• Erlangga 45 | End •

20.2K 619 126
                                    

• Sesuatu tidak dikatakan pengorbanan jika hal itu kecil dan mudah dilakukan. •

Senja Kinanti, gadis itu memperhatikan penampilannya kini yang memakai baju berwarna merah muda terusan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Senja Kinanti, gadis itu memperhatikan penampilannya kini yang memakai baju berwarna merah muda terusan. Matanya tampak bersinar dengan wajah yang berseri-seri.

Setelah puas dengan penampilannya gadis itu dengan cepat mengambil tas selempang yang berada di tempat tidurnya lalu berlari menuju undakan tangga. Menuruninya untuk ke lantai satu.

Fatia, Kendra, Abang dan kedua orang tua Elang telah menunggunya di sana. Satu tahun berlalu sejak transplantasi jantungnya kini ia di izinkan untuk bertemu dengan Elang.

Senja senang sekali hari ini bisa mengobati rasa rindunya. "Selamat pagi," sapa Senja dengan gembira.

Semuanya membalas dengan senyuman. Senja memutar tubuhnya, memperlihatkan bajunya yang sangat cantik.

"Cantikan?" tanya Senja.

Lagi-lagi semuanya hanya tersenyum dan mengangguk saja kali ini.

"Kok kalian kayak gak seneng gitu? Sekarang aku udah sehat dan Elang mau ketemu aku," ucap Senja. Ya, semuanya bilang, Elang ingin bertemu dengannya saat dirinya sudah sembuh total. Ia telah pulih total dengan jantung baru di dalam tubuhnya.

Fatia yang duduk di sebelah Kendra menatap semuanya satu persatu lalu setelah itu bangkit dari duduknya untuk menghampiri Senja. Memegang kedua bahu Senja.

"Lo cantik banget," ucap Fatia.

Senja mengangguk. "Iya dong, Elang pasti pangling sama gue, kita udah lamaaaa banget gak ketemu. Lagian Elang kenapa minta ketemu sama gue setelah gue pulih total? Kan dia bisa nemenin gue dari awal."

"Dia cuma mau lo fokus pemulihan, gak mikirin apa-apa."

"Iya deh gak papa yang penting hari ini gue ketemu sama Elang. Dia juga pasti kayaknya ganteng, bentar gue chating dulu Elang kalau gue mau temuin dia sekarang." Senja terus saja mengoceh sembari mengeluarkan handphone di dalam tas selempangnya.

Semuanya terlihat khawatir saat Senja dengan senang mengirimi seseorang pesan dari handphone-nya.

"Ayo, aku udah bilang sama Elang bakal temuin dia," ucap Senja setelah selesai mengirimi pesan kepada nomor Elang.

"Iya," jawab semuanya lalu mereka keluar dari rumah. Masuk ke dalam mobil masing-masing.

Mereka membawa dua mobil, kedua orang tua Elang yang hanya berdua di dalam mobilnya sedangkan yang lainnya berada di mobil Fajar. Di sini, Senja merasakan keanehan.

Senja menyenggol bahu Fatia yang duduk di sebelahnya setelah sebelumnya memperhatikan raut mereka. Terutama kakaknya yang kini menyetir mobil.

"Fat."

"Hm?"

"Kok kalian aneh sih? Hari ini kita mau ketemu Elang, kan?"

Fatia mengangguk kaku. "Aneh kenapa emang?"

Erlangga: Bad Fiance ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang