Bag.25

560 43 1
                                    

Taehyung Pov.

SEJAK lahirnya Brylee di kehidupanku, aku menjadi lebih semangat bekerja, melakukan hal-hal positif, baik, dan lebih hangat pada seluruh pegawaiku. Bahkan beberapa bulan yang lalu aku mengadakan pesta untuk kelahiran Brylee. Banyak sekali orang-orang yang bahagia serta gemas melihat Brylee. Meski Brylee juga begitu, dia mudah tertawa jika dihibur orang-orang di sekitarnya.

Merawat Brylee tentu susah-susah gampang, harus penuh ekstra kesabaran karena anak pertama. Mungkin jika pada anak kedua dan ketiga kami nanti akan sedikit lebih mudah karena adanya pengalaman. Tapi bukan berarti kami menginginkan anak kedua lagi. Mungkin untuk saat ini belum.

Tangisan Brylee membangunkanku dari tidur. Aku bergegas berlari ke kamarnya dan cepat menggendongnya, menepuk-nepuk punggungnya setelah kusandarkan dia di bahuku. Kulihat jam, masih pukul 4 dini hari. Apa Brylee lapar? Atau dia kedinginan? Atau popoknya penuh? Entahlah.

Sudah cek semuanya, mulai dari popoknya, kuberikan susu, tapi Brylee tidak mau, badannya juga tidak ada serangga yang menggigit, tapi kenapa Brylee masih menangis?.

Kucoba menggendong Brylee keliling kamarnya sambil menyanyikan sebuah lagu, jalan perlahan seraya menepuk-nepuk punggungnya, namun Brylee masih menangis.

"Kamu kenapa anakku?", Brylee masih menangis, ku usap air matanya agar tidak memenuhi pipi gembulnya. Tidak mungkin kubangunkan Irene, kasihan, dia pasti kelelahan.

Kurasakan kedua kaki Brylee senyap. Tidak dingin dan tidak panas. Seperti keringat dingin. Segera kubaluri kedua kakinya dengan minyak telon lalu kupakaikan kaos kaki.

"Astaga, ACnya terlalu dingin. Mangkannya Brylee nangis", gumamku setelah menengok ke arah AC. Pantas saja Brylee menangis, suhu ACnya tidak dalam standar bayi sepertinya. Siapa yang menyetel suhu AC setinggi ini untuk bayi seperti Brylee? Hmm.

Setelah tangisan Brylee sedikit mereda, kubawa dia ke kamarku untuk tidur bersamaku dan Irene. Sebelum menidurkannya ditengah-tengah kami, ku pastikan dulu Brylee sudah tenang dari tangisnya agar tidak mengganggu Irene. Tidak membutuhkan waktu lama untuk menenangkan Brylee, dia kini sudah kembali tertidur pulas lalu kurebahkannya di ranjang kami.


🌞🌞🌞


Tok.. Tok.. Tok..

"Hmm.. Masuk".

Ceklek.

Pagi ini kepalaku sungguh berat kurasakan. Sedikit pening dengan kantung mata yang besar. Pekerjaan di kantor sedikit kuabaikan karena tiba-tiba secara tidak sadar aku tertidur di meja kerjaku. Suara ketukan pintu membangunkanku, dan ternyata Jungkook yang datang.

"Kau sakit Kak?", tanyanya, melihatku dengan kondisi yang tidak rapi sama sekali, serta wajah yang terlihat kelelahan.

"Tidak. Mungkin hanya butuh istirahat sebentar".

"Apa yang terjadi??".

Ku buang nafas beratku, "Tadi pagi aku sedikit kesusahan menenangkan Brylee dari tangisnya. Ternyata semalam dia kedinginan. Menidurkannya kembali membutuhkan waktu cukup lama. Mungkin aku kurang tidur saja".

Second Married | Bangtanvet (TAMAT)Onde histórias criam vida. Descubra agora