Motivation

155 15 9
                                    

Sinopsis :

Helena Weston, dijuluki Ice Queen oleh rekan kantor nya karena sifat ambisius dan menjunjung tinggi profesionalitas.

Oliver Hunt, Prince Charming - si perfectionist yang berhasil membangun kerajaan bisnis nya dalam usia muda.

Mereka berdua bertemu dan mencoba mengukur sampai dimana batas profesional ketika hasrat dan gairah berpacu diantara mereka berdua.

Format pemesanan :
Nama
Alamat
No hp
Judul buku

Pemesanan bisa langsung menghubungi minbee.
Wa: 081252070525

Atau bisa juga di os atau marketer langganan kalian.

Ato kalian jg bisa lewat shoppe

https://shopee.co.id/cahya46shop/3541669737

Dan jg e-book di google play book

https://play.google.com/store/books/details/Kievlamp_Because_You_re_mine?id=e4D1DwAAQBAJ

____________________________________________________________________________

"Apa kau berencana mengubah cupcake menjadi monster lumpur?"

"Hah?" Rowenna tersadar dari lamunan dan menatap ke bawah dan mendapati cupcake sudah tertutupi cream hijau. "Astaga!" Langsung saja Ia menyingkirkan lapisan cream.

"Kau menjadi tidak focus sejak kembali dari piknik singkat kalian kemarin, ada apa?" Jenna menatapnya tajam.

"Tidak ada yang terjadi!" Rowenna memekik, kembali menekuri pekerjaannya.

"Kau yakin?" Jenna menyandarkan pinggulnya ke meja.

"Tidak ada. Apa kau tidak ada pekerjaan selain... bertanya hal aneh?" Balas Rowenna.

"Pekerjaanku sudah selesai, yang belum selesai adalah dirimu yang sejak kemarin melamun."

"Aku tidak melamun. Aku hanya... mengistirahatkan otakku."

"Yayaya... aku akan pergi ke depan mengantar kue ini selagi kau 'mengistirahatkan otakmu'," Jenna memberi tanda kutip sebelum mengangkat macaroon keluar.

Rowenna menghela napas panjang... perlakuan Hank kemarin membuat otaknya bertebaran kemana-mana. Sifat Hank yang blak-blakan, ciumannya yang berani... mampu memunculkan getaran aneh dalam dirinya, membuatnya bergairah... dirinya tidak pernah merasa di control dan di perlakukan seperti itu, dan tiba-tiba saja Ia sedikit menyukai hal itu. Memberikan control pada orang lain ternyata sangat mudah.

Getaran di saku celana menyadarkan Rowenna. Ia begitu gugup ketika membaca layar dan ternyata itu Nina – Asisten Debby – Sang Putri. Dan Ia menghela napas lega. Apa yang sebenarnya ku takutkan? Dirinya sedang tidak menunggu telepon dari Polisi Bengal itu kan? Apakah benar?

"Apa ada sesuatu?" Suara Jenna menyadarkan Rowenna dari lamunan. Cepat-cepat Ia menutup ponselnya.

"Ada pesanan dari sang putri untuk akhir pekan ini."

"Benarkah?" Jenna meringis.

"Ada apa?"

"Damian mengajakku pergi ke pantai tapi aku akan membatalkannya."

"Jangan, aku bisa menghandle nya sendiri," Tukas Rowenna keras. Jenna membalas ucapan itu dengan memasang wajah 'kau-sedang-bercanda kan?' "Serius aku bisa mengerjakannya sendiri," Rowenna mengedipkan sebelah matanya.

Only You're MineWhere stories live. Discover now