'Bad' Or 'Luck'

632 36 26
                                    

"kita kehabisan blueberry!" seru Jenna masuk ke dapur. "aku sudah memanggangnya tadi, ada di lemari pendingin" ucap Rowenna menekuri pekerjaannya menyemprot frosting keatas cupcake. Jenna mendesah, mengamati kekacauan di sekitar Rowenna. Loyang cupcake yang belum di cuci, mangkuk-mangkuk steinless steel dan spatula kotor di wastafel. Belum lagi tepung yang bertebaran di lantai maupun di meja granit. Jenna mendesah lagi, menarik nampan cupcake blueberry dari lemari pendingin lalu membawanya keluar. Tidak lama Jenna masuk kembali ke dapur, mengambil pengki dan sapu dari lemari sudut dan mulai menyapu.

"serius, Rowe. Kau harus mempertimbangkan saranku merekrut orang baru."

"selesai!" Pekik Rowenna riang melihat hasil karyanya. Ia meletakkan karya nya itu ke dalam lemari pendingin.

"apa kau mendengarku?" tanya Jenna membuang sampah ke bak sampah.

"apa?"

"kau-"

"ah... sudah matang!" sela Rowenna ketika mendengar denting oven. ia bergegas mengeluarkan sarung oven dari saku celemek, membuka tutup oven dan aroma keju menyeruak di udara. Rowenna bersenandung sambil menutup oven, bergerak lincah meletakkannya ke lemari pendingin.

"Aku akan membuat Cupcake lagi" ucap Rowenna riang, berputar di dapur. Jenna menggeleng lelah, meletakkan sapu dan pengki di tempat semula, berjalan cepat memutari meja dan langsung berdiri di hadapan sepupu nya itu.

"serius Rowe, Kau harus merekrut orang baru" kata Jenna. "aku masih sanggup mengerjakan semuanya" jelas Rowenna mencoba melewati Jenna, namun Jenna menghalangi.
"benarkah? seperti apa?"

"well... sebagai permulaan... aku bisa membuat beribu-ribu kue sendirian" jawab Rowenna perlahan menggeser tubuhnya, hingga ia bisa membebaskan diri dari Jenna. "lalu apa nama kekacauan ini?" tanya Jenna memberi tanda pada keadaan dapur. "ini namanya orang jenius yang tidak takut kotor. Berani kotor itu baik" ucap Rowenna dengan nada sungguh-sungguh membuat Jenna menganga. "dan juga berani kotor artinya memiliki daya kreativitas yang tinggi" tambah Rowenna lagi sambil menakar tepung untuk bahan kering.

Jenna menggeleng, "o-oke... aku terima jawabanmu, tapi siapa yang melayani di luar sana?"

"kau tentu saja... lalu ada Mom" kata Rowenna menarik bahan lainnya untuk isian. "Bae masih dalam pemulihan, jika kau ingat. Dan tentu ada kuliah yang perlu ku hadiri. Kau tau apa yang ku temukan tadi sepulang kuliah?"

"apa?" tanya Rowenna gugup, memecahkan telur untuk di masukkan ke dalam wadah mixer. "Bae dan Leia yang menjaga etalase. Sedangkan Bae masih dalam tahap pemulihan, berdiri kesana kemari melayani pembeli! Dan Leia? Dia masih kecil. Bayangkan Rowe!!" suara Jenna meninggi seirama dengan suara mixer yang berputar. Cepat-cepat, Jenna memukul mixer agar diam.

"kau dengar aku?!" Jenna menatap tajam. Rowenna merengut, memiringkan kepala sambil berkata, "baiklah... aku akan mencari orang. ngomong-ngomong siapa yang menjaga di luar?"

****

****

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Only You're MineWhere stories live. Discover now