IV : Two Lips Met With Sound.

11.3K 1.4K 99
                                    

🔞🔞🔞

"Boleh cium gak?"

Pertanyaan yang Jihoon lontarkan beberapa detik lalu sukses bikin Hyunsuk pusing. Pasalnya, kenapa harus minta izin?

Ah iya, aku udah bilang ask my consent, batin Hyunsuk. Tapi kalau gini jadi Hyunsuk yang bingung. Mau nolak, ya masa cowok seganteng Jihoon ditolak?! Mau nerima.... malu...

Ah, pusing.

Selagi Hyunsuk berfikir, Jihoon menunggu sambil matanya tak lepas dari wajah Hyunsuk.

Tak lama, Hyunsuk mengangguk. Ah, kepalang tanggung. Lagian cuman ciuman, batinnya.

Dan langsung saja Jihoon mendekatkan wajahnya, menghembuskan nafasnya dibelahan bibir Hyunsuk sebelum mempertemukan bibir mereka berdua.

Awalnya hanya menempel, namun kemudian bibir Jihoon mulai melumat bibir bawah Hyunsuk pelan, sedangkan Hyunsuk membalas melumat bibir atas yang lebih tua. Kedua mata mereka terpejam, Hyunsuk mengalungkan kedua tangannya dileher Jihoon, sedangkan satu tangan Jihoon sibuk mengusap pinggang Hyunsuk lembut- yang membuat Hyunsuk melenguh pelan.

"Mmhh.." lenguhan Hyunsuk terdengar disela-sela ciuman mereka. Dan membuat Jihoon mencium Hyunsuk sedikit agak kasar- bibirnya mengulum bahkan menggigit bibir Hyunsuk pelan.

Tangan Hyunsuk tidak tinggal diam, tangannya sibuk bermain dirambut Jihoon- menyalurkan rasa nikmat.

Ciuman itu turun kedagu Hyunsuk sampai keleher, namun bukan hanya ciuman yang diberi Jihoon, melainkan hisapan yang membuat leher Hyunsuk berubah menjadi ungu- gigitan kecil dan jilatan dileher putih Hyunsuk.

"A-ahh, Kak.." seraya, menjenjangkan lehernya, lenguhan Hyunsuk semakin kuat.

Satu tangan Jihoon yang tadi mengusap pinggang Hyunsuk sekarang menggenggam satu tangan Hyunsuk sedangkan tangannya yang lain mengusap paha dalam Hyunsuk- secara sensual.

Hyunsuk pusing. Yang bisa dia lakukan cuman memejamkan mata sambil menarik rambut Jihoon, mendesahkan nama Jihoon, melenguh dan merengek.

"Kak Jihoon- Ah!" jeritnya agak kuat saat tangan Jihoon meremas paha dalamnya dan secara bersamaan menjilat cuping Hyunsuk.

Badan Hyunsuk rasanya lemas.

"Hm?" gumam Jihoon sambil menghembuskan nafasnya diperpotongan leher Hyunsuk yang bikin Hyunsuk makin lemes.

"Kenapa?" tanya Jihoon dengan suara beratnya- tanpa mengangkat wajahnya dari leher Hyunsuk.

"J-jangan banyak-banyak," rengek Hyunsuk pelan. Udah berapa hickey yang dibikin sama kak Jihoon? tanya Hyunsuk didalam hati.

Bagaikan tuli, Jihoon malah membuat tanda semakin banyak. Dan Hyunsuk mendesah semakin ribut.

Kemudian Jihoon kembali mencium bibir Hyunsuk- bibir yang dari tadi sibuk mengeluarkan desahan. Kali ini ciumannya sedikit kasar dan bernafsu, Hyunsuk sedikit kewalahan membalas ciuman Jihoon yang demi Tuhan, Jihoon sangat handal dalam berciuman.

Pun tangan Jihoon tidak tinggal diam, tangannya sudah masuk kedalam kaos Hyunsuk, mengusap punggung mulus Hyunsuk secara sensual. Sedangkan Hyunsuk sedikit membusurkan badannya kala tangan dingin Jihoon menyentuh punggungnya.

Rasanya sekujur badan Hyunsuk mulai hilang fungsi, tidak bisa digerakkan.

"Ugh-" tangan Hyunsuk menepuk punggung Jihoon pelan- memberitahu bahwa dia butuh pasokan oksigen. Jihoon mengecup bibir Hyunsuk pelan sebelum mengangkat wajahnya- mengatur deru nafasnya sambil matanya mengamati Hyunsuk yang terlihat... berantakkan. Berantakkan karena ulah Park Jihoon, dan kemudian tersenyum.

"Katanya cium?" protes Hyunsuk, "kenapa jadi bikin kissmark? Terus tangannya masuk kekaos aku lagi!" Hyunsuk menatap Jihoon- kesal. Wajahnya memerah karena malu.

"Itukan juga cium?" jawab Jihoon, "cium leher?"

"Ih! Kak Jihoooon!!!" rengek Hyunsuk, bibirnya mencebik lucu- dan Jihoon mengecup bibir kecil Hyunsuk.

"Lagi dong," pinta Jihoon sambil tangannya mengusap pipi Hyunsuk lembut.

"Apa?"

Galak.

"Cium lagi, sekalian itu,"

"Nggak!"

"Nanggung, Suk,"

"KAKAK BESOK KEKANTOR!"

"Lah, kan yang bakalan gak bisa jalan kamu, bukan saya," jelas Jihoon. Jarinya mengusap bibir bawah Hyunsuk. Dan langsung saja Hyunsuk menggigit jari Jihoon.

"A-ah! Kok digigit?" Jihoon menarik tangannya dari gigitan Hyunsuk. Sekarang giliran Jihoon yang mengerucutkan bibirnya.

"Gak usah ngaco! Sana tidur," Hyunsuk mendorong badan Jihoon yang sedari tadi mengukungnya.

Jihoon menurut lalu menarik Hyunsuk kedalam pelukannya. Dan dengan senang hati Hyunsuk membalas.

Jihoon mengecup puncak kepala Hyunsuk dan kemudian berbisik tepat ditelinga Hyunsuk, "kapan-kapan saya minta lebih."

Sialan, umpat Hyunsuk.



Hyunsuk terbangun dari tidurnya, ia mengucek matanya pelan kemudian matanya menyusuri seisi kamar Jihoon— dan pandangannya tertuju pada sticky note yang ditempelkan di segelas susu coklat, dan disebelahnya ada sepiring nasi uduk.

Dengan perlahan Hyunsuk menghampiri meja rias tersebut, menarik sticky note yang menempel digelas tersebut lalu tersenyum membaca tulisan yang tertera disana. Tulisan tangan Jihoon rapih.

Selamat pagi atau selamat siang? Saya gak tau kamu bakalan bangun jam berapa, so yeah. Jangan lupa sarapan ya, biar kamu cepet gede. Anggap aja rumah sendiri. Saya kerja dulu ya.

Begitulah yang tertulis di sticky note berwarna kuning itu. Hyunsuk meletakkan sticky note tersebut kedalam saku kemejanya kemudian meneguk sedikit susu coklat yang sudah tidak panas.

“Kurang manis,” gumam Hyunsuk.

Dia meletakkan gelas dimeja sebelum kakinya berjalan mendekati kasur— mengambil ponselnya dan mengirim pesan ke Jihoon juga ke sahabatnya, Junkyu— mau pamer.













Sugary Dad [COMPLETED]Where stories live. Discover now