Empat Belas

19 6 0
                                    

~~~
Salju pertama, pekan ujian, lalu ini saatnya. . .

libur musim dingin.

'Jingle bells, jingle bells, jingle all the way. . .'

Suara pemutar kaset yang memutar lagu natal menguar di udara. Aku masih melanjutkan acara menghias cupcake ku, sebelum kelly kemudian menegurku dengan tingkahnya yang seolah adalah orang dewasa.

"Ah, nona hyerin! Hentikan itu."

Aku mengerucutkan bibirku dengan kesal, namun tetap membiarkan kelly mengambil plastik berisi krim warna dari tanganku. Ia lalu menghiasi cupcake yang masih tersisa dengan sangat lihai, cukup untuk membuatku terkesan. Kelly lebih seperti patiseri yang handal daripada seorang anak taman kanak-kanak.

Alunan lagu natal yang terdengar di seluruh penjuru rumah tiba-tiba terinterupsi dengan nada dering ponselku yang menandakan ada panggilan masuk. Segera saja aku berlari ke ruang tamu, tempat ponselku berada.

'Song Mingi'

Mingi? Kenapa tiba-tiba ia menghubungiku? Apa ia ingin mengucapkan selamat natal padaku? Aku lalu menerima panggilan itu.

"Hai, mingi. Ada apa?"

Mingi terdengar menghela napasnya di seberang telepon.

"Kyunghee ada acara lain saat malam natal nanti."

Ia mengatakan itu dengan nada lesu. Aku terkesiap. Oh, ayolah. Semua orang sibuk di malam natal, dan mereka bahkan bukanlah sepasang kekasih yang sampai harus membatalkan acara keluarga masing-masing.

"Keluargaku juga sudah terlanjur pergi tanpaku."

Entahlah, aku tak bisa berkata-kata. Haruskah aku mengundangnya ke rumah? Lagipula disini hanya ada aku, ibu, kelly, dan semua makanan ini. Aku sempat ragu, tapi pada akhirnya aku mengundang mingi untuk datang.

"Apa kau mau datang ke rumahku?"

Mingi terdengar senang, aku bahkan bisa mendengarnya melompat-lompat kecil disana.

"Tentu saja!!"

"Temanmu?"

Aku mengalihkan pandanganku pada ibu, lalu menganggukkan kepalaku. Mingi lalu mematikan sambungan teleponnya denganku.

"Dia sangat menyukai kyunghee."

Aku memberitahu ibu sambil terkekeh kecil. Setelahnya aku kembali ke dapur.

"Oh!! Aku melupakan sesuatu."

Hampir saja aku mengumpat saat teringat sesuatu. Ibu menatapku dengan pandangan bertanya.

"Bukankah kita nanti akan pergi ke panti asuhan?"

Aku bertanya pada ibu dan teringat jika kita sedang membuat cupcake untuk dibawa kesana nanti. Aku benar-benar bodoh. Aku lupa jika kelly berasal dari panti itu dan ia ingin merayakan natal tahun ini disana.

"Kenapa memangnya? Apa kau mengundang temanmu untuk datang malam ini?"

Aku menggelengkan kepalaku dengan lesu.

"Mungkin seharusnya aku memberitahunya jika aku sedang sibuk."

"Tak apa, aku bisa pergi dengan kelly. Kau bisa berjalan-jalan dengan temanmu."

Ibu berujar sambil tersenyum padaku, membuatku juga ikut tersenyum. Aku beruntung memiliki ibu yang keren seperti dirinya. Sekarang, lebih baik aku bersiap-siap untuk nanti.

Cupid || ATEEZ MingiWhere stories live. Discover now