LaM 5 : Fitting

1K 179 50
                                    

"Pagi, ma! Pagi, pa!"

Yoona yang sedang sibuk di dapur menoleh dan tersenyum menanggapi sapaan putra bungsunya.

"Pagi anak mama," sahut Yoona tersenyum kepada Taeyong.

Yoona berjalan mendekati Taeyong dan meletakkan segelas susu untuk Taeyong juga secangkir kopi untuk sang suami.

"Gimana tidurnya, hm?"

"Nyenyak, ma." Taeyong memandang gelas berisi susu dihadapannya dengan berbinar. Susu strawberry kesukaannya. Minuman wajib yang harus ada saat ia sedang sarapan.

Diraihnya susu itu dan tanpa basa basi segera ditenggaknya dengan suka cita. Senyuman terlihat mengembang saat ia sudah menghabiskan susu miliknya.

"Cepat selesaikan sarapannya kemudian kita pergi." Suara bass yang terdengar dingin milik sang ayah berhasil membuat Taeyong mengalihkan atensi padanya.

"Kita akan kemana, papa?" tanya Taeyong.

Sang ayah yang mengetahui bungsunya bertanyapun tak ada niat sedikitpun untuk menjawab. Donghae masih merasa kecewa akan kejadian semua ini. Mungkin ia bisa menerimanya namun jauh di dalam lubuk hati ia menaruh kecewa pada sang anak yang telah mematahkan kepercayaannya selama ini.

Wajah Taeyong menjadi muram karena ia merasa sang ayah mendiamkannya. Ia tahu dan sadar diri jika ia pasti sudah membuat kedua orang tuanya kecewa dengan hamil diluar nikah. Namun, semua ini juga bukan keinginannya. Ia pun hanyalah seorang pemain yang tidak bisa menolak sebuah takdir yang telah dimainkan oleh Sang Pencipta.

"Setelah ini kita fitting baju untuk pernikahanmu, sayang. Ingat jika tiga hari lagi kau akan menikah, 'kan?" Sang ibu memutuskan untuk menjawab pertanyaan si bungsu.

Ia sangat tahu bagaimana kecewanya sang suami. Jelas saja, suaminya itu sudah memberikan kepercayaan penuh pada si bungsu kesayangannya itu namun tiba-tiba saja ia mendapat kabar bahwa sang anak hamil diluar nikah. Orang tua mana yang tidak kecewa saat mengetahuinya?

Jika bertanya bagaimana Yoona, tentu saja ia juga kecewa. Namun nasi telah menjadi bubur. Tak ada gunanya jika harus mendiamkan atau memarahi si pelaku. Yooba disini sebagai penengah antara suami dan anaknya. Sebisa mungkin ia akan membuat hubungan keduanya kembali seperti semula.

Taeyong menatap Yoona dalam. "Apakah ada Kak Jaehyun juga, Ma?" tanya Taeyong.

Yoona mengangguk. "Tentu saja. Tapi, ia akan menyusul nanti siang. Ada sesuatu hal yang harus ia lakukan di kantor terlebih dahulu."

"Oh, okay."

Tidak usah memberitahu, Taeyong sudah tau jawabannya. Hal yang dimaksud itu pastilah tidak jauh dari sekretaris Jaehyun yaitu Baekhyun. Entah hal apa yang akan mereka lakukan, Taeyong tidak ingin memikirkannya sama sekali.

"Ya sudah. Cepat selesaikan sarapanmu. Kita akan berangkat sekalian dengan Papamu yang akan pergi ke kantor."

Taeyong mengangguk dan segera menghabiskan sarapannya. Tidak ada percakapan seperti biasanya. Kali ini hanya terdengar dentingan dari alat makan yang mereka gunakan. Sarapan dengan situasi ini adalah apa yang Taeyong benci.

—o0o—

"Papa tidak bisa mengantar kalian pulang. Nanti biar kalian dijemput oleh supir, ya?"

"Baiklah, sayang. Kami akan masuk."

Yoona memberi kecupan dibibir Donghae. Selanjutnya ia keluar mobil terlebih dahulu.

"Papa, Taeyong keluar dulu." ucapan lirih yang keluar dari bibir sang anak tak ayal membuat Donghae merasa bersalah. Pasalnya biasanya si bungsu itu tidak pernah lupa untuk memberikannya kecupan dipipi saat akan berpisah.

Look at MeWhere stories live. Discover now