Label Yang Terselubung

159 4 1
                                    

"Aku nyebat sedikit.."

Dorr dorr dorr!

Salah satu kawanan mereka menaikkan pistol dan menembak keatas langit - langit apartemen Kid. Kid yang menyaksikan plafon rumahnya bolong karena sikap sembrono mereka sontak melangkah maju dengan jengkel.

"Oi brengsek mau kalian apakan rumahku!?" ucapnya.

Tak menghiraukan pertanyaan sang pemilik rumah, mereka malah saling bertatapan satu sama lain.

"Dia tak ada disini.." begitu kata mereka.

"OI APA KALIAN MENDENGARKU!!?"

Suaranya yang keras kini mengalihkan perhatian mereka, satu dari mereka berjalan ke arah Kid ia mengeluarkan segopok uang dari sakunya dan memberikannya kepada Kid.

"Ini.."

Ia menyeringai menanggapi. "Bajingan."

Perlahan lahan mereka berempat beranjak pergi dan keluar dari apartemen Kid, Law mengintip keluar jendela dan menyaksikan keempat orang yang mengaku sebagai kelompok polisi tersebut memasuki mobil porsche 356 dan pergi tanpa aba - aba.

Usai kondisi menjadi sedikit lebih baik dibanding tegang seperti tadi, Robin yang bingung sontak memecah keheningan.

"Apa yang terjadi!? Bisa jelaskan kepadaku?"

Kid mendecih kasar dan berjalan masuk ke dapur, seraya berjalan Kid melontarkan kalimat nan berhasil membuat Robin ketakutan, "aku harap si rambut hijau itu tak mati terkena peluru."

Law menatap ke atas plafon yang sudah bolong tadi dan memanggil nama Zoro. "Oi Zoro, sudah aman.."

Tak ada jawaban.

"Apa yang terjadi!? Dimana Zoro!" Robin semakin panik.

Law mengambil tangga dan meletakkannya ke sudut ruangan. Ia menaiki tangga tersebut menuju atas plafon, namun di saat Law mendorong salah satu bagian plafon itu, "tenanglah, dia akan baik - baik saj--"

"Oe jangan diam saja aku berdarah ini.."

.

Perban melilit di lengan kirinya. Disampingnya ada Robin yang sedang merasa bersalah, beserta Kid bertengger di dinding dan Law yang fokus mengikat perban tersebut.

"Kau beruntung peluru itu hanya melewati mu, jika kau mati tak ada siapapun yang akan membiayai pemakaman mu." ujar Law.

"Syukurlah, plafon ku tidak jadi angker karena mu.." Kid ikut menimpali.

"Hehe, arigato minna.." Zoro tersenyum simpul.

Zoro teralihkan kepada sosok Robin disampingnya, gadis itu terus menunduk dengan wajah suram. Zoro sebagai seorang kekasih tak kuasa melihatnya dan ingin menenangkannya.

"Tenanglah, ini bukan salah mu.." ucapnya.

Robin menggeleng, "tidak, ini salah ku.. Jika saja aku tidak mengatakan kau sedang berada dirumah Kid dan tau jika mereka bukan polisi sungguhan kau tidak akan terluka begini.."

Tanpa sadar Zoro mengangkat tangannya dan menyentuh kepala Robin sambil mengusapnya. "Sudahlah, yang berlalu biarlah berlalu.."

Kid dan Law yang menyaksikan momen itu menyadari bahwa ada sebuah ikatan rahasia antara Robin dan Zoro. Dan juga cara Zoro menatap ke arah Robin begitu hangat ketimbang disaat ia menatap wanita lain. Mencurigakan.

"Tch! Jika kalian mau pacaran pulang saja sana!!" teriak Kid.

Seketika keduanya tersentak, hanyut dalam 'dunia serasa milik berdua' membuat mereka lupa jika diantara mereka masih ada Kid dan Law memantau. Robin menunduk malu sedangkan Zoro salting tak karuan.

Law terlihat seperti tak peduli karena hanya membisu, ia lebih memilih membersihkan kotak obat miliknya dan beranjak berdiri, "aku mau ke toilet." ucapnya. Kid mendengar hal itu lantas terkekeh pelan.

"Heheh ada yang cemburu nih.." batinnya.

Dikala Law sudah menghilang di ambang pintu wc, Kid ikut menyusul masuk ke dalam katanya sih mau sikat gigi. Di ruang tengah hanya bersisakan Zoro dan Robin, Robin yang sudah penasaran dari tadi akhirnya memberanikan diri untuk bertanya ke Zoro.

"Apa yang terjadi??"

Zoro membalasnya dengan menghela nafas, ia merasa Robin akan khawatir berlebihan jika ia menceritakan ini, tapi ia juga merasa harus memberitahunya sebab mengingat dia adalah kekasihnya.

"Mereka mengincarku, para mafia itu.."

"H-huh!?"

Zoro mulai menceritakan semuanya kepada Robin mulai dari pertemuannya dengan Hisoka sampai dirinya yang diincar oleh soldiers - soldiers mereka. Mendengar itu Robin sangat terkejut dan matanya berkaca - kaca, bagaimana bisa Zoro menyimpan beban seberat itu dan itu pun sudah mengancam nyawanya.

"Aku akan membantumu! Kita harus melaporkan ini kepada polisi!" ujar Robin.

"Ah itu, aku sudah memberitahu ini kepada Shanks tetapi dia belum tahu kalau aku sudah jadi buronan mereka.."

"Apa Shanks tak memperhitungkan jika kau akan diincar mereka!?"

"Entahlah.."

Law yang di dalam wc tengah memperhatikan notifikasi pesan yang baru saja masuk ke ponselnya. Didalam pesan itu tertulis.

Shanks
Ada berapa orang?

Law
4 orang pria

Shanks
Orang - orang itu akan terus mengincarnya jadi kau harus membawanya ke Dragon.

Law
Yes, sir.

⏮️⏭️

Pria berambut hitam itu keluar dari sana dan menemukan Kid yang sementara menyisir rambut jabriknya.

"Kenapa kau lama sekali?" tanyanya.

"Aku nyebat sedikit.."

Kid terbahak, "hei itu kata - kataku.."

Law berdiri di samping Kid menatap ke arah cermin. "Tak ku sangka gadis itu lebih menyukai pria nolep seperti Zoro.."

Kid menyeringai dan memukul pundak Law dengan sangat keras, "kau ini di tolak 2 kali saja lho! Masih banyak wanita diluar sana!"

Law mengangguk pelan, "ugh, aku sudah tak peduli soal wanita.. Aku sekarang fokus dengan visiku bersama Sabo.."

"Saudara Mugiwara sialan itu ya.."

"Ya.. Ngomong - ngmong Kid.."

"Aa?"

"Ayo kita hajar si Teach."

⏮️⏭️

Pusing aku gaes, cara namatin ini gimana ya 😭🤣

Pusing aku gaes, cara namatin ini gimana ya 😭🤣

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Nov 20, 2022 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Oɴᴇ Pɪᴇᴄᴇ High SchoolWhere stories live. Discover now