Melek, Yon! ntar lo jatuh ke jurang gara-gara hal konyol lo itu," ujar Raka memperingati. Pasalnya laki-laki dengan balutan tiga hoodie itu tengah mengarahkan setangkai kayu sebagai arahannya. Matanya masih setia menutup.

"Diem, Ka. Gue masih ngantuk banget, gila."

"Mending lo gak usah ikut deh, Yon," kesal Raynelle.

"Nyusahin aja lo," tambah Alana.

"Segala pake hoodie lapis-lapis. Di kutub lo?" cibir Arvin, dirinya ikut kesal melihat tingkah Deon yang semakin hari semakin ada saja hal baru.

Mata Deon dengan sangat berat hati terbuka, melayangkan tatapan tidak suka ke arah temannya, "buset mak-mak rumpi sewot banget sama kehidupan Yoyon."

"Yon, buruan! atau gue tinggal." Sekarang Aksa buka suara, karena kesal langkahnya harus terhenti sebab menunggu Deon yang tertinggal jauh.

Deon membuka matanya lebar-lebar. Lalu melompat, melakukan senam kecil di tempat. Teman-teman yang melihat tingkah Deon hanya menggeleng kepala dan meninggalkanya sendiri.

"Woi, tungguin dong! gak setia kawan banget lo pada! "

---

"Sini."

Tangan keduanya bertaut. Saling memberi hangat. Raynelle menoleh, membalas senyuman Aksa.

"Kenapa?"

"Apanya?"

"Itu. Mata kamu nanti kering liatin aku mulu. Kedip, Ray."

Raynelle terkekeh.

"Ganteng banget sih."

"Pacarnya aja bidadari."

"Hidung kamu mancung banget." Tangan Raynelle menyentil hidung Aksa, membuat sang empu mencubit gemas pipi Raynelle.

"Takdir."

"Menurut kamu, kita juga takdir?"

Hening.

"Kenapa diem aja?!"

"Aku gak pernah berhenti minta sama Tuhan biar kamu jadi takdir buat aku, Ray. Tapi aku juga gak punya kuasa dalam takdir Tuhan."

"Tuhan pasti takdirin kita."

"Amin paling serius."

Raynelle menyandarkan kepalanya di bahu Aksa. Keduanya menikmati hembusan angin pagi. Walau Raynelle tidak kuat dengan udara dingin, terbukti dengan kaki yang sedari tadi ia hentak-hentakan.

"Ray."

Raynelle menoleh, rautnya menunjukkan tanya.

"Dingin ya?"

Raynelle meringis, lalu mengangguk.

Aksa mengenggam dan mengusap lembut punggung tangan Raynelle. Berusaha mengalirkan hangat dari tangannya. Raynelle yang melihat perlakuan manis itu lalu tersenyum, menilik wajah kekasihnya.

"Tangan kamu dingin banget."

Aksa lalu memasukkan kedua tangan Raynelle ke saku jaketnya, kemudian merangkul Raynelle.

Sungguh jika kalian melihat tingkah manis kedua sejoli ini, pasti akan sangat membuat iri.

Seperti halnya Arvin yang tidak sengaja menatap adegan mesra dua temannya, "BUSET BOS! NYESEL GUE NGADEP BELAKANG."

AKSARA-he's in a dreamWhere stories live. Discover now