Si Lumut Tersesat Lagi

305 17 17
                                    

"Distrik itu sangat damai dan indah! Apakah itu benar??"

Sesekali ia mengecek handphonenya memerhatikan beberapa notif dari orang misterius yang mulai menghubunginya beberapa hari lalu.

"Hotel Distrik Titan, malam ini pukul 21.00"
"Saya akan beri imbalan 2x lipat.."
"Bagaimana? Kau mau?"

Beberapa hari lalu ia menyebrangi jalanan sepi didekat perbatasan Distrik One Piece dengan Distrik Titan, dirinya dikejutkan oleh seorang pria berumur 40an tahun mengajaknya masuk kedalam mobil. Bagi orang lain itu akan terkesan creepy namun bagaimana dengan impression Nami? Gadis cantik itu malah memasuki mobil tanpa berpikir.

Didalam sana si pria menawarkan sebuah penawaran, karena harus memikirkan keputusan tersebut dengan diberi nomor telepon Nami dapat menghubungi pria itu jika ia sudah mendapatkan jawabannya.

Notif-notif ini membuktikan jika Nami belum menkonfir tawaran si Pria, ia masih ragu demi masa depannya dan harga dirinya sebagai wanita. Namun ada juga beberapa jawaban dibenaknya yang mengatakan setuju, tentu dengan beberapa alasan kuat.

Dermaga sore ini begitu ramai, banyak nelayan membawa hasil kerja keras mereka dari laut lepas, anak-anak pun begitu girang menyambut sang ayah pulang membawa makanan untuk makan malam. Arus ombak menghantam dinding pelabuhan, matahari menghiasi sore dengan warna jingganya, burung camar berbunyi dan terbang bersama kawanannya.

Nami berdiri diatas tanggul, menyaksikan momen indah nan memanjakan mata. Ia memandang isi kantong kresek ia beli dari toko makanan yang dilaluinya tadi, ia tersenyum.

"Nojiko akan senang dengan ini." Ia menatap keatas langit berusaha menahan tetesan air matanya.

Angin laut meniup sehelai demi sehelai rambut orangenya, tak kuat sudah menahan, cairan bening langsung deras membasahi kedua pipinya. Dalam keadaan menangis sesenggukan ia tetap berusaha tersenyum lebar meskipun itu terasa sesak di dada.

"Aku tahu rencana Tuhan lah yang terbaik.."

Terlahir sebagai gadis dari keluarga tak mampu membuatnya selalu bersyukur dan terus bersabar untuk dunia. Membeli makanan enak untuk malam ini saja sudah membuatnya menangis terharu seperti itu. Begitu malang nasib Nami, namun dengan cinta kakaknya dan teman-temannya ia selalu tersenyum hingga saat ini.

⏮️⏭️

Jika Distrik One Piece disana terlihat cerah, maka berbeda dengan distrik disebelahnya, berangin dan gerimis tengah berlangsung disana.

Meskipun beberapa cipratan air hujan  yang tertiup angin memburamkan penglihatannya lelaki itu malah menyipitkan mata. Ia menatap kumpulan anak-anak bermantel di taman bermain yang sedang menunggu turunnya hujan deras.

Seragam sekolah beserta seluruh badannya terhantam tetesan air, 3 pedang kayu yang berada di pinggulnya tentu ikut terbasahi juga. Ia kembali berjalan meninggalkan kumpulan anak-anak tadi.

Dalam perjalanan tiba-tiba langkahnya terhenti disebuah perempatan gang, matanya tampak kebingungan. Tunggu, apa yang sebenarnya dilakukan Zoro?

"Gadis berkaca mata itu.. Rumahnya sebenarnya ada dimana?" gumamnya menggaruk kepala.

Satu jam sebelumnya ia beranjak pulang meninggalkan Luffy yang tertidur pulas diatas mejanya. Setelah keluar dari gerbang sekolah, Zoro di hampiri oleh Mihawk ia diperintahkan untuk segera pergi menemui ketua organisasinya, Tashigi. Pertama ia begitu malas jadi mengabaikan perintah tersebut namun kembali diperingatkan si mata elang bahwa itu ada hubungannya dengan Zoro.

Begitu berjalan menuju rumah Tashigi, Zoro belum menyadari yakni dia tidak pernah kerumah Tashigi sebelumnya. Alhasil ia hanya berjalan bengong tak tahu dimana tujuan dan harus kemana, hanya berjalan dan berjalan hingga sampai ke distrik tetangga. Bagaimana bisa ia baru menyadari itu setelah 1 jam?!

Oɴᴇ Pɪᴇᴄᴇ High SchoolWhere stories live. Discover now