17. ALANNE 🐰

331 31 0
                                    

Selamat membaca^^
Jejaknya jangan lupa yaa^^
Kalo ada typo langsung kasih tau aja^^

Selamat membaca^^Jejaknya jangan lupa yaa^^Kalo ada typo langsung kasih tau aja^^

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Malam ini Anne gabut.

Dia bingung mau melakukan apa, semua PR untuk besok sudah selesai ia kerjakan. Jadi daripada cuma guling-guling di tempat tidurnya, Anne memutuskan untuk turun dan membantu sang bunda menyiapkan makan malam.

"Bunda?" panggil Anne pas sudah sampai di samping bunda yang lagi menggoreng ayam.

"Anak cantik Bunda kok ke sini? Biasanya diem aja di kamar."

"Bosen, Bun. Anne mau bantuin Bunda aja lah ya, boleh kan?"

"Boleh aja. Bunda seneng malah dibantu." Terlihat dari raut wajah bunda kalau bunda memang sumringah, tersenyum lebar. "Kamu goreng ini ya, Bunda mau masak sayur dulu."

"Siap, Bunda."

Jadilah sekarang Anne sibuk menggoreng ayam, jujur saja Anne paling tidak suka kalau disuruh goreng ayam atau ikan, karena pasti Anne berasa sedang bertarung dengan minyak panas yang bercipratan ke sana-sini.

Saat cipratan minyak pertama mengenai punggung tangannya, Anne menggeram.

"Ish, minyak ini nakal banget, genit banget sih nyiprat-nyiprat ke tangan. Panas banget."

Anne masih mencoba sabar, tapi saat Anne memasukkan potongan ayam lagi malah sambutan minyak panas kembali Anne dapatkan, sekarang kena mukanya.

Anne kewalahan. "Panas anjir, sakit!!"

Pas melirik ke sang bunda malah bundanya lagi sibuk mencuci sayuran. Jadi dengan inisiatif sendiri, Anne mematikan kompor lalu berlari ke garasi.

"Anne, mau kemana?!" Bundanya yang kaget refleks berteriak.

Sedangkan Nuka yang lagi menuruni anak tangga sedikit curiga.

"Woy, Ne? Kok ke garasi? Mau kabur lo?!"

Plak!!

Punggung Nuka dipukul oleh ayahnya yang juga lagi jalan di belakangnya.

"Ini anak cowok kalau ngomong gak pernah berubah, asal ceplos aja."

Nuka yang masih kesakitan malah cengengesan, sambil mengusap-usap punggungnya mengikuti sang ayah untuk duduk di sofa depan televisi.

"Ayah gak tau aja sih. Nih waktu kemarin pas Nuka gak bisa jemput Anne, si Anne dianter pulang sama cowok. Lima cowok sekaligus lho, Yah. Bayangin, Anne anak pendiem di sekolah kok bisa-bisanya langsung digebet sama lima cowok."

Ayah melirik Nuka. "Ayah kadang suka heran, kok sikap protektif kamu ke Anne lebih besar dari Ayah ke Anne sendiri. Adik kamu tuh udah besar, udah SMA, wajar kalau temennya banyak."

"Nuka juga seneng kalau Anne punya banyak temen. Tapi ini cowok semua lho, Nuka khawatir, mana pergaulan sekarang bar-bar banget."

"Nuka, kalau soal itu Ayah juga setuju. Kamu boleh lindungi Anne, tapi juga sewajarnya. Jangan terlalu kekang adikmu itu, bisa-bisa dia gak mau deket sama kamu. Hati-hati lho kalau sikapmu yang curigaan begini bisa buat Anne jaga jarak ke kamu."

[1] ALANNE ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang