Bag.22

593 53 1
                                    

HARAPAN demi harapan, doa demi doa, selalu dipanjatkan Papa dan Mama Suho di Melbourne. Kondisi Suho yang naik turun, kadang stabil, kadang kritis, kadang koma, membuat mereka tak bisa berharap banyak. Sudah banyak air mata terjatuh mengiringi penyakit Suho. Namun sekarang, kedua orangtua Suho optimis untuk tidak menunjukkan kesedihan mereka, dan yakin bahwa penyakit Suho akan menemukan titik terangnya.

Sudah dua minggu ini Suho koma, tidak semenitpun pria itu terbangun sadar menyapa kedua orangtuanya yang bergantian menjaga dirinya di rumah sakit. Dokter sampai tak bisa menjelaskan bagaimana perkembangan atas obat yang diberikannya. Terakhir, sebelum Suho koma, pria itu sempat menjalani kemotherapy untuk yang ke belasan kalinya namun tak kunjung sembuh. Dokter menyarankan Suho untuk segera di operasi. Operasi pengangkatan tumor jinak yang hinggap di otak Suho. Jika tidak, tumor tersebut akan semakin memperparah sel saraf pada otak sehingga menyebabkan kematian.

Suho mulai menunjukkan penyakitnya ketika beberapa bulan kedua orangtuanya mengikutinya pindah di Melbourne. Saat itu dia sudah tidak sanggup lagi menyembunyikan penyakitnya karena semakin hari badannya semakin melemah. Orangtuanya sangat terkejut dan terpukul mengetahui anaknya semata wayang menyembunyikan sebuah fakta mengejutkan ini dari mereka.

"Mrs, the patient must be operated on immediately. I beg you to follow my directions. This is for the patient's recovery".

Dokter kembali mengingatkan Mama Suho, bahwa Suho harus segera di operasi untuk pengangkatan tumornya. Jika tidak segera dilakukan, kemungkinan Suho akan kehilangan nyawanya. Mama Suho kembali memutar otaknya sebelum mengambil keputusan ini. Karena ini untuk hidup dan mati Suho. Dia tidak mau kehilangan putra semata wayangnya. Yang dipikirkan Mamanya adalah, jika Suho sudah di operasi pengangkatan tumor, Suho tetap tidak akan bisa sembuh.

"Believe me, mrs. We--the medical team will do their best", lanjut Dokter itu menunggu keputusan Mama Suho.

Setelah menelan pikiran buruknya, Mama Suho mengangguk dalam isakannya, "Alright. Just do it".


🍝🍝🍝


Sejak tadi Taehyung memperhatikan Irene yang sedang memakan makanannya. Gerak matanya mengarah ke perut istrinya itu, lalu kembali menatap wajahnya. Di kantor tidak ada pekerjaan yang terlalu sulit, Taehyung memutuskan untuk dirumah menemani sang istri.

"Rene?".

"Hmm?".

"Kamu ngga suruh Bibi bikin bubur kacang hijau?".

Irene menggeleng, "Buat apa?".

"Ya---barangkali kamu pengen makan bubur kacang hijau lagi".

"Ngga ah. Gatau---hari ini kayak mager banget mau ngapa-ngapain, Tae".

"Kamu ngerasa sakit?".

"Ngga kok. Aku baik-baik aja. Cuman---pengen tidur aja bawaannya".

"Kok malah tidur sih? Bagaimana kalau kita ke mall beli perlengkapan baby kita? Kan kita belom siapin itu semua, Rene. Trus nanti aku panggil beberapa tukang untuk renovasi kecil-kecilan barangkali ada kerusakan kecil di kamar baby kita nanti".

"Tae, kamu harus ke kantor".

"Rene, aku ini suami kamu. Aku tau apa yang harus aku lakukan, dan mana yang terlebih penting. Sekarang aku sudah berumah tangga sama kamu, apalagi kamu mengandung anak kita, prioritasku sekarang sudah berbeda. Ya kalau dulu masih bujang, aku tidak memikirkan siapapun. Kalau sekarang sudah beda cerita".

Second Married | Bangtanvet (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang