LaM 9 : Mencari

510 82 42
                                    

Pagi ini, di sebuah apartemen yang bisa dikatakan mewah itu masih terlihat sepi. Waktupun sudah menunjukkan pukul sepuluh, namun tak ada tanda-tanda kehidupan dari sang pemilik.

Tentu saja, karena pemiliknya masih asik bergumul dalam kehangatan rengkuhan sang pujaan hati. Baekhyun dan Jaehyun, mereka terlihat sangat nyaman berpelukan menghangatkan satu sama lain.

Dengan Baekhyun yang menenggelamkan wajahnya pada dada bidang milik sang kekasih. Juga Jaehyun yang memeluk erat tubuh mungil Baekhyun, tak membiarkan sedikitpun jarak dapat menyela tubuh keduanya.

Keduanya terlihat masih sangat nyenyak mengarungi alam mimpi. Namun, itu tak berlangsung lama saat suara deringan ponsel yang berbunyi berkali-kali itu mengganggu salah satunya.

Jaehyun adalah yang merasa terganggu, ia mengerjap pelan menyesuaikan sinar cahaya yang masuk dalam indera penglihatannya. Ia menunduk dan tersenyum karena hal pertama yang dilihatnya saat membuka mata adalah wajah menggemaskan kekasihnya yang kini sedang mendusal(?) Pada dada bidangnya.

"Gemas sekali," katanya sebelum memberi kecupan akan kegemasan pada kekasihnya.

Ia sedikit melonggarkan pelukannya untuk meraih ponsel miliknya yang berada di nakas tepat di belakang tubuh Baekhyun. Berhati-hati dalam meraihnya karena tak ingin pergerakannya membuat si mungil kesayangannya itu terganggu.

Ponsel sudah berada di tangan, ia mendapati panggilan dari nomor asing. Ia mengernyit sejenak, berpikir siapakah yang menghubunginya dengan nomor baru. Panggilan itu terputus karena Jaehyun tidak kunjung mengangkatnya. Ia menaikkan satu alisnya begitu melihat ada dua puluh panggilan tak terjawab dari nomor yang sama.

"Ck, siapa orang kurang kerjaan yang mengangguku?!" gerutunya kesal.

Ia hendak meletakkan ponselnya kembali pada nakas, tapi benda canggih itu kembali berbunyi. Nomor yang sama lagi-lagi menghubunginya. Karena rasa penasaran yang cukup menggegorotinya, akhirnya Jaehyun mengangkat panggilan tersebut.

"Ya, halo? Siapa kau? Kenapa kau menggangguku dengan terus menghubungiku?" Pertanyaan bertubi-tubi adalah hal pertama yang ia lakukan sesaat setelah panggilan ia angkat.

"Kak, ini aku...."

Jaehyun hapal suara ini. Ini adalah suara yang akhir-akhir ini selalu terdengar olehnya. Suara yang entah kenapa selalu berhasil memancing rasa kesal dan marah muncul dalam benaknya setiap ia mendengarnya.

"Kau..." Jaehyun bangun dari posisi berbaringnya. Ia berjalan menuju dapur agar suaranya tidak mengganggu kekasihnya.

"Kenapa kau menggangguku?!" Desisnya kesal.

"Aku- aku khawatir padamu. Dari semalam aku terus memikirkanmu, jadi aku memutuskan untuk mengunjungimu ke kantor, tapi, aku tidak menemukanmu, kak. Sekretarismu berkata jika kau mengambil libur selama seminggu. Jadi... Kau dimana, kak? Apa kau baik-baik saja?"

Jaehyun bisa dengar, dari nada suara yang terlontar dari belah ranum milik lelaki manis di seberang sana bahwa si empu sedang khawatir. Jaehyun sadar dan mengetahuinya. Namun, itu tak berarti apa-apa untuknya. Ia hanyalah merasa kesal karena waktunya bersama kekasihnya terganggu karena pria cantik yang kini berstatus sebagai istrinya itu.

"Apa itu penting untukmu? Apa aku harus mengatakan kemana tujuanku setiap akan pergi kepadamu, huh?!"

"Tapi, kau sekarang adalah... suamiku. Aku takut terjadi sesuatu kepadamu, kak." Suara di seberang sana terdengar mencicit dan pelan.

Jaehyun yang mendengar kalimat pria cantik itu terkekeh remeh. Ia merasa lucu mendengar bagaimana sebutan suami itu meluncur dengan lancarnya dari pria yang kini tengah menghubunginya.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jan 08, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Look at MeWhere stories live. Discover now