LaM 8 : Kekhawatiran

1K 144 71
                                    

Jaehyun menjalankan mobilnya dengan kecepatan diatas rata-rata. Bahkan beberapa kali ia menerobos lampu merah untuk segera sampai di tempat yang ia tuju. Sepertinya memang ia berniat untuk melawan takdir, beruntungnya jalanan sudah sepi karena memang ini sudah hampir tengah malam. Jadi kecil kemungkinan untuk terjadinya kecelakaan yang tidak diinginkan.

Sesekali ia gigiti ujung jarinya akan rasa khawatir yang kelewat besar itu. Segala pemikiran buruk kini sudah bersarang di kepalanya, takut terjadi hal yang tidak diinginkan pada orang ia khawatirkan.

Setelah menempuh waktu yang terbilang singkat akhirnya ia tiba. Sebuah club elit yang cukup jauh dari pusat kota dan terlihat masih sangat ramai dilihat dari banyaknya mobil yang terparkir di sana.

Tak membuang waktu, segera saja ia masuk ke dalam untuk mencari keberadaan seseorang. Kepalanya mengedar ke penjuru ruangan untuk mencari seseorang.

Bibirnya berdecak saat ia harus menerobos dalam lautan manusia yang setengah sadar di sana. Terdorong ke sana ke mari karena goyangan dari beberapa orang yang ia lewati, tapi Jaehyun tidak memperdulikannya, ia masih fokus untuk mencari.

Hingga matanya menangkap seseorang yang ia cari namun orang itu tidak sendiri. Ada seorang pria yang sedang duduk di sebelahnya. Jaehyun melihat pria asing itu menyentuh dan menggerayangi seseorang yang sepertinya sudah tidak sadarkan diri dan hal itu membuatnya meradang.

Dengan langkah besar ia berjalan mendekat dan langsung memberikan pukulan keras pada rahang pria kurang ajar itu. Tak hanya sekali, ia bahkan memberikannya beberapa kali sebelum seorang bartender menghentikan dirinya.

"Beraninya kau menyentuh kekasihku, sialan!" Amuknya, ia berikan tendangan pada dada pria tadi.

Pria yang mendapat pukulan itu terkekeh pelan sambil menyeka darah dari sudut bibirnya, "kekasihmu sangat seksi, bukan salahku jika tidak bisa menahannya," jawabnya dengan santai.

"Brengsek!"

Jaehyun akan maju untuk memberikan pukulan lagi tapi tubuhnya ditahan. Emosi dalam dirinya sudah naik sampai level tertinggi. Ia tidak terima jika kekasihnya disentuh oleh orang lain seperti itu.

Jaehyun memberontak untuk melepaskan cekalan bartender itu dan menatap tajam pria asing itu sekilas sebelum pria itu digiring untuk keluar. Jaehyun menghampiri kekasihnya, bisa ia lihat kekasihnya yang memejamkan mata dengan air mata yang masih tersisa di wajahnya.

"Sayang..."

Tidak ada jawaban tentunya karena Baekhyun benar-benar tidak sadarkan diri karena terlalu banyak minum.

"Berapa banyak ia minum?" tanyanya pada bartender yang tadi menghubunginya.

"Dua botol."

Jaehyun menghela napas kasar. Bagaimana bisa kekasihnya itu menghabiskan minuman sebanyak itu. Jaehyun bahkan tau jika Baekhyun memiliki toleransi yang rendah pada minuman beralkohol.

"Terima kasih sudah mengabariku," ucapnya setelah membayar minuman yang sudah Baekhyun habiskan.

Setelahnya ia membopong tubuh lemas kekasihnya itu untuk ia bawa pulang. Di dalam mobil sesekali ia menatap wajah kekasihnya yang terlihat sembab. Hatinya mencelos, merasakan sakit melihat kekasihnya yang berantakan seperti ini.

"Kenapa kau memilihnya jika kau sendiri hancur seperti ini, Baek?" lirihnya. Bahkan air mata tanpa terasa mengalir. Mereka sama-sama tersiksa dengan keputusan ini, hanya untuk menyelamatkan satu orang ia merelakan kebahagiaannya.

"Aku tak tahu jalan pikirmu, Baek. Sungguh, kita tersiksa tapi kenapa kau tetap ingin melanjutkan semua ini?"

Jaehyun berbicara meluapkan kesedihannya selama perjalanan, ditemani keheningan malam yang menyelimuti. Ia memutuskan untuk tidak pulang karena kekasihnya jauh lebih penting dari apapun untuk saat ini.

Look at MeWhere stories live. Discover now