Makan malam

276 24 2
                                    

"Soalnya tidak gratis!"

Usai mendung sang jinggapun mewarnai langit sore, alas sepatu bergemuruh terdengar mendekati gerbang sekolah, deretan parkiran sepeda sedari pagi terbebas dari lilitan rantai yang dilepas oleh pemiliknya. Bunyi bel berdering 3 kali, sengaja untuk membangunkan siswa yang tertidur lelap selama pembelajaran, Monkey D. Luffy contohnya.

Anak itu memang sering tertidur semasa jam pelajaran, mungkin bukan sering lagi tetapi hal wajib baginya. Begitu bel ketiga berbunyi topi jeraminya terjatuh kebawah lantai sebab kepalanya sigap terangkat naik. Matanya terbelalak saat menyadari sisa dirinya yang berada di dalam kelas, tergesa gesa ia keluar meskipun iler menjalar dibagian pipi kanannya.

"Dasar Zoro, kenapa tidak membangunkan ku?" gumamnya seraya berlari di koridor sekolah.

Jika tertidur didalam kelas, saat jam pulang yang senantiasa membangunkan Luffy tak lain adalah Zoro, mungkin ia sedikit terkejut mengapa Zoro pulang tanpa melakukan kebiasaannya tersebut.

Lariannya terhenti didepan sebuah ruang olahraga. Saat sepulang sekolah anak organisasi lebih memilih pulang terlambat karena beralasan ada urusan organisasi, dan klub yang menempati ruangan didepan Luffy ini adalah yang paling larut kalau soal pulang, kenapa? Tentu saja, isinya anak lelaki dengan catatan bermasalah semua.

Luffy menendang pintu berbahan dasar logam tersebut, mengakibatkan penghuni didalamnya terkejut.

"Dimana Kid?!" teriaknya memasang posisi badan mencari cari pemilik nama dari yang ia sebutkan tadi.

Ia masih kesal dengan perilaku si jabrik saat di kantin tadi, begitu lomba makan daging itu tengah berjalan Kid malah menyerah dan pergi begitu saja. Luffy menang hanya karena lawannya menyerah, tentu membuat dirinya kesal dan beranggapan kalau Kid sedang meremehkannya.

"Katanya dia ingin ke warnet bersama Killer, Luffy-san." balas siswa laki-laki berjambul mirip seperti ayam.

Luffy mendecih disertai raut wajah kesal yang mungkin tergambar imut di mata Bartolomeo.

Disebabkan dobrakan pintu dan teriakan dari suara cemprengnya Luffy, ia terbangun dari tidur lelapnya di kursi yang sengaja ia susun sebelumnya.

Matanya ia kucek-kucekkan setelah bangkit dari posisi tidur menyampingnya. Rambut hitam sedikit keriting dengan bawah mata berbintik-bintik, meskipun muka bantalnya masih tergambar namun itu terkesan lucu jika dibayangkan untuk seorang Portgas D. Ace.

"Ayo pulang, Luffy." ucapnya berjalan meraih sisi belakang kera baju Luffy dan menyeretnya mendekati pintu.

Luffy tiba-tiba memalingkan wajah menatap Ace yang masih dalam keadaan mata tertutup dengan mulutnya yang menguap sesekali.

"Tunggu, Ace! Si jabrik itu ingin berkelahi denganku, aku tidak mau pulang!"

Belum sempat membalas perkataan Luffy, pintu didepannya diketuk oleh seseorang. Begitu lembut cara ia mengetuk serasa ada seorang murid teladan yang ingin menengok masuk, dan benar ada sosok Sabo disana.

"Selamat sore wahai kalian semua.."

Lintangan senyuman yang sangat jarang dilihat oleh kedua saudaranya. Bukan berarti Sabo tidak pernah tersenyum didepan mereka, maksud senyuman Sabo adalah senyuman kemurkaan. Tentu orang-orang disekitarnya merasakan aura yang menakutkan darinya, kira-kira apa yang membuat Sabo marah?

Oɴᴇ Pɪᴇᴄᴇ High SchoolWhere stories live. Discover now