22 - Susah Jalan ke Roma. Tapi ada.

2.1K 323 22
                                    

Yah seperti kata orang orang, disetiap ada kemauan, pasti ada jalan. Dan disetiap jalan, ada roma wafelo—eh bukan bukan, bukan itu ya,

😅 sekip—

Orang bilang, banyak jalan menuju kesuksesan. Kalo pantunnya, banyak jalan menuju roma. Tapi eh dari tadi, Jake, Jungwon sama om Heeseung padahal sudah cari jalan keluar selama berjam jam, tapi belum juga ketemu jalannya keluarnya.

Heeseung menghela nafas panjang, lalu melonggarkan dasi yang dipakainya. Menutup laptop yang udah di utik utik selama empat jam berutut turut buat cari jalan keluar buat dua bocil didepannya itu.

"Kenapa om?," Tanya Jake, mukanya khawatir.

Heeseung ngelepas kacamatanya, lalu pijat pelipis,

"Pusing kepala saya," Ucapnya. Melepas satu kancing kemeja yang terasa menyekik leher, lalu senderan di kursi. Pusing kepalanya. Dari tadi coba ngutik utik sistem, cari celah disitu. Yah, istilahnya mirip mirip dengan ngehack lah ya. Tapi ternyata sistem yang diluncurkan sekarang itu sudah hampir sempurna, jadi dari tadi dicari celahnya belum ketemu juga.

Jungwon berdiri, jalan ke belakang kursi Heeseung dan langsung meluk dari belakang,

"Capek ya dad?," Tanyanya. Lalu menempelkan dagu di pundak lebar nan prominen si om om.

Heeseung menghela nafas, lalu melepaskan pelukan Jungwon dari tubuhnya.

Wajah Jungwon kecewa,

"Kenapa sih dad? Biasanya juga suka kalo baby meluk kayak gini," Ucapnya.

Heeseung cuma melirik Jungwon sekilas,

"Males saya sama kamu," Jawabnya dingin. Ternyata masih marah, gara gara.. yang kemarin. Maklum sih. Semua orang juga pasti kesel kalo jadi Heeseung. Dibegitukan pacar sendiri itu sakit, men.

Akhirnya Jungwon balik ke tempat duduknya, disamping Jake. Di sofa panjang warna coklat punya Heeseung. Karena sekarang mereka memang lagi ada di rumah mewah milik Heeseung yang besarnya tiga kali rumah Jake itu.

"Um.. om? Kalau.. nggak di hack dulu, memangnya nggak bisa? Kan kalau om ngijinin, Jake bisa masuk ke game nya lagi lewat kapsul yang waktu itu," Tanya Jake memecah keheningan.

Heeseung menatap Jake sekilas, lalu bersandar pasrah lagi di kursi,

"Nggak bisa," Jawabnya singkat.

"Memangnya kenapa?,"

"Nanti kamu meninggal," Jawab Heeseung.

Jake langsung berdiri,

"Nggak masalah om! Saya sudah siap mati!," Ucapnya, hampir ngegas.

Jungwon langsung nyebut sambil narik tangan Jake, sedangkan Heeseung cuma bisa tarik nafas panjang trus buang. Sabar,

"Kamu siap, perusahaan saya enggak," Ucapnya, "Bisa dicabut ijin usaha saya nanti," Lanjutnya. 

Mendengar itu, Jake langsung lemes lagi. Sedangkan Jungwon sibuk ngaduk aduk esteh nya sambil ngepout, mukanya kliatan kayak lagi mikir. Terus nggak lama, Jungwon senyum sendiri.

Berdiri, cowok tiny itu ngehampirin Heeseung lagi dan dengan santainya langsung duduk di pangkuan om om keren itu. Mengalungkan tangan di lehernya lalu mendekatkan wajah,

"Nggak papa lah dad, tutup satu tumbuh seribu. Perusahaannya tutup juga daddy nggak akan jatuh miskin, kan?," Bisiknya, senyum manis menampakkan dimple gemesnya.

"Enteng kamu ngomongnya," Jawab Heeseung dingin lalu melepaskan lengan Jungwon dari lehernya, membalikkan tubuh cowok itu ngehadap ke depan, lalu meletakkan lengan Jungwon rapi ke atas paha. Paham kan posisinya? Jadi si uwon kayak lagi duduk manis gitu, tapi dipangku.

Sunghoon is Better Than Immortality √ Sungjake | ENHYPENWhere stories live. Discover now