BONUS: The Rainbow

9.9K 1K 85
                                    

Hyunsuk kembali lagi ke apartemen Jihoon.

Jihoon duduk diatas kasur dengan menyandarkan punggungnya ke headboard. Sedangkan Hyunsuk duduk diantara dua kaki Jihoon dan punggungnya bersandar didada Jihoon. Kedua tangannya dimainkan oleh yang lebih tua. Kadang diusap, diremas atau dibandingkan. Ternyata lucu kalau dilihat. Tangan Hyunsuk seperti menciut saat didalam genggaman Jihoon.

“Kakak kenapa bisa suka aku?” tanya Hyunsuk. Kepalanya sedikit mengadah untuk menatap Jihoon.

“Padahal aku udah ngasih tau tuh tadi,”

“Cie pake aku nih,” goda Hyunsuk. Bahagianya semakin bertambah saat Jihoon tidak lagi memanggil dirinya saya. Rasanya seperti Hyunsuk bukan orang asing lagi, bukan orang yang bikin dia ngerasa kaku. Hyunsuk senang.

Jihoon cengengesan digodain Hyunsuk. “Selain karna kamu rumah. Kamu tuh kayak apa ya,” Jihoon berfikir sejenak untuk mencari kata yang pas. “Kayak penengah gitu antara aku dan diriku. Antara aku dan egoku deh yang lebih pasti.” Jihoon mencium pelipis Hyunsuk singkat. “Bertahun-tahun aku bingung harus apa, harus gimana, keputusan apa yang harus aku ambil, apa tindakkan aku tepat soal hubungan aku dan ayah.

“Kamu baru ketemu aku dan ayah beberapa jam aja tapi kamu udah bisa ngasih jalan keluar tanpa harus menghakimi aku atau ayahku.” Jihoon menatap mata Hyunsuk. “Kamu luar biasa sih makanya aku suka.”

Hyunsuk mengulum senyum. “Keren ya aku,” pujinya kepada dirinya sendiri.

Jihoon tertawa dan mengangguk. Menyetujui ucapan Hyunsuk. “Iya. Kamu keren.”

Kemudian hening. Tidak ada yang berbicara. Hanya ada deru nafas tenang milik Jihoon dan degup jantungnya yang bisa Hyunsuk dengar dengan jelas. Rasanya nyaman. Menyenangkan. Ingin terus begini.

“Kalo kamu,” kata Jihoon setelah keheningan panjang, “kenapa suka aku?”

“Karna kakak kaya,” jawab Hyunsuk cepat.

“Aaaaaah...” Jihoon merengek. Kecewa dan tidak suka. Bibirnya mengerucut.

Hyunsuk terkekeh. Dikecupnya bibir Jihoon sekilas dan mampu membuat empunya kembali tersenyum.

“Kakak tuh rapuh. Rasanya pengen aku jaga. Aku peluk. Aku sayang-sayang,” Hyunsuk menggegam tangan Jihoon erat. “Tapi kakak juga kuat. Kakak mampu ngejaga aku. Bikin aku ngerasa aman. Kayak, aku tuh percaya, nggak akan ada yang bisa nyakitin aku selama ada kakak.”

Senyuman mengembang dibibir Jihoon. Dia kelewat bahagia.

“Aku sayang kamu,” kata Jihoon kemudian. Pucuk kepala Hyunsuk dihadiahi ciuman.

“Aku juga sayang kakak. Makasih udah nerima aku,”

“Makasih juga udah nerima aku disaat kamu udah tau selemah apa aku,”

Hyunsuk mengangguk. “Kakak nggak perlu sempurna supaya aku bisa ngelengkapin kakak.” Dagu Jihoon diusap pelan oleh ibu jari Hyunsuk.

Keduanya saling bertatap. Menyalurkan rasa hangat dan kasih sayang.

Keduanya jatuh cinta. Jatuh berdua. Tidak sendirian. Keduanya bersisian. Tidak berjauhan. Kedua tangan mereka saling menggenggam. Tidak merenggang.

















IYE SUDAD UDAH TAMAT.. MAT MAT.. wkwkwkwkwkkwwk akhirnya... 🥺 terimakasih buat yang udah baca! ni cerita padahal kagak jelas tapi ada juga yang baca :c btw moment fav sudad kalian yang mana? atau yang paling memorable dah.. leh kali cerita2 :3

btw ini nanti bakalan aku revisi ya, nggak akan aku rubah keseluruhan, cuman diperbaiki. once again, thank you! sampai jumpa dicerita chacha yang lain <3

Sugary Dad [COMPLETED]Where stories live. Discover now