Jadilah Kekasihku!

216 13 0
                                    

"Akan kujaga dia dengan baik.."

Sanji memperhatikan lolipop yang sudah ia konsumsi dari beberapa waktu yang lalu. Begitu bosan dirinya hingga tampak beberapa bungkusan permen dan kudapan diatas meja belajarnya. Merasa tak ada kehidupan ia berdiri dan melangkah menuju jendela kelasnya.

Jendela tersebut langsung memperlihatkan pemandangan lapangan bulu tangkis di sekolah. Suatu objek sukses mengganggu indera penglihatnya, rambut orange itu begitu bersinar membuatnya terlihat seperti seorang center alias gadis paling cantik diantara gadis-gadis disana. Hari ini adalah jadwal kelas Nami untuk olahraga, mata Sanji lantas bersinar dengan emote love muncul dari sana.

"NAMI CHWAAANNN!!!!"

Lanang itu berlari menuju tangga dan lekas menyamperi gadis bernama Nami ini.

Selang beberapa menit ia pun sampai ke tujuan. Nami yang ia lihat dari atas loteng jadi terlihat lebih dekat jika disaksikan dari pinggir lapangan langsung. Gadis itu sedang berduel dengan orang yang juga ia sangat kenal, dia berambut pink dengan headphone terpasang dikedua telinganya.

Sanji akhirnya semakin bersemangat kala menyaksikan pujaan hati dan kakak perempuannya sedang melakukan duel satu lawan satu. Apakah mereka sedang memperebutkan ku!? Seperti itulah batinnya.

Prruuiiittttttt!!!

Sumpritan itu tertiup. Sanji yang mengira duel segera dimulai malah terheran heran dengan suasana penonton yang bersorak ria.

"Pertandingan selesai, pemenangnya Nami dari kelas 10 B mengalahkan Reiju dari kelas 12 A!!" ujar wasit mengakhiri permainan.

"Oe.. sudah selesai rupanya.." gumam Sanji dengan ekspresi muram.

Disana Reiju menyadari akan kehadiran Sanji dan memilih melambai kearahnya Sanji pun membalas lambaian kakaknya tersebut.

Mimik wajah itu seketika berubah, matanya kembali teralihkan kepada seorang gadis nan merupakan teman dekatnya begitu bahagia dan bersorak atas kemenangannya. Senyumannya berhasil membuat Sanji semringah dan salting.

Reiju yang tahu jika adiknya tengah dimabuk cinta hanya tersenyum kecil. Ia langsung menepuk pundak adik laki-laki nya dan menaikkan satu alisnya.

"Aku ingin kau melamarnya.." ucapnya.

Sanji kini makin salting ditempat. Ia berusaha menutupi itu dengan bersikap kalem.

"Gadis itu sepertinya sudah ditakdirkan untukku.. Akan kujaga dia dengan baik."

Reiju kembali melintangkan senyuman manisnya. "Haha. Aku akan percayakan itu padamu.. Ganbare!"

⏮️⏭️

Tas ransel itu ia tenteng bersama air minum yang isinya sudah berada ditengah badan botol. Nami beranjak menuju tempat ganti baju karena pakaiannya saat ini dipenuhi rembesan keringat. Tak disangka saudara perempuan Sanji begitu hebat hingga membuatnya kewalahan, namun ia tetap saja menang walaupun hanya karena bola milik Reiju out.

Dibelakangnya seorang lelaki blonde mengekori langkahnya, kalian sudah tahu dia siapa.

"JIKA TUJUANMU INGIN MENGINTIP LEBIH BAIK PULANG SANA!!!"

Pria itupun terkesiap lalu mengeluarkan kalimat ini, "Aku hanya ingin mengucapkan selamat.. Apa tak b-boleh?"

Nami menghela napasnya pelan lalu berbalik badan kembali berjalan, "Jangan mengikuti ku, patuhlah jika tidak kau akan tau akibatnya!"

Serem..

"Uh Nami-san.."

Hentakan sepatu itu tiba-tiba berhenti melangkah, Nami terkejut mendengar lelaki itu memanggil namanya dengan akhiran -san. Ia pun menganggap Sanji sedang dalam status serius sekarang.

"Aku menyukaimu.."

Jleb.

"Jadilah pacarku.."

Bugh.

Jantung Nami berdegub kencang. Apa yang barusan pria ini katakan!? Apa apaan itu!?

Nami menoleh kearah Sanji, mata mereka terlihat bertemu. Gila, Sanji sedang tak main-main! Benak Nami.

Gadis itu menelan salivanya, menggaruk garuk lehernya yang sama sekali tak terasa gatal.

"Ini kesempatan kau untuk jujur Nami.."

"Bukankah kau sudah lama menunggu momen ini!?"

"Tapi apa yang harus aku katakan!?"

Wajahnya yang memerah naas membuat Sanji mematung diam. Samar-samar telinga lelaki itu juga ikut memerah. "pasti setelah ini Nami akan membenci ku.. Ugh tak apa, yang penting aku sudah memberitahu perasaan ku.." batinnya.

Sudah hampir semenit gadis itu hanya berdiri dalam kondisi menunduk dan memainkan jari. Itu membuat Sanji merasa bersalah karena memang ini terlalu mendadak.

"Maafkan aku, kau bisa mmemikirkanya dahulu.. Beritahu aku jika kau sudah mendapatkan jawabannya.." tutur Sanji yang terlihat ingin beranjak pergi dari sana.

"Baka! Ini bukan jawaban dari ulangan yang setiap kali kau ingin contek dariku!—

dag dig dug

"Dasar.. MEMANGNYA SIAPA YANG MAU PUNYA PACAR MATA KERANJANG SEPERTI MU!!! TENTU AKU MENOLAKNYA!!"

Sanji sudah tahu akan berakhir seperti ini. Sedari awalpun ia sudah tau jika Nami akan menolaknya, tak apa. Ia pun tersenyum hangat dan melemparkan perkataan nan membuat hati Nami terkikis.

"Aku sudah tahu akan seperti ini,, tapi.. Aku tidak akan menyerah Nami-san! Aku akan berusaha sampai kau datang padaku dengan sendirinya! Aku berjanji!"

Nami memutar badannya seraya menyilangkan kedua tangan didepan dada. "Lakukan saja sesukamu!"

Faktanya hati gadis itu sedang menangis sekarang.

"Terima Kasih sudah membuat diriku bersemangat Nami-san.. Sampai jumpa di hari esok!!" Sanji dengan antusias membawa segenap tekadnya berjalan meninggalkan Nami yang masih berdiri mematung.

"Mengapa kau bodoh sekali? Tidak ada gunanya mencintai wanita miskin seperti ku, Sanji baka!!" gumamnya menahan tangis.

⏮️⏭️

⏮️⏭️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Oɴᴇ Pɪᴇᴄᴇ High SchoolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang