3 : What happened

1.4K 248 30
                                    

➳➳➳➳➳ ⚘ ➳➳➳➳➳

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

➳➳➳➳➳ ⚘ ➳➳➳➳➳

°
°
°

Gedung perusahaan yang berdiri kokoh tepat dihadapan [name] sebelum langkahnya memasuki bangunan tersebut. Dirinya kini berada disebuah ruangan dengan seluruh kaca yang mengelilinginya, hingga pria yang dinyatakan kakak iparnya itu memasuki ruangan dimana sang anindya berada.

"Maaf [name] membuatmu menunggu lama." Ucapnya sambil memposisikan duduknya pada kursi.

"Gak apa-apa, kak."

"Rindou sibuk dengan projek nya, jadi biar ku jelaskan dulu."

Sebelum pasca kejadian hilang ingatan [name], dirinya kerja di perusahaan milik Haitani. Perusahaan yang bergerak pada bidang pengiklanan, keuangan, majalah dan berbagai entertainment. Kebetulan saja beberapa waktu lalu, ia mendapatkan projek yang dipegang oleh si sulung Haitani.

"Tadinya aku mau Rindou yang menjadi partner mu karena tentunya dia suamimu sendiri, tapi sayangnya banyak projek yang harus diselesaikan di minggu depan."

Cukup beberapa hari saja untuk [name] membiasakan dengan pekerjaannya, Ran tidak menyuruhnya untuk bekerja hari ini, sehingga ia bisa menghabiskan waktunya di rumah seharian.

Hampir tengah malam, sosok pria yang ditunggunya belum kunjung pulang. Beberapakali maniknya memperhatikan jam dinding, beralih pada layar ponsel yang menyala, tak ada apapun di sana.

Suara pintu kini terbuka, ekspresi malas tertanam pada wajah pria bersurai mullet itu. "Kenapa belum tidur?" Rindou menyadari istrinya tengah duduk menatapnya dari sofa.

Tak ada jawaban. "Aku ada meeting, maaf tidak mengabari mu."

Tatapan [name] sedikit mengintimidasi Rindou, ia mengerutkan keningnya dan menghampiri istrinya.

Cup

Kecupan lembut berhasil mendarat pada kening anindya, ia sedikit luluh namun hanya sekejap. "Besok ada waktu? Aku mau kamu mengantarku ke rumah sakit."

"Tentu, sekarang tidurlah."

"Aku mencintaimu, Rin."

"Iya."

Sangat menjengkelkan dengan sifat cueknya itu, [name] mendecak kesal membuat suaminya itu menatapnya bingung.

[Name] terus memukuli kepalanya pelan, memikirkan mengapa dirinya bisa menikah dengan es kutub yang bahkan sulit mencair. Sebenarnya, semenjak Rindou mengatakan bahwa dirinya adalah suami [name] dan ia sangat mencintainya, membuat hati [name] luluh seperti merasakan cinta nya kembali.

"[Name]~ ngapain kamu diem dipojok?"

Anindya segera beranjak menuju tempat tidur, menenggelamkan seluruh tubuhnya dibalik selimut tebal. "Selama malam, Rin."

Hingga esok hari tepat di rumah sakit, [name] konsultasi tentang kondisinya saat ini. Sementara Rindou hanya menunggu di ruang tunggu.

"Bilang saja apa yang terjadi saat aku dilarikan kemari?" Nadanya kian memaksa.

"Maaf mrs. Haitani, tapi suami-" [name] terus mendesak dokter dihadapannya. "Katakan saja!"

Dokter itu menghela napasnya. "Banyak benturan yang diterima pada sekujur tubuhmu, aku tau ini bukan sekedar kecelakaan biasa. Beberapa tulangmu patah dan kepalamu hampir retak, untung saja tidak fatal....ya benturannya akibat benda tumpul, kamu sudah pasti tidak ingat, tapi sepertinya kamu dipukul berkali-kali."

Bukan maksud tidak memercayai suaminya itu, hanya saja dokter lebih tahu apa yang sebenarnya terjadi pada kondisinya.

"Hei, apa kamu sudah berbicara dengan dokternya? Lama sekali."

Sementara [name] hanya tersenyum tipis. "Ayo pulang." , "Tapi sebelum itu, aku mau bertemu dengan orang tuaku."

Lagi-lagi, Rindou mengernyitkan keningnya. "Orang tuamu sudah tidak ada, sayang."

Perkataan itu sukses membuat jantung [name] seketika berhenti berdetak. Tentu dirinya tidak mengingat tentang kedua orang tuanya, [name] sangat berharap ingatannya kembali secepat mungkin.

"Rin, apa kamu pernah memukulku?"

"Tentu tidak, kenapa aku harus memukulmu?"

Sedikit mengerucutkan bibirnya, [name] juga tidak pernah berpikir bahwa Rindou akan melakukan seperti itu. "Bisa kamu ceritakan apa yang aku alami saat itu, Rin. Kamu kan suamiku."

"Aku gak mau cerita sebelum kamu mengingat ingatan dasarmu, seperti siapa aku...siapa kamu...bagaimana kita menikah. Karena itu semua menyangkut apa yang sudah terjadi padamu."

[Name] menatap Rindou penuh dengan tanda tanya seakan semua yang diucapkan suaminya itu adalah teka teki, apa yang dimaksud Rindou soal itu.

Mobil itu terhenti di depan kondominium milik mereka berdua, [name] segera turun dari mobil dan menghadap pada jendela pengemudi. "Aku gak mau membuatmu stress, [name]. Aku ada kerjaan, ku kabari jika aku pulang terlambat."




════════════════

©Finneassea // 2021

════════════════

✧˖*° 𝑫𝒆𝒍𝒊𝒄𝒂𝒕𝒆 ࿐ || ✓Where stories live. Discover now