15 - Hoonie nya Jakey

3.1K 466 168
                                    

Nyatanya, walaupun masih hidup, Jake beneran sekarat. Sekarang bahkan, sudah dua bulan semenjak pertama kali Jake dipulangkan ke rumah Sunghoon. Dan kondisinya sekarang dia masih nggak sadarkan diri.

Sunghoon menghampiri kasur Jake sambil membawa nampan berisi air dan kain, lalu pelan pelan duduk di tepi kasur,

"Pagi, sayang," Ucapnya lalu membelai rambut Jake lembut, menyingkap poninya ke samping,

"Aku usap dulu ya..," Ucapnya lagi tanpa perduli fakta bahwa Jake nggak bisa dengar apapun yang dia ucapkan sekarang. Tangannya dengan telaten mengambil kain yang sudah dicelup di air hangat lalu pelan pelan di usap usapkan di wajah Jake yang terpejam,

"Aku kangen sama kamu. Kamu cepet bangun ya," Gumamnya. Sunghoon memang begitu, dia percaya kalau Jake masih bisa denger suaranya. Jadi, dia dateng setiap hari kesini buat merawat Jake, mengganti bajunya dan mengajak ngobrol dia,

"Kalau kamu nggak bangun, nanti siapa yang ngegodain aku?," Ucapnya lagi dengan kekehan kecil. Walaupun sudah dua bulan, Sunghoon nggak pernah menyerah pada Jake. Dia percaya Jake masih ada dan nanti bisa senyum lagi kayak Jake lucu yang biasanya.

Walaupun, keadaan Jake ini bukan keadaan sembarangan. Bahkan Sunghoon sudah memanggil tabib tabib terbaik di seluruh kota, tapi nggak ada yang bisa membangunkan Jake.

Entah ini salah sistem atau bagaimana pada malam itu, tetapi terjadi kerusakan di jaringan otak Jake yang membuat otaknya gagal mengirim perintah untuk memompa aliran darah di sebagian bagian tubuhnya. Itulah yang membuat nadi di lengan Jake tidak berdetak tetapi dia sebenarnya masih bernafas. Karena sebagian tubuhnya berfungsi, dan sebagian lainnya tidak.

"Selamat tidur pangeranku, cepet bangun ya," Ucap Sunghoon untuk yang terakhir kali, lalu menunduk dan mengecup dahi Jake sekilas. Melempar senyum hangat lalu pergi keluar kamar.

Yah, begitulah kira kira keseharian Sunghoon selama ini. Merawat Jakenya, berharap bahwa si manis akan segera bangun untuk kembali mengisi tawa bersamanya.



🏞🏞🏞




"Gimana pak?,"

Sunghoon menatap tabib yang datang harian untuk check up Jake dengan raut wajah penuh harap. Semoga hari ini ada perkembangan.

Tabibnya mencabut jarum akupuntur di lengan Jake lalu membalikkan badan menghadap Sunghoon,

"Nak, ada perkembangan," Ucapnya dengan senyuman.

Sunghoon hampir menjerit seperti ayam terjepit kalau aja nggak malu sama tabibnya. Dia senyum lebar banget nggak tertahankan dan langsung menghampiri Jake lalu memegangi tangannya semangat.

"Itu coba kamu pegang, nadinya sudah ada nak," Ucap tabibnya sambil memberi gestur cara mengecek nadi kepada Sunghoon.

Sunghoon segera mengangguk dan mengangkat tangan Jake, lalu mengecek nadinya. Dan benar! ada nadinya walaupun pelan dan lemah.

"Jakey!," Seru Sunghoon langsung maju dan mengecup dahi Jake berkali kali.

Tabibnya memandangi Sunghoon agak gimanaa gitu, 😅

Dia lupa apa ya kalau disini masih ada orang tua. Tau sih seneng, tapi jangan umbar keromantisan di depan orang tua juga kali. Nggak sopan. ck, ck, ck.

"Ehem! Kalau gitu saya pamit dulu ya," Ucap tabibnya setelah berdeham cukup keras. Ada niat menyindir, dikit. Tapi ya gitu, karena terlalu seneng, Sunghoonnya nggak peka dan malah secara nggak sopan bikin gestur mempersilahkan tabibnya pergi sambil masih senyum senyum memandangi Jake,

Sunghoon is Better Than Immortality √ Sungjake | ENHYPENWhere stories live. Discover now