• Erlangga 34 •

6.4K 432 12
                                    

Erlangga Dirgantara, laki-laki terbangun dengan kepala yang terasa sakit

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Erlangga Dirgantara, laki-laki terbangun dengan kepala yang terasa sakit. Seharian ini dia tidak mencerna makanan ataupun minuman sedikitpun. Hari ini adalah hari ke empat belas dirinya di abaikan oleh Senja. Gadis itu terus menghindarinya di Sekolah. Bahkan saat ia mencoba menemui gadis itu ke rumahnya pun tak kunjung ada sambutan.

Fajar yang masih terlihat kesal kepadanya juga tak mengizinkan ia menemui Senja bila adiknya sendiri tak mau membuat Elang sangat frustasi. Baru dua minggu berjuang saja rasanya ia ingin menyerah, lalu bagaimana Senja yang sudah berjuang untuknya selama dua tahun? Ia benar-benar menyesal sekarang.

Elang lihat jam yanga melingkar di pergelangan tangan kirinya. Pukul menunjukkan jam tujuh malah lewat lima belas menit. Sudah malam dan ia masih memakai seragam Sekolah. Elang bangkit dari tidurannya, melangkah menuju kamar mandi untuk mencuci mukanya.

Setelah keluar dari kamar mandi, cowok itu mengambil bungkus rokok dan juga korek dari laci lemarinya. Akhir-akhir ini ia mulai putus asa membuatnya melampiaskannya kepada nikotin ini.

Elang langkahkan kakinya menuju balkon kamar, menyesap ujung rokok yang sebelumnya telah ia nyalakan. Menatap gelapnya malam. Hanya ada beberapa bintang yang terlihat di langit.

Menghela napas setelah sebelumnya mengepulkan asap dari mulutnya. Menunduk memandangi lantai balkon sembari berpikir. Menyesal karena telah memberikan pelajaran kepada Senja selama dua tahun. Padahal dulu Senja tak bermaksud menyakiti hatinya, gadis itu hanya mengikuti hatinya yang dulu mencintai Ega membuatnya seperti di campakkan.

Suara mobil memasuki pekarangan rumahnya membuat Elang menatap siapa yang keluar dari mobil itu. Tidak mungkin kedua orang tuanya, karena sejak kepulangan dari Sekolah, keduanya telah ada di rumah.

Ngomong-ngomong tentang kedua orang tuanya. Dua minggu terakhir ini hubungan ketiganya baik-baik saja dan terkesan harmonis.

Elang membulatkan matanya saat seseorang yang keluar dari mobil yang baru saja terparkir di pekarangan rumahnya adalah Senja dan juga Fajar. Gadis itu terlihat melangkah bersama Fajar menuju pintu utama rumahnya.

Ketukan di pintu kamarnya membuat Elang melangkah menghampiri pintu setelah sebelumnya mematikan dan membuang sisa rokok ke dalam asbak. Membuka pintu dan mendapati Zara yang berdiri dengan pakaian yang sangat rapi.

Zara menggelengkan kepalanya saat mendapati Elang yang masih memakai seragam sekolah yang sudah tidak rapi. Bajunya telah keluar dari celana dan terlihat sangat kusut, belum lagi wajah bantal Elang yang terlihat jelas sekarang.

"Kamu baru bangun?" tanya Zara lalu berdecak tak habis pikir. "Mama 'kan udah bilang bakal ada tamu malam ini, kenapa belum siap-siap?"

"Mama gak bilang kalo tamunya itu Senja."

Zara tersenyum. "Ayo cepet siap-siap, jangan bikin semuanya nunggu." Setelah mengucapkan itu Zara menutup pintu dan melangkah menuju lantai satu.

Hanya butuh waktu lima belas menit untuk Elang bersiap-siap. Cowok itu sangat terburu-buru untuk bersiap karena tak tahan ingin segera bertemu dengan Senja. Elang menuruni undakan tangga lalu menghampiri semua orang yang berkumpul di meja makan tengah menunggunya.

Erlangga: Bad Fiance ✓Where stories live. Discover now