II : Weirdly Captivated.

10.4K 1.5K 105
                                    

Sekarang Hyunsuk lagi duduk didalam mobil Jihoon. Sepulangnya dari cafe, Jihoon ngajak Hyunsuk buat ke apartemennya. Katanya sih mau ngobrolin banyak hal; mereka berdua harus tukeran latar belakang masing-masing biar hubungan pura-pura ini gak kecium sama Ayahnya Jihoon.

Hyunsuk awalnya mau nolak, tapi ya akhirnya ngeiyain juga setelah Jihoon ngasih beribu alasan yang masuk akal. Hyunsuk gak paham, beneran ini Jihoon bawel banget? Malah jadi ketuker, kebanyakkan Jihoon yang ngomong.

"Kakak tinggal sendiri?" tanya Hyunsuk setelah beberapa menit didalam mobil.

"Iya,"

"Nggak ada asisten?"

"Nope."

"Kenapa? Emang gak capek ngurus apartemen sendirian?"

"Saya juga gak terlalu sering kok diapartemen, jadi kayak.. ya gak butuh butuh banget lah,"

"Terus tinggal dimana dong?"

Sekarang Hyunsuk memusatkan pandangannya penuh ke Jihoon yang sedang mengemudi. Menurut Hyunsuk, ketampanan Jihoon bertambah berkali-kali lipat.

Lampu merah.

Sekarang gantian Jihoon yang memusatkan pandangannya pada Hyunsuk. Hyunsuk yang digituin langsung salting, bingung.

Jihoon tersenyum simpul, entah karena pertanyaan Hyunsuk yang terdengar sedikit konyol atau karena Hyunsuk yang sekarang terlihat lebih menggemaskan.

"Biasanya sih nginep dikantor," lampu kembali hijau, dan Jihoon langsung melajukan mobilnya membelah jalan raya yang lumayan rame, maklum lagi weekend. "Lagian kan gak ada yang nunggu diapartemen, jadi gak perlu sering-sering pulang juga." Jelas Jihoon seraya pandangannya fokus menatap jalanan.

Hyunsuk mengangguk, "gak pulang kerumah?"

Jihoon menggeleng, "udah gede. Mau bebas."

Hyunsuk hanya ber-oh pelan. Dan kemudian hening sampai mobil Jihoon terparkir apik diparkiran apartemennya.

Sesampainya didalam apartemen Jihoon, Hyunsuk sedikit kaget. Ini kayaknya Jihoon bener-bener se-sering itu deh gak pulang, terasa kosong banget. Kosong yang kayak sering gak ditempatin gitu loh.

"Mau makan apa?" tanya Jihoon sambil melepas sepatunya dan kemudian meletakkan sepatunya dirak.

"Ha? Oh-" Hyunsuk menoleh, "kakak ada bahan bahan makanan gak?"

Jihoon terdiam, berfikir sebentar, "nggak ada deh kayaknya.." Jihoon berjalan kearah dapur, membuka pintu kulkas, dan benar. Gak ada bahan makanan sama sekali, cuman ada beer, dan minuman kaleng yang gak sehat. "Saya cuman tinggal sendiri kalo kamu lupa," Jihoon tersenyum kecil.

Hyunsuk memutar bola matanya, "ya tapi masa gak ada sama sekali?" omelnya, "terus kakak makan apa?"

"fast food?"

"Nggak sehat banget!"

Daripada kayak pacar bohongan, Hyunsuk malah jadi kayak ibu jadi-jadian.

"Kenapa emang? Kamu bisa masak?" Jihoon menyenderkan bahunya dipintu kulkas, sedangkan Hyunsuk berdiri gak jauh didepannya.

"Bisa lah!" jawab Hyunsuk gak santai, mukanya galak. "Aku tinggal sendiri, jadi harus hemat!"

Jihoon tertawa kecil, menurutnya Hyunsuk lucu banget.

"Yaudah besok belanja makanan deh," kata Jihoon mengalah, kemudian dia membuka pintu kulkas dan mengeluarkan satu kaleng cola dingin dan meneguknya langsung.

"Kak," panggil Hyunsuk pelan.

Jihoon menoleh, "hm?"

"Kata Junkyu kakak galak, kaku, dingin... tapi kok kayaknya nggak deh?" Hyunsuk berjalan mendekati Jihoon yang masih berdiri sambil meneguk cola yang Hyunsuk tebak tinggal setengah.

Jihoon menatap Hyunsuk sebentar kemudian mengangkat bahunya, "gak tau juga.. tapi biasanya saya emang gak banyak omong sih?"

"Jangan-jangan kakak naksir aku ya..." goda Hyunsuk, kemudian tertawa pelan. Jihoon ikut tertawa, lalu mendekatkan bibirnya ketelinga Hyunsuk, "ngimpi, anak kecil." Bisiknya pelan. Hyunsuk merengut, namun detik selanjutnya terkejut karena Jihoon mengecup puncak kepalanya sebelum berjalan kekamar.

Pipi Hyunsuk bersemu merah. Rasanya aneh.

Sugary Dad [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang