1. mimpi

253 141 410
                                    

SELAMAT MEMBACA CERITA AKSARA

BAGIAN SATU
•••

"Aksa!"

Merasa namanya dipanggil, Aksa berbalik dan mendapati seorang perempuan berambut kecoklatan terurai tengah melambaikan tangan ke arahnya.

"Iya bentar!" teriaknya seraya tersenyum dan kembali bermain basket bersama ke empat temannya.

Sedangkan perempuan tadi, ia memilih duduk di pinggir lapangan dan memperhatikan kekasihnya bermain basket. Inilah kegiatanya setiap bel pulang sekolah berbunyi. Ia menuju lapangan basket, dan menunggu kekasihnya bermain basket dengan ke empat temannya. Memang cukup membosankan, tapi tenang aura Aksa saat bermain basket selalu membuat Raynelle Zevanna tak pernah bosan menunggu.

Mata Raynelle selalu memperhatikan setiap gerak-gerik Aksa. Sesekali lengkungan manis tercetak di wajah cantiknya, ketika Aksa berhasil memasukkan bola basket ke dalam ring.

Lima belas menit Raynelle menunggu. Aksa kini mulai berjalan ke arahnya, dengan ke empat temannya yang mengikuti dari belakang. Mereka selalu saja mengekor Aksa, seakan Aksa tanpa mereka hanyalah bakso kuah. Tidak komplit.

"Capek?" tanya Raynelle sembari menyodorkan minuman kaleng ke hadapan Aksa.

Aksa mengangguk. Tanganya meraih minuman kaleng yang disodorkan oleh Raynelle. "Aku lama ya?"

Dengan cepat Raynelle menggeleng, "engga kok."

"Gini nih kerjaan kita tiap pulang, ngeliatin pak bos sama bu bos pacaran teros," celetuk Deon.

"Alana mana, Ray?" tanya Satria saat mendapati kekasihnya tidak bersama Raynelle sekarang.

"Udah duluan tadi dijemput sopirnya, katanya sakit perut," jawab Raynelle sembari tersenyum geli mengingat gelagat tak enak dari Alana sejak jam terakhir pelajaran tadi.

"Ini lagi, bangSat! Gatau kondisi para jomblo aja!" Reflek Satria menatap tajam Deon, sedangkan Deon hanya menyengir kuda.

Raka yang tak ingin larut akan celotehan Deon segera menghampiri Aksa, dan menepuk bahu cowok tersebut, "kalo gitu, gua duluan deh."

"Iyalah anjing! timbang di sini gua berasa ngenes banget." Lagi-lagi Deon ber-argumen.

Aksa reflek meninju perut Deon, membuat sang pemilik perut meringis kesakitan. "Jaga omongan lo kalo di depan cewek gua!"

Raka, Arvin, dan Satria hanya tertawa puas melihat Deon mendapat bogeman mentah dari Aksa. Memang susah menjaga mulut Deon yang tak pernah ter-filter dengan benar. Tapi jangan salah sangka, dibalik mulut Deon yang bagaikan granat, tanpa Deon pertemanan mereka tidak akan semenyenangkan ini. Deon selalu saja bisa menyairkan suasana dengan celotehan recehnya. Dan membuat semua temannya tertawa.

Dengan cepat Deon berlari menuju parkiran, sebelum nantinya Aksa kembali menjadikannya sebuah samsak.

"Lah , dia lari duluan! gua duluan bos!" teriak Arvin yang mulai berlari menyusul Deon.

"Kalo gitu gua duluan juga. Gua tunggu ntar malem di rumah ya," ucap Raka yang kemudian berjalan santai menuju parkiran.

"Duluan bos! " pamit Satria sembari menepuk bahu Aksa, lalu menyusul Raka. "Woii Ka, tungguin!"

AKSARA-he's in a dreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang