Clumsy

294 25 20
                                    

Bunyi alarm memekak di dapur menandakan jam 12 siang dan saatnya menjemput Leia dari sekolah. Rowenna menegakkan punggung dari menghias cupcake.

"aku mau menjemput Leia dan mengajaknya makan es krim" ucap Rowenna riang sembari menggantung celemek ke belakang pintu.

"bersenang-senanglah" kata Amy meletakkan kue coklat ke dalam lemari pendingin.

"tentu saja," Rowenna menyeringai dan mengambil tas, menutup pintu dapur.

"Rowe, kau mau menjemput Leia?" tanya Bae sambil menutup telepon.

"yup, dan kami akan makan es krim setelahnya" jawab Rowenna menyeringai.

"ah... kalo begitu bisa kau antar sekalian pesanan? Jenna belum datang."

"mau antar kemana?"

"kepada Mr. Nielsen di SPD. Baru saja menelpon minta 1 lusin donat."

"donat dan polisi, tidak bisa di pisahkan" ucap Rowenna menggeleng memasukkan donat ke dalam kotak dan mengemasnya dengan rapi. "Baiklah, jaga toko ya Mom."

          Berdiri di depan gedung SPD, mengingatkan Rowenna akan tipikal arsitektur gedung pemerintahan tahun 1960-an

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Berdiri di depan gedung SPD, mengingatkan Rowenna akan tipikal arsitektur gedung pemerintahan tahun 1960-an. Aura yang dikeluarkan tidak sehangat Eggnog di pagi natal, namun sedingin badai hujan yang bergemuruh tadi malam. Menarik kerah jaketnya, Rowenna berjalan mantap memasuki pintu kaca tebal dan berhadapan dengan meja penerima tamu setinggi dada. Kaca tebal sebagai penghalang dirinya dengan wanita berpakaian polisi penerima tamu.

"ada yang bisa saya bantu, Mam?" tanyanya sopan. "iya... hai... aku mau mengantarkan pesanan untuk Mr. Nielsen" kata Rowenna meletakkan kotak segi empat berisi 1 lusin donat blueberry.

Petugas dari balik loket itu menaikan alis, memandang Rowenna dari atas sampai bawah. "Mr. Nielsen?"

"Yup, Mr. Liam Nielsen" kata Rowenna.

"maksudmu Detektif Nielsen?"

"benarkah? well... aku tidak tau apa jabatannya karena disini Cuma tertera untuk Mr. Liam Nielsen dan di tujukkan ke kator SPD. Jadi ak-"

Wanita itu menaikan tangannya, meminta Rowenna berhenti berceloteh. "Detektif Nielsen di bagian pembunuhan, lantai 3. Hati-hati melangkah di lorong karena sedang ada perbaikan akibat hujan tadi malam."

"terimakasih" jawab Rowenna hangat, melangkah mundur dan mengenai sesuatu yang keras. petugas di dalam loket itu langsung berdiri tegak, memberi hormat.

"siapa yang memesan?"

Suara baritone pria membuat bulu kuduk Rowenna meremang. Ia berbalik dan terkesiap. Astaga! itu pria yang di tumpahinya kopi. Pria itu terlihat berbeda daripada tempo hari. Begitu mata Rowenna bertemu dengan tatapan terperanjat pria itu, sepertinya ia tidak bisa mengalihkan pandangannya. Rasanya seperti salah satu mimpi buruk yang selalu membuat orang terbangun dengan perasaan lega, tau sesuatu yang buruk seperti itu takkan pernah terjadi.

Only You're MineWhere stories live. Discover now