10. penjelasan

40 25 149
                                    

SELAMAT MEMBACA CERITA AKSARA

BAGIAN SEPULUH
•••

Ini hari di mana mereka akan bertemu kembali dengan Raynelle. Hanya Arvin dan Alana yang menemui Raynelle. Sebab Alana menolak untuk semuanya ikut. Takut Raynelle tidak nyaman karena terlalu banyak yang menemuinya. Terlebih harus ada beberapa orang yang juga menunggu Aksa, karena Nasya yang masih shock dan perlu istirahat serta Damian yang harus bekerja sehingga tidak memungkinkan mereka untuk menjaga Aksa 24 jam.

Alana dan Arvin sudah lebih awal berada di Cafe Teras Oma. Lama menunggu hingga akhirnya gadis yang mereka tunggu sedari tadi muncul dari balik pintu cafe. Arvin melambaikan tangannya, agar Raynelle melihat keberadaannya.

"Hai. Gue Raynelle," sapanya sembari mengulurkan tangan yang langsung disambut hangat oleh Alana.

"Kita ketemu lagi, Ray," ucap Alana.

Raynelle kaget saat mendapati gadis yang tempo hari mengaku sebagai temannya sekarang berada di sini. Ia tidak menyadari jika ada gadis ini, karena tertutupi badan laki-laki yang ia tebak adalah Arvin.

Canggung.

Raynelle benar-benar bingung harus mulai dari mana. Begitupun Alana dan Arvin. Keduanya masih terdiam tidak percaya dengan gadis di depannya. Walau Alana sudah sempat bertemu Raynelle, tetapi masih saja ia tidak menyangka akan bertemu kembali dengan sahabatnya ini.

"Lo suka seblak, Ray?" tanya Arvin bermaksud memecah keheningan.

"Apaan sih lo?!" sembur Alana. Kesal dengan ucapan yang pertama kali dilontarkan oleh Arvin. Sepertinya otak Arvin mulai konslet.

Ini akibat sering berbaur dengan makhluk bernama Deon Adnanda Winata.

"Orang kalau baru ketemu yang ditanya kabar dulu, lo langsung nanya suka seblak apa kagak. Ada adab lo?!" lanjut Alana menceramahi Arvin.

Arvin menyengir, "lo apa kabar, Ray?" ulangnya.

"Alhamdulillah gue baik. Kalian?"

"Puji Tuhan, baik banget, karena ketemu lo. Tapi ada gak baiknya..." ucap Arvin menggantung.

"Kenapa?" tanya Raynelle ingin tahu.

Alana menyenggol Arvin. Ia sudah mem-briefing Arvin terlebih dahulu tadi. Agar tidak terlalu buru-buru memberi tahu kondisi Aksa.

"Dompet gue sepi pengunjung, yang singgah pada kurang senyum semua." Cengir Arvin lebar. Hampir saja mulutnya melontarkan tentang kondisi Aksa.

"Maaf ya, Ray. Dari kemarin gue bareng temen gak ada yang beres," ujar Alana tidak enak, menyesali keberadaan temannya yang sangat terbilang 'garing'. Alias tidak lucu.

"Ah, gak papa kok." Raynelle tersenyum, masih ada rasa canggung dalam dirinya.

"Mending kita pesen dulu, lo mau apa Ray?"

"Gue cold brew, Na." Itu bukan suara Raynelle, melainkan Arvin yang lebih dulu menyaut saat Raynelle baru saja hendak menjawab.

"Gue lemon squash."

Alana lalu beranjak menuju meja pesan setelah mendapat jawaban dari keduanya. Tinggal Arvin dan Raynelle sekarang.

"Lo kapan balik dari Paris?"

"Seminggu lalu."

"Kita nyariin lo, Ray. Bolak-balik ke rumah lo buat mastiin lo udah balik apa belum."

Raut bingung terpancar di wajah Raynelle, "kalian nyariin?"

"Buset, Ray. Gue tiap hari ke rumah lo. Nyariin lo. Tapi nihil," heboh Arvin.

AKSARA-he's in a dreamDonde viven las historias. Descúbrelo ahora