1 : Try to remember

2.3K 341 55
                                    

➳➳➳➳➳ ⚘ ➳➳➳➳➳

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

➳➳➳➳➳ ⚘ ➳➳➳➳➳

°
°
°

Kondominium milik keluarga Haitani yang letaknya berada dipusat Roppongi terlihat begitu mewah. Daksa bergeming sesaat sebelum pemilik suara terus memanggil nama sang puan.

"Maaf, mmm..Rin, apa kita tinggal di sini?" Jarinya menunjuk bangunan dihadapannya.

"Iya, ayo masuk."

Nayanika itu terkagum menatap seisi ruangan, gaya kontemporer memberi nuansa elegan dengan paduan warna putih dan abu metalik yang menghiasinya.

"Bisa kamu ceritakan apa yang terjadi padaku, Rin?"

"Lain kali aja, ya? Aku sedang sibuk. Cobalah mengingat hal-hal kecil dulu." Pria itu terus mondar-mandir memasuki satu ruangan ke ruangan lainnya.

Memorinya begitu abu, tidak ada yang ia ingat sebelumnya, tidak satupun. Canggung terus memeluk tubuh [name], tidak ada yang ia kenal begitupun dengan dirinya sendiri.

"Sayang, kamu malam ini mau makan di rumah atau di luar? Sebisa mungkin aku pulang cepat."

"A-aku gak tau." Raut linglung sang puan membuat suaminya tersenyum.

"Kalau begitu kita makan di luar aja, ya? Tunggu sampai aku pulang ke rumah."

Raga pria itu menghilang bersamaan dengan langkahnya, manik [name] melirik beberapa furnitur yang ada di ruang tamu dan kamarnya. Terdapat beberapa pajangan foto pernikahan maupun foto biasa yang terpajang di dinding.

Tak ada yang harus ia lakukan selain menunggu sang suami pulang dari tugasnya, melihat isi ponselnya yang begitu sepi seperti kehidupannya membuat [name] terasa sangat bosan.

Cahaya gemerlap dari papan iklan menyorot jalanan begitupula dengan sebuah kasino di penghujung jalan.

"Gimana [name]?"

"Baru pulang, dia sama sekali ga ingat apapun termasuk dirinya."

"Rin, entah ini bagus atau tidak untukmu....tapi kamu bisa memulai dengannya, seakan tak terjadi apa-apa bukan?"

"Iya, dia gak akan tau soal pembunuhan itu."

▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃

Sebuah restoran begitu ramai pengunjung, pasangan suami istri itu tengah duduk sembari melihat buku menu. Sesekali lirikan mata [name] melihat Rindou dengan seksama, sangat canggung ia rasa, walau keduanya dinyatakan sepasang suami istri, namun rasanya seperti pertama kali bagi [name].

"Kamu mau pesan apa?" Manik violet itu membalas tatapan istrinya.

"Yang ini aja." Jari telunjuknya menunjuk salah satu daftar makanan yang ia maksud.

Pramusaji segera mencatat pesanan yang sudah dipilih, tak ada sepatah kata yang keluar dari mulut sang puan. Dari kejauhan, pria bersurai light lilac dengan setelan jas yang senada dengan warna rambutnya kini menghampiri kedua insan tersebut.

"Maaf, aku terlambat. Apa kalian sudah selesai makannya?" Tanya pria itu sembari melepas jasnya.

"Kita baru saja pesan, aniki."

"[Name], kamu ingat aku?" Nampak raut penuh tanda tanya terpatri pada wajah [name].

"Tentu saja tidak, aku yang suaminya saja dia tidak mengingatnya apalagi kamu." Sontak pria yang disebut kakak oleh Rindou itu terkekeh.

"Aku Ran, kakaknya Rindou. Kamu mau tau sesuatu yang belum kamu tau?" Wajahnya kini sedikit mendekat ke arah [name].

"Harusnya kamu itu jadi istriku waktu itu, bukan istri Rindou." Smirk nya.

"Aniki!!!"

Tawa lepas ketika melihat ekspresi si bungsu Haitani yang kesal karena kakaknya sudah menggoda istrinya.

"Iya maaf, aku berusaha mengingat semuanya."

"Hahah...tidak [name] itu hanya bercanda, kamu tetap milik adikku."

Untuk saat ini, [name] hanya mengetahui 2 orang yaitu kedua pria dihadapannya. Selebihnya, hanya ada gelap yang tak berujung, tak ada sesuatu pun yang bisa memberinya sepercik memori yang pernah terjadi.





════════════════

©Finneassea // 2021

════════════════


✧˖*° 𝑫𝒆𝒍𝒊𝒄𝒂𝒕𝒆 ࿐ || ✓Where stories live. Discover now