AKSARA

337 144 316
                                    

Aksa Shaquille Keano.

Laki-laki berpostur tubuh tinggi itu berjalan santai menuju lapangan basket dengan kedua tangan yang ia masukkan ke dalam saku celana, dan tidak lupa di ikuti oleh ke empat ekornya,  Raka, Satria, Deon dan Arvin.

"Eh anjing, gua nginjek permen karet!  Aduh jijik gua, anjing! " umpat Deon saat mendapati sebuah bekas permen karet menempel di sepatu kesayanganya.

Sedangkan teman-temanya hanya tertawa melihat penderitaan yang baru saja Deon terima. Mereka tetap berjalan menuju lapangan tanpa perlu susah payah membantu Deon.

"Woi,  bantuin kek. Jijik gua, anjing! " teriak Deon saat mendapati ke empat temanya telah jauh meninggalkanya. Tak ingin habis akal,  dengan cepat Deon menggosokkan sepatunya ke keset yang tak jauh dari tempatnya berdiri. Untung saja permen karet itu tidak lama menempel di sepatunya,  karena sekarang permen karet itu sudah berpindah ke keset ruang kepala sekolah. "Permen karet baik-baik di sini ya,  jangan nyusahin orang lagi. Byebye! " pamit Deon sembari bergidik jijik menatap permen karet tersebut.

Aksa kini mulai mendribble bola basket, dengan cepat dirinya berlari dan memasukkan bola tersebut ke dalam ring. Tak perlu tunggu lama,  Raka segera mengambil alih bola basket yang baru saja terjatuh ke lapangan. Belum sempat Raka mendribble bola, Aksa merampasnya dan berlari kencang menjauhi Raka.

"Hai, teman-teman ku! Deon datang! minggir-minggir Deon mau masukkin bola ke ring! " Teriak Deon dari kejauhan. Membuat ke empat temannya serempak menatap dingin Deon. "Loh, ngapain pada ngeliatin gua kayak gitu? kegantengan gua udah ngalahin Aksa ya? " dengan cepat bola di tangan Aksa melayang ke arah Deon.

Dan, kalian sudah tau lah siapa yang setelah ini berteriak kesakitan,  karena belum siap menerima lemparan bola. "Huaa,  Aksa!  kalo kepala Deon peyang gimana! "

"Gua buang lo ke rawa-rawa, soalnya kadar kegantengan lo udah ilang! " celetuk Satria,  disusul gelak tawa teman-temanya.

--

Raynelle Zevanna

Perempuan berparas cantik dengan manik mata hazel kini sedang sibuk membereskan buku-buku di perpustakaan dengan seorang sahabatnya, Alana. Bila bukan karena Alana yang mengajaknya ke kantin saat jam pelajaran Bu Lenni pasti dirinya sudah berada di lapangan menonton kekasihnya bermain basket sekarang.

Raynelle menghempaskan dirinya ke kursi saat hukuman nya menata buku telah selesai, sungguh merapikan setengah bagian perpustakaan sangatlah melelahkan.  Tanganya ia kibaskan ke depan wajahnya,  memberi efek sejuk,  tapi tetap saja ia masih merasa gerah.

Lelah menunggu Alana yang tak kunjung menghampirinya, Raynelle bangkit dari duduknya dan hendak mencari Alana. Tapi belum sempat ia berjalan menyusuri setiap bilik buku, ponselnya berdering menunjukkan nama Alana di sana.

"Ray, lo udah kelar? " tanya Alana dengan suara cemprengnya.

Reflek Raynelle menjauhkan ponsel dari telinganya. "Udah, lo dimana? "

Tidak ada jawaban dari Alana,  hanya ada suara celotehan laki-laki yang sudah jelas bahwa itu adalah suara Deon, itu artinya Alana sudah lebih dulu menuju lapangan untuk menghampiri Satria, kekasihnya. "Dasar Alana," kesal Raynelle. Dengan cepat jemarinya mematikan sambungan telepon. Dan bergegas menuju lapangan.

--

Raynelle memejamkan matanya kala kata-kata itu kembali terngiang jelas di kepalanya.

"I love You,  Ray! " Teriak seorang laki-laki kepada  perempuan cantik di depannya.

"Me too,  tuan Keano! " Jawab seorang perempuan itu tak kalah kencangnya.

Dan setelahnya,  Raynelle tertidur.

--

Haiii semuaa. Ini cerita baru aku yang akhirnya aku beraniin buat update. Aku takut ga konsisten dan tiba-tiba macet ide kaya cerita sebelumnya😔

Tapi, it's ok. Aku bakal coba kembali nuangin semua ide-ide aku di sini.
So, buruan save ke library!

AKSARA-he's in a dreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang