LaM 7 : The Day (The Wedding)

759 133 27
                                    

Hari ini akhirnya tiba, hari dimana pernikahan Jaehyun dan juga Taeyong digelar. Semua orang terlihat berbahagia untuk hari ini. Namun, ada beberapa juga yang tidak merasakan kebahagiaan itu. Contohnya seeprti lelaki tampan nan gagah yang kini terlihat tampan dengan setelan jas berwarna hitamnya.

Jaehyun tengah duduk didepan meja rias. Menatap tampilan dirinya yang sudah siap sebagai mempelai pria. Ia terdiam membiarkan seorang perias memberikan sentuhan terakhir pada wajah tampannya.

Pikirannya berkecamuk, hatinya resah. Sedari tadi ia masih belum melihat kehadiran kekasihnya. Semenjak mereka berpisah semalam, ia sama sekali tidak mendapat sebuah pesan dari kekasihnya itu. Padahal sebelum pulang ia sudah berpesan kepada Baekhyun untuk mengunjunginya diruangan ini sebelum acara berlangsung. Namun sampai sekarang tak ada tanda-tanda akan kehadirannya.

Berkali-kali ia mengecek gawainya jikalau mendapat pesan ataupun panggilan dari kekasihnya. Namun nihil. Tak ada satupun pesan atau panggilan disana.

"Dimana kau, Baekhyun?" gumamnya resah.

Tak lama matanya menangkap pantulan kedua orang tuanya yang sedang tersenyum diambang pintu. Jaehyun mencoba untuk membalas senyuman itu.

"Sudah selesai, 'kan? Kau boleh tinggalkan aku."

Perias itu mengangguk dan pergi keluar meninggalkan Jaehyun. Jaehyun berbalik dan menghampiri kedua orang yang sudah membesarkannya itu.

"Mom, Dad..." sapanya.

Sang ibu mendekatinya, dielusnya wajah tampan sang anak dengan lembut.

"Gugup?" tanya sang ibu. Jaehyun mengangguk, ia tidak bohong, ia memang sangat gugup saat ini. Meskipun ia tidak menginginkan pernikahan ini, tapi ini adalah pertama kalinya ia mengucap janji suci dihadapan orang banyak.

Ia selalu membayangkan kegugupan ini saat menikah dengan Baekhyun. Namun apa? Ia malah harus merasakan kegugupan itu dengan adik dari kekasihnya.

"Anakku sudah besar. Kau akan melangkah ke dalam kehidupan barumu sebentar lagi, nak. Setelah ini kau akan memiliki tanggung jawab yang lebih besar, menjaga suami dan juga anakmu. Jagalah mereka dengan segenap jiwamu, sayang. Berjanjilah pada Mommy!"

Jaehyun hanya bisa terdiam mendengar perkataan ibunya. Entah kenapa, mendengar itu membuat dirinya seperti tertekan. Ia tidak pernah mengecewakan orang yang sudah melahirkannya itu. Dan apa tadi? Ibunya memintanya untuk berjanji?

"Jaehyun, kenapa diam?" Jessica mengguncang pelan bahu sang putera.

"Ah, tidak, Mom."

"Ada yang mengganggu pikiranmu, Son?" tanya Yunho, ayah Jaehyun.

Jaehyun menggeleng dan memaksakan senyumannya. "Tidak ada, Dad." jawabnya cepat.

"Jadi, kenapa tidak menjawab perkataan Mommymu?" desak sang ayah.

Jaehyun menoleh ke arah sang ibu, diraihnya kedua tangan Jessica lalu ia genggam dengan erat dan tersenyum lembut.

"Aku berjanji, Mom." ucapnya dengan nada meyakinkan.

Jessica tersenyum dan memeluk putera tunggalnya itu. Setitik air mata terjatuh dari sudut matanya. Yunho yang melihat itu mengusap dengan lembut punggung sang istri.

Jessica melepas pelukannya dan menghapus setitik air matanya. "Kalau begitu kami akan keluar dulu. Kau jangan gugup, okey? Rileks saja." Setelah mengatakan itu Jessica berjalan keluar meninggalkan suaminya yang masih berada disana bersama puteranya.

"Jae," Jaehyun menoleh menatap ayahnya. Ia bisa melihat raut wajah serius yang kini terpancar pada sang ayah. Sangat berbeda dengan tadi saat masih ada sang ibu.

Look at MeWhere stories live. Discover now